PART 9

38 1 0
                                    

Sinar matahari pagi memasuki kamar tidur Demi melalui celah-celah jendela. Terdengar samar samar kicauan burung yang begitu merdu, menambah keindahan pagi hari ini.
Demi membuka matanya perlahan sambil menguap lebar. Walaupun sudah terbangun, ia tetap memilih untuk bersembunyi di balik selimutnya.

Hari ini adalah hari Minggu dan tentu saja Demi tidak masuk sekolah. Ia berniat untuk mengajak Tiara menuju taman Sungai Sanville. Biasanya, di hari Minggu pagi seperti ini, taman Sungai Sanville akan sangat ramai dengan orang-orang yang berolahraga atau hanya sekedar menikmati pemandangan indah. Tidak hanya itu, Demi berharap ia bisa mengingat sedikit "malam manis" nya bersama dengan Delia.

Demi pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ruang dapur. Ia tahu kalau Tiara berada di dapur karena aroma nasi goreng yang sangat menggoda tidak bisa lagi dipungkiri.

Tanpa berbasa basi lagi, Demi segera mengambil piring dan menuangkan nasi goreng yang telah tersedia di tengah meja makan. Demi memang paling menyukai masakan nasi goreng, apalagi khusus buatan Tiara. Ia memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya dan mengunyahnya dengan semangat. Ia tidak mau nasi goreng di pagi harinya itu berakhir di tempat lain, selain perutnya.

Tiara yang sedari tadi mengamati Demi yang begitu lahap, hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Ia pun segera menghampiri Demi dengan satu piring capjay. Mata Demi semakin berbinar melihat capjay yang masih mengeluarkan kepulan asap nya itu.

Tiara pun segera meletakkannya diatas meja dan menyendokkan beberapa capjay ke dalam piring Demi.
"Dem, kakak pergi dulu ya. Kakak ada urusan", kata Tiara.

Demi memandang Tiara heran, kemudian meletakkan sendoknya. Ia buru-buru menelan makanan dalam mulutnya, lalu meminum segelas air.
"Tunggu.. kakak mau pergi? Kemana? Ini kan hari Minggu", balas Demi.

"Nggg..yaahh..ada beberapa urusan yang harus Kakak selesaikan", jawab Tiara.

"Urusan? Urusan apa?", tanya Demi.
"Kakak nggak bisa lama-lama, Dem. Kakak harus pergi sekarang. Nanti setelah makan, kamu bereskan piring-piringnya ya. Maaf, Kakak buru-buru", balas Tiara sambil beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar rumah. Tiara tampak begitu tergesa-gesa.

Demi masih terus memandang Tiara dengan heran, hingga Kakaknya itu menghilang dari balik pintu. Ia terdiam dan terus berpikir apa sebenarnya urusan yang ingin diselesaikan oleh Tiara hingga ia merelakan hari Minggu santai nya itu. Demi tahu benar Tiara sangat menikmati hari Minggu nya. Bahkan Tiara akan sangat marah apabila Demi tidak bisa meluangkan waktu bersama di hari Minggu. Tidak hanya itu, Tiara juga sering menolak pekerjaan-pekerjaan dadakan yang ada di hari Minggu. Tiara sangat menyayangkan hari Minggunya, tetapi kali ini berbeda. Urusan itu membuat Tiara merelakan hari Minggu kesayangannya. Jadi, urusan apa yang membuat Tiara berbeda kali ini?
Demi kembali menyuapkan nasi goreng ke dalam mulutnya, meskipun kali ini ia tidak selahap tadi. Otaknya masih terus tertuju pada Tiara.

Seusai makan, Demi segera membereskan piringnya dan bersiap-siap menuju Sungai Sanville. Hari ini ia terpaksa menuju Sungai Sanville sendirian karena Tiara yang tiba-tiba menghilang begitu saja.

Suasana Minggu pagi di Sungai Sanville sangatlah ramai. Mulai dari anak-anak kecil yang sedang bermain hingga orang-orang dewasa yang sedang asyik berolahraga atau hanya sekedar duduk santai menikmati udara segar serta pemandangan indah Sungai Sanville. Demi pun berlari kecil mengelilingi taman Sungai Sanville yang tidak terlalu luas itu.
Sambil berlari kecil, Demi menikmati sejuknya udara pagi hari. Ia mengambil earphone dari dalam sakunya dan memutar lagu Justin Bieber - That Should Be Me, kemudian berlari kecil kembali. Sudah lama Demi tidak menikmati kegiatan-kegiatan seperti ini. Dulu sewaktu masih berada di rumah lamanya, Demi sering olahraga pagi bersama teman-temannya. Mulai dari bermain basket, futsal, bulu tangkis, atau hanya sekedar lari pagi. Terkadang Demi dan teman-temannya memilih untuk bersepeda bersama mengelilingi kompleks perumahan.
Semua kenangan indah bersama teman-temannya itu tidak akan terlupakan oleh Demi. Demi merindukan suasana teman-teman lamanya, meskipun ia sangat membenci rumah lamanya yang terasa bagaikan neraka.

Beberapa menit kemudian, Demi duduk diatas rerumputan sambil memijat pelan kakinya. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Tiba-tiba saja ia teringat akan "malam manis" nya bersama Delia. Kini ia menyadari bahwa ia duduk di posisi tenda nya dengan Delia semalam. Demi tertawa kecil sambil menyentuh rerumputan di sekitarnya tersebut dengan perlahan. Ia mengingat kembali ciuman pertama yang diterimanya dari Delia. Ia tidak menyangka bahwa Delia akan menghampirinya dan menciumnya dengan lembut. Demi belum pernah merasakan ciuman dengan perempuan, bahkan saat ia berpacaran dengan Keisha. Namun Demi dapat merasakan bahwa ciuman Delia semalam sangat menenangkan hatinya dan terasa begitu lembut.

"Mengingat kejadian semalam?"

Demi mengerutkan keningnya kemudian perlahan-lahan mengangat kepalanya. Ia sedikit terkejut melihat perempuan yang berdiri tegap di dekatnya itu.

"Delia????"

"Hai!", sapa Delia dengan ramah.
Delia pun segera duduk di dekat Demi sambil menikmati indahnya pemandangan Sungai Sanville. Demi sendiri masih terheran-heran dengan Delia yang muncul begitu saja di hadapannya, padahal saat itu ia sedang memikirkan ciumannya bersama Delia.

"Ka..ka..kamu sedang apa disini?", tanya Demi dengan sedikit terbata-bata. Delia tertawa kecil kemudian mengalihkan pandangannya kepada Demi. Seketika itu juga Demi merasa salah tingkah dan segera mengalihkan pandangannya dari Delia.

"Aku sering olahraga pagi disini. Apalagi kalau hari Minggu. Suasana disini sangat menyenangkan, jadi sayang kalau dilewatkan", balas Delia.

"Ohh..ya..itu benar. Suasana pagi hari di Sungai Sanville sangatlah berbeda. Sayang sekali Kakakku tidak bisa menikmatinya bersamaku hari ini", jawab Demi.
Delia terdiam tanpa menjawab sepatah kata pun, walaupun jawaban Demi barusan masih terpikirkan olehnya.

Tiba-tiba saja pandangan Demi jatuh pada seorang perempuan yang sedang berdiri di salah satu tepi Sungai Sanville. Perempuan tersebut tampak asyik berbicara dengan seorang laki-laki di hadapannya. Demi terus memperhatikan perempuan tersebut karena jaraknya yang sangat jauh.

"Tiara?", batin Demi.

Demi pun segera bangkit berdiri untuk menghampiri perempuan tersebut tanpa menghiraukan Delia yang memanggilnya sejak tadi.
Tiba-tiba saja seorang anak laki-laki menabrak tubuh Demi hingga ia pun terjatuh. Demi terkejut bukan main, namun kemudian ia segera menolong anak laki-laki tersebut. Ia memeriksa kaki dan tangan anak tersebut, kalau-kalau ada luka parah disana.

"Maaf ya, Dik. Kakak tidak sengaja", kata Demi.
"Tidak apa-apa, Kak", balas anak tersebut.

Demi tersenyum manis kepada anak tersebut, kemudian bangkit berdiri untuk menghampiri sesosok Tiara yang dilihatnya tadi. Namun, sesosok Tiara tadi sudah menghilang begitu saja dan tidak terlihat dimanapun. Demi mencari-cari ke seluruh penjuru taman, namun ia tidak menemukan kembali sesosok Tiara tadi. Ia menghela nafas sambil terus mengamati seluruh taman Sungai Sanville.
"Kakak mencari siapa?", tanya anak laki-laki tersebut.

Demi segera berlutut di hadapan anak itu sambil memegang tubuhnya dengan lembut.
"Bukan apa-apa kok, Dik", balas Demi.

"Kalau begitu seharusnya Kakak pulang sekarang", kata anak laki-laki tersebut.
Demi mengerutkan keningnya mendengar kata-kata anak itu.

"Apa maksud anak ini menyuruhku pulang?"

"Hmm.. kenapa Kakak harus pulang sekarang, Dik? Kan Kakak masih mau bermain disini", balas Demi.
"Ya.. karena sesampainya di rumah Kakak harus mencari tahu banyak hal yang tersembunyi disana"

Demi semakin heran dengan perkataan anak tersebut.

"Maksudnya?"
"Lebih baik mencari tahu daripada terbongkar seluruhnya. Lebih baik berhati-hati daripada hancur seluruhnya"

Demi semakin bingung. Apa maksud anak laki-laki ini????













Aduhh maaf bangett yah wattpad-ers karena post untuk part 9 nya lama bangettt.. maaf ya jadi membuat kalian menunggu lama.


Gimana? Makin seru nggak nih ceritanya?? Jangan lupa untuk memberikan vote dan saran disini ya! Saran kalian sangatttt aku harapkan untuk kemajuan cerita ini. Selamat membaca!

BLACK BOOK : SUNGAI SANVILLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang