PART 6

51 5 3
                                    

"Kak!", seru Demi saat Tiara merebut kotak kecil tersebut dari dekapannya.

Demi mengerutkan keningnya. Ia bingung bagaimana bisa Tiara merebut kotak kecil itu begitu saja, apalagi Tiara sempat terkejut melihat kotak tersebut ada pada Demi.

"Kakak apaan sih main rebut rebut segala?! Itu kan kotak aku! Aku yang menemukan itu! Kembalikan Kak!", seru Demi dengan nada sedikit kesal. Bukan sedikit, tapi memang sudah kesal.

"Darimana kamu mendapatkan kotak ini?", tanya Tiara.

"Dari gudang. Sudah sini kembalikan!!", balas Demi sambil terus berusaha menggapai kotak kecil itu dari tangan Tiara. Namun Tiara begitu gesit memindahkan kotak itu hingga Demi kesulitan mendapatkannya.

"Kotak ini milik Kakak", kata Tiara pelan. Demi terdiam. Ia memandang kearah Tiara seolah-olah tidak percaya akan apa yang dikatakannya.

"Bohong. Kotak itu aku temukan di gudang. Sudah sini kembalikan!", balas Demi yang tampak semakin kesal.

"Ish sapa yang bohong sih. Ini memang kotak Kakak! Ini dari Darren!", jawab Tiara.

"Darren? Mantan suami Tiara?", batin Demi.

"Ngapain Kak Darren kasih kotak itu ke Kakak?", tanya Demi dengan keheranan.

"Kotak ini isinya kalung Kakak dari Darren. Sewaktu kami menikah, Darren membelikan kalung ini untukku", jawab Tiara singkat.

Demi terdiam. Sebenarnya agak aneh juga apabila Tiara menyimpan sebuah kalung dalam kotak yang ukurannya terlalu besar untuk benda seperti kalung. Apalagi, kalung itu tampak begitu berharga bagi Tiara. Tapi, mengapa Tiara meletakkannya begitu saja dalam gudang? Dan mengapa ia tidak ingin Demi mengambilnya kalau memang dia sudah 'membuangnya' ke dalam gudang?

"Kakak mau melanjutkan memasak dulu. Sudah sana ganti baju. Sebentar lagi makanannya siap", kata Tiara memecahkan lamunan Demi. Tiara pun segera berjalan meninggalkan Demi sambil terus mendekap kotak kecil tersebut.

Hari ini adalah hari kedua masuk sekolah bagi Demi. Tidak ada ujian, hanya ada beberapa tugas. Bagi Demi ini cukup berat, apalagi dia adalah murid baru. Tetapi rupanya tidak terlalu sulit juga bagi Demi untuk mengejar ketinggalannya. Bisa diakui, selain tampan, Demi juga memilikki otak yang cerdas. Dia memang jarang belajar, tetapi dia suka membaca buku-buku ataupun koran sehingga pengetahuannya sangat luas. Bahkan, tidak seperti kebanyakan laki-laki yang menyimpan kaset video games, Demi justru menyimpan buku-buku ensiklopedia.

"Pagi, Delia", sapa Demi dengan sangat ramah. Senyumnya yang sangat manis membuat lesung pipinya yang dalam tampak begitu jelas.
Delia tidak mengatakan apapun, kecuali melemparkan senyuman manisnya itu pada Demi. Melihat senyuman Delia, rasanya hati Demi seperti berbunga bunga dan tak kalah cerah dengan cuaca pagi ini.
"Hai, Demi", sapa Leonni yang tiba-tiba entah darimana muncul begitu saja.

"Oh, hai", balas Demi singkat. Ia benar-benar tidak ingin menanggapi perempuan satu ini. Entah kenapa, rasanya setiap Leonni ingin mendekat, justru Demi semakin ingin menghindar.

"Dem, kamu bisa tidak besok datang ke acara pesta ulang tahunku di Hotel Starlight? Besok kan libur, jadi aku berniat untuk memulai acar itu jam 10 pagi. Bagaimana?", tanya Leonni.
Demi terdiam sejenak. Kemudian ia menoleh kearah Delia yang sedari tadi sibuk mengerjakan PR Fisika. Sebenarnya Demi tahu kalau pikiran Delia tidak ada pada soal-soal Fisika itu.

"Boleh. Tapi aku butuh teman. Sepertinya Delia bisa menemaniku", jawab Demi sambil tersenyum kearah Delia. Delia tampak terkejut mendengar namanya yang tiba-tiba saja disebut. Apalagi, Leonni menjadi begitu kesal melihat wajah Delia. Acara ini memang Leonni adakan untuk mencari perhatian di depan Demi, tapi gagal begitu saja karena Demi ingin mengajak Delia.
Kalau ditolak, pasti Demi tidak akan datang dan acara itu tidak berarti apapun untuknya. Tetapi, kalau diterima, sama saja ia mengundang 'musuh' nya untuk datang ke acara spesialnya.

"Bagaimana?", tanya Demi sekali lagi.
"Oke. Datanglah bersama Delia. Aku tunggu jam 10. Jangan lupa ya", balas Leonni kemudian pergi begitu saja dengan langkah kaki kesal.

Demi tertawa kecil melihat Leonni yang tampak kecewa. Belum lagi ekspresi wajah Delia yang masih polos dan tidak tahu apa-apa.
Tiba-tiba saja Delia mencubit lengan Demi sambil memanyunkan bibirnya.

"Eh kamu gila ya! Sakit!", seru Demi sambil mengusap lengannya yang memerah karena cubitan maut Delia.

"Kamu apa-apaan sih Dem?! Bisa bisanya bilang seperti itu kepada Leonni. Ahh..pantesan Leonni itu selalu memandangku dengan sinis..ternyata karena cemburu", gerutu Delia.

Demi pun tertawa kecil mendengar gerutuan Delia. Hal tersebut membuat Delia semakin kesal dan ingin mencubit Demi. Sayangnya, Demi begitu gesit melarikan diri dari cubitan Delia.

"DEMIIII!! AWAS YA KAMUUUUU!!!!!!"

♡♡♡♡♡

Demi merebahkan dirinya diatas kasur. Ia memandang ke langit langit kamarnya sambil tersenyum bahagia. Hari ini, dia dan Delia melakukan suatu hal yang begitu mengenang di hatinya.
Tadi, sepulang sekolah, Delia mengajak Demi untuk pergi ke taman bermain. Disana mereka bermain balon gelembung, makan permen gulali, dan masih banyak lagi. Memang tidak terlalu lama, tetapi bahagianya bagi Demi sangat membekas hingga sampai saat ini.

Tiba-tiba saja Demi teringat akan sesuatu! Ia segera turun dari tempat tidurnya dan melihat kearah bawah tempat tidurnya. Ia bernafas lega saat melihat buku hitam yang ditemukannya di lemari pakaian itu, masih ada dan masih utuh. Demi pun segera meraih buku hitam tersebut. Ia meniup niup debu-debu yang ada pada cover buku tersebut sambil mengusapnya dengan tangannya.

Perlahan-lahan, Demi membuka buku hitam tersebut. Rasa penasaran yang meliputi hatinya akan buku hitam tersebut semakin terasa. Dan kini jantungnya berdetak begitu cepat.

Demi terdiam sejenak saat buku hitam tersebut telah dibukanya. Ia mengatupkan mulutnya namun matanya terbelalak dengan lebar.













Horeyy!! Sudah part 6 nih! Terimakasih banyak yang sudah mau membaca Black Book : Sungai Sanville.

Sayang banget, minggu ini aku harus menghadapi ujian akhir semester terlebih dahulu. Itu artinya, aku akan jarang banget update part part barunya. Tapi tenang aja karena aku akan kembali dengan cerita yang semakin oke dan mengupas setiap misterinya!

Ditunggu ya!💋

BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang