Part 2

568 19 2
                                    

Balik lagi dari cerita kemarin yang sempat aku gantung. Betewe, gimana tuh foto diatas? Ngiler gk? Hehe.
Semoga kalian suka sama cerita aku! Vote and comment yah! 💕
Mulmed: Teddy

***

Teddy POV

Aku melihat dia yang sedang menunduk dipojok lift. Iya dia, cewek aneh yang menabrak dan membuat handphone mahal ku retak. Rasanya masih kesal. Terlintas di pikiranku untuk mengerjainya. Harus kuakui dia memang cantik dan imut, tetapi aku tidak menyukai nya, dia terlalu polos untukku.

Aku menyelinap kebelakang dan berdiri disebelah cewek aneh itu.

"Hei nona, tak mau kah kau minta maaf kepadaku?" Aku berkata pelan sambil menyeringai. Aku menahan tawaku saat melihat ekspresinya seperti melihat hantu. Dia langsung terburu-buru pergi setelah pintu lift terbuka, aku hanya memandang punggung nya sambil tertawa kecil.

Aku berjalan ke parkiran mobil, dan melihat cewek aneh itu sedang memasuki sebuah cafe. Oh, rupanya dia kesitu.

***

Hellen POV

Aku menutup mataku lalu menetralkan isi otakku, dan tiba-tiba ada yang menyentuh pundakku.

"Maaf dek, green tea latte nya sedang kosong, mau diganti yang lain?" Aku membuka mataku dan melihat pelayan cafe yang sedang membawa catatan kecil dan pulpen berdiri disebelah ku.

"Emm, kosong yah? Yaudah ice chocolate aja deh, mbak" sahutku kepada pelayan cafe tersebut. Pelayan itu pergi setelah mencatat pesanan ku.

Aku membuka pesan dari kak Marcell yang tadi sempat tertunda karena si cowok mesum itu.

From: Kak Marcell

Dek, kakak mau cerita nih, tapi lebih enak kalau ngomong di telepon, nanti kalo kamu ada waktu, telepon kakak ya💕💕

Kakak ingin cerita? Cerita apa ya? Aku meneleponnya setelah diatas saja.

"Astaga, aku baru ingat!" Teriakku cukup keras.

"Ada apa dek? Pesanannya ada yang kurang? Atau mau diganti?" Tanya pelayan cafe itu sambil menenteng menu cafe.

"Ehh.. enggak kok, enggak mau apa-apa" aku tergagap-gagap saking malunya.

Berarti, si cowok mesum itu tinggal disebelah unitku dong? Yaampun, sial banget sih, aku menggerutu dalam hati.

Pelayan itu datang kembali dengan membawa sepiring spaghetti dan segelas ice chocolate diatas nampan.

"Silahkan, dek" pelayan itu membungkuk dan berbalik.

"Terimakasih" jawabku dengan lesu lalu menghabiskan spaghetti dan ice chocolate tanpa nafsu makan.

***

Aku sudah berada didalam lift yang membawa ku kelantai 11. Aku membeli cemilan untuk bergadang nonton film. Mumpung besok hari Sabtu, jadi tidak masuk sekolah.

Aku melewati unit kamar disebelah unitku yang tadi memperdengarkan suara debat antara sepasang kakak beradik, tetapi tidak terdengar apa-apa lagi sekarang. Aku berhenti didepan unit kamarku dan masuk setelah membuka kunci pintu.

Setelah mencuci kaki, aku membuka film minions dari kasetku. Entah mengapa sejak pertama kali melihat makhluk kecil berwarna kuning itu, aku langsung menyukainya. Aku duduk di sofa tepat didepan televisi, mengambil handphone dan memencet nomor yang sudah ku afal diluar kepala.

Tut. Tut. "Haiiii dekk!" Sapa kak Marcell dengan semangat.

"Hai bro, gimana kabarmu? I miss you so bad" aku mengambil bantal dan memeluknya.

LET ME LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang