PART 5

49 7 3
                                    

Suasana kelas begitu sepi saat bel istirahat berbunyi. Semua siswa segera berlari menyerbu kantin. Hanya ada beberapa orang yang tetap tinggal di dalam kelas, termasuk Demi. Sebenarnya Delia sudah menawarkan untuk makan bersama di kantin. Tetapi Demi menolaknya dengan alasan ingin mengerjakan beberapa soal matematika karena ia tidak ingin tertinggal dengan yang lainnya. Sekarang Demi benar-benar merasa kesepian. Di dalam kelas tersebut, hanya ada 2 orang laki-laki yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu, seorang perempuan yang sedang terfokus pada layar HP nya..dann yah! Seorang perempuan centil yang sedari tadi tidak bosan-bosannya memandangi Demi.

Sejak awal masuk kelas tersebut, Demi merasa bahwa perempuan itu tidak berhenti memandanginya. Sebenarnya Demi merasa tidak nyaman juga, tetapi apa daya. Ia sendiri tidak berani untuk menegur perempuan itu. Lagipula, semua orang berhak untuk melihat selama memilikki mata.

Tiba-tiba, perempuan tersebut bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Demi.

"Semoga dia tidak kesini", batin Demi.

Sayang, perempuan tersebut malah duduk tepat di depan Demi. Ia terus menerus memandangi Demi sambil tersenyum centil. Sekarang Demi bisa melihat perempuan ini dengan jelas. Tampangnya lumayan, bahkan lebih dari Delia. Kulitnya putih mulus, tinggi, rambutnya hitam kelam dan ikal, bulu matanya lentik, dan hidungnya mancung sekali. Hanya saja tingkah centilnya yang membuat Demi menjadi geli sendiri.

"Hai", sapa perempuan tersebut.

"Hai juga", balas Demi.
Perempuan itu mengulurkan tangannya pada Demi. Demi membalas uluran tangan itu dengan sedikit ragu-ragu.

"Namaku Leonni. Kamu bisa memanggilku Leonni atau Leo saja", kata perempuan bernama Leonni itu.

"Oke", sahut Demi singkat.

Ia segera melepaskan tangannya dari uluran Leonni dan kembali menyibukkan diri dengan berbagai soal matematika di hadapannya. Entah mengapa, kedatangan Leonni justru membuyarkan konsentrasinya saat ini.

"Nih. Aku belikan kamu sandwich", kata seorang perempuan sambil mengulurkan sebuah sandwich di tangannya kepada Demi.
Demi mengangkat kepalanya dan tak disangka perenpuan itu adalah Delia. Ia bernafas lega. Setidaknya karena kedatangan Delia ini, Leonni sedikit menjadi kesal dan akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.

"Thankyou, Del. Padahal aku nggak minta kamu beliin sandwich loh", kata Demi sambil melahap sandwich keju daging yang ada di tangannya saat ini.
Delia hanya diam dan tetap terfokus pada kentang goreng yang dinikmatinya. Entah mengapa, bukannya menjadi konsentrasi mengerjakan soal, kini Demi beralih memperhatikan Delia. Walaupun, Demi memperhatikan Delia secara diam-diam. Sesekali wajah Demi memerah saat melihat wajah Delia yang amat sangat manis menurutnya itu.

"Enak gak sandwichnya?", tanya Delia memecahkan lamunan Demi.
"Ohh..ngg..enak..enak kok. Enak banget hehehe", jawab Demi dengan sedikit terbata-bata.

"Dem, nanti anterin aku pulang ya?", tanya Delia.
Demi sedikit terkejut. Namun akhirnya kemudian dia tersadar kembali dan mengiyakan permintaan Delia untuk mengantarnya pulang ke rumah.

Rumah Delia tidak jauh dari rumah Demi, yaitu sekitar 500 meter dari rumah Demi. Kali ini Demi mengantar Delia dengan sebuah motor yang baru saja Delia beli akibat kecelakaan sepeda itu. Awalnya orang tua Delia begitu marah saat mendengar sepeda itu masuk kedalam kubangan lumpur sawah dan ia terluka di bagian lutut. Orang tua nya menyalahkannya karena tidak mau memeriksanya setiap minggu di bengkel. Namun, kemudian orang tua Delia membelikan sebuah motor baru baginya. Memang tidak bagus, hanya sebuah motor keluaran lama. Tetapi setidaknya Delia tidak perlu susah-susah berjalan menuju sekolah.

"Terimakasih ya sudah mau antar aku ke rumah. Oh ya kamu nggak mau mampir dulu, Dem?", tanya Delia sambil memarkirkan motornya di depan garasi rumahnya.

Demi tersenyum sambil terus memperhatikan keseluruhan rumah Delia. Rumahnya tidak terlalu besar, sederhana, tetapi sangat menyenangkan. Ada banyak tumbuhan yang ditanam disana sehingga udaranya terasa sejuk sekali. Selain itu, di dekat taman kecilnya, juga disediakan 2 buah ayunan.

"Dem?", panggil Delia sekali lagi.
"Hah?", balas Demi dengan memasang tampang polosnya.

Delia tertawa kecil melihat tampang polos Demi tersebut. Benar-benar lucu!

"Kamu nggak mau mampir ke rumahku dulu sebelum pulang?", ulang Delia pada Demi.

"Ohh.. nggak deh, Del. Aku langsung pulang saja. Kasihan kakakku di rumah sendirian", balas Demi.

Tiba-tiba Delia terdiam. Wajahnya yang tersenyum manis, tiba-tiba menjadi ekpresi datar. Seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya saat itu.

"Del ? Kamu kenapa? Kamu baik baik saja kan?", tanya Demu dengan nada khawatir karena melihat ekspresi Delia yang berubah begitu saja.

"Kamu punya kakak?", tanya Delia.

"I..ya..Memangnya kenapa, Del?", balas Demi.

Delia hanya terdiam, kemudian menggelengkan kepalanya sambil mencoba tersenyum lagi pada Demi. Demi membalas senyuman tersebut meskipun dalam otaknya ada banyak pertanyaan yang membuatnya bingung saat ini.

♡♡♡♡♡

"Kak, Demi pulang!", sapa Demi pada Tiara saat memasuki rumahnya itu.
Namun, tidak terdengar balasan dari Tiara.

"Mungkin dia tidak dengar atau sedang sibuk", batin Demi.

Ia pun segera membawa dirinya menuju ruang kamar dan merebahkan diri diatas kasur. Walaupun hari ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi Demi, tetap saja rasanya begitu melelahkan. Apalagi Demi benar-benar harus mengejar ketinggalannya dari teman-teman sekelasnya. Ia tidak ingin nilainya hancur hanya karena ia adalah murid baru pindahan.

Tiba-tiba saja terdengar suara keras dari arah gudang. Demi mengerutkan keningnya dan ia pun segera berlari menuju gudang. Entah mengapa saat ini pikirannya tertuju pada Tiara. Demi khawatir kalau kalau terjadi sesuatu pada Tiara.

Namun apa yang dikhawatirkan Demi tidak terjadi. Hanya saja sekarang Demi merasa bingung, karena di dalam gudang itu sangat gelap dan tidak ada apapun. Bahkan, tidak ada barang yang jatuh hingga menimbulkan suara sekeras itu. Demi pun mengeluarkan HP nya dan menyalakan senter, kemudian berjalan menyusuri gudang itu. Sesekali ia dikagetkan oleh tikus-tikus nakal yang berlarian melewati kakinya.

Tiba-tiba pandangan Demi jatuh pada sebuah kotak kecil yang terletak di depan pintu gudang. Ia mengerutkan keningnya. Ia merasa tidak melihat kotak itu saat memasuki ruang gudang tersebut. Demi pun berjalan mendekati kotak kecil tersebut, dan meraihnya perlahan.

Kotak kecil itu tampak indah sekali. Bagian luarnya dilapisi dengan beberapa kilauan emas dan penampilannya pun sangat cantik sekali. Bahkan, kotak tersebut tidak lusuh dan berdebu seperti barang-barang lain yang ada di gudang itu. Demi pun menggotong kotak itu dan membawanya menuju kamarnya.

Demi menghentikan langkahnya saat melihat Tiara sudah berdiri tepat di depan kamar tidurnya.

"Kak? Sejak kapan Kakak di depan kamarku?", tanya Demi.

"Baru saja. Kakak dengar kamu memanggil Kakak. Berhubung Kakak masih membersihkan kamar mandi, Kakak baru bisa mendatangimu sekarang", jawab Tiara.

Pandangan Tiara yang semula pada Demi, beralih kepada kotak kecil yang ada dalam pelukan Demi. Ia berjalan mendekati Demi dan merebut kotak kecil tersebut.

"Kak!", seru Demi terkejut.











Hmm..kira-kira apa sih isi dari kotak kecil "misterius" itu...????
Jangan lupa untuk vote dan comment ya!💟

BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang