Part 6

327 12 0
                                    

Heihooo!! Maafkan lama updatenya
Enjoy!
Happy reading gaes!💕💕

***

Hellen POV

Tepuk tangan bergemuruh di ruangan ini, Teddy berhasil mempresentasikan visi misi dan logo nya dengan baik.

"Nomor urut 4, Jenny Irawati dipersilahkan,"

Aku melihat nomor urut ku di kertas, aku nomor urut ke 5, habis ini dan aku harus menyiapkan mental.

5 menit.

10 menit.

15 menit.

Astaga, dia presentasi lama banget. Aku udah keringat dingin begini.

"Sekian dari saya, terima kasih kakak-kakak," finally.

"Oke, lanjut ke nomor urut 5, Hellen Adora Jacelyn, dipersilahkan"

Aku maju dengan jantung berdebar kencang. 'Harus bisa Hellen! Fight fight!' Aku menyemangati diriku sendiri didalam hati.

"Selamat pagi semuanya, aku Hellen dari kelas sebelas IPA 1, dan hari ini mau mempresentasikan tentang visi misi ku menjadi ketua OSIS. Sebenarnya sederhana, visi ku adalah memberikan yang terbaik untuk OSIS SMAK 2, menjadikan OSIS SMAK 2 menjadi lebih bisa diandalkan bagi kita semua siswa-siswi dan guru-guru disekolah ini. Misi aku adalah membuat SMAK 2 menjadi sekolah incaran/favorit. Nah, ini dia logo ku," aku memperlihatkan kertas yang dari tadi aku pegang, "logo ku adalah dart. Kenapa aku pilih dart? Karena dart itu fokus pada 1 tujuan, dan kita tidak boleh goyang, kalau goyang, tujuan kita susah tercapai. Sama halnya akan OSIS ini, kita harus fokus pada 1 tujuan, yaitu menjadikan SMAK 2 menjadi sekolah yang terbaik, tidak boleh goyang saat melaksanakan sesuatu, karena akan membuat kita gagal untuk meraih kesuksesan. Motto aku adalah jadilah pemimpin yang cerdas, maka pengikutmu akan mengikuti jejakmu," aku menutup berkas-berkasku dam tersenyum. "Terimakasih" aku menunduk hormat. Tepuk tangan saling bersautan dari kakak kelasku.

***

"Oke, semuanya sudah maju untuk mempresentasikan visi misinya, kalian diberi waktu istirahat 15 menit, lalu datang lagi kesini setelah itu. Kami akan merundingkan dahulu siapa yang akan lanjut kekampanye. Kalian dipersilahkan keluar sekarang," ujar kak Petra.

Aku melangkahkan kaki ku keluar ruang OSIS dan berjalan menuju perpustakaan. Jam 10 lewat 5 menit. Jadi nanti baliknya jam 10.20. Bingung mau kemana, mending baca novel aja.

Aku membuka pintu perpustakaan dan melihat Shelyn sedang berbicara dengan penjaga perpus.

"Shelyn, ngapain disini? Bukannya lagi pelajaran?" Aku mendekati Shelyn.

"Hellen? Wah gimana nih presentasinya? Lancar nggak?" Shelyn berbalik badan menghadapku dan heboh sendiri.

"Orang nanya malah nanya balik. Jawab dulu pertanyaan aku dong," aku melihat sekeliling, orang-orang mulai menatap kami dengan tatapan 'heh berisik tau'. Aku mengajak Shelyn duduk di pojok ruangan. "Ngomongnya nggak usah kencang-kencang," aku memelototinya.

"Iyaiya sori, memangnya tadi kamu nanya apaan?" Shelyn menatapku bingung.

"Ih dodol ya, tadi aku nanya kenapa kamu bisa disini,"

"Oh, aku tadi disuruh cari buku biologi kelas sepuluh di perpus sama Bu Jedar, eh malah ketemu kamu" kata Shelyn sambil menunjukkan buku yang dipegangnya. "Gimana tadi? Sukses?"

"Yaa gitu deh, doain aja ya semoga masuk 3 besar," aku melihat jam tangan ku, sudah pukul 10.15. "lima menit lagi aku balik ke sana nih, padahal baru duduk, kok udah jalan 10 menit ya," aku menggaruk kepala ku.

"Yaudah yuk sekalian temenin aku balik ke kelas," kami bangkit berdiri dan berjalan meninggalkan perpustakaan. "Pak, pinjam dulu ya bukunya, disuruh Bu Jedar" ucap Shelyn sambil tetap berjalan.

"Jangan lupa dibalikin ya,"

"Aku deg-degan nih," aku memegang dadaku dan tersenyum kecut.

"Santai aja kali, Len," Shelyn menepuk pundakku. "Semangat ya! Aku selalu mendukungmu," kami berhenti didepan kelas ku. "Bye, goodluck!" Shelyn membuka pintu kelas lalu masuk. Aku hanya bisa tersenyum membalasnya.

Aku berjalan menuju ruang OSIS yang tidak terlalu jauh dari kelasku. Setelah mengetuk pintu, aku masuk kedalam dan duduk di kursi yang tadi aku duduki.

Aku menatap kak Petra yang berdiri didepan ruangan dengan memegang kertas yang berisi penilaian tadi.

"Kami sudah memilih 3 diantara kalian yang akan lanjut dalam pemilihan ketua OSIS," dia menghela nafas. "Cukup berat menentukannya, tapi kita memilih yang terbaik pastinya. Oke, kami memilih," kak Petra melihat ke kertas digenggamannya. "Teddy, Andrew dan," kak Petra memandang kami lalu tersenyum. "Hellen. Selamat untuk ketiganya, yang tidak terpilih jangan sedih, karena kalian masih dapat menjadi anggota pengurus OSIS."

Aku melihat Teddy yang sedang tersenyum menatapku. Aku mengalihkan pandangan, malas bertatapan dengannya.

"Untuk kalian yang terpilih, kampanye akan dilakukan hari ini juga jam 11 siang ini di aula sekolah. Kami akan mempersiapkan siswa siswi untuk memenuhi ruangan terlebih dahulu, kalian bisa bersiap-siap sekarang."

***

Teddy POV

Aku mengintip kedepan, melihat banyak siswa-siswi yang sudah mulai berdatangan ke aula.

"Gimana, Ted? Siap?" Aku menengok kesebelahku dan mendapati Lyska, kakak kelasku yang sedang menatap ku dengan tatapan mupeng.

"Siap nggak siap sih," aku kembali menengok kedepan.

"Semangat ya! Pasti bisa kok. Lawan kamu nggak ada apa-apa nya deh dibanding kamu," Lyska memegang tanganku. Aku merinding jadinya. Kok bisa-bisanya dia meremehkan Hellen yang jelas-jelas adalah saingan beratku. Aku hanya tersenyum lalu melepaskan tanganku dari genggamannya.

Aku berjalan pergi meninggalkan cewek itu. Serem bro. Tiba-tiba datang kayak setan begitu.

"Semuanya sudah duduk ya, sekarang kita panggil dulu ya calon-calon ketua OSIS kita. Ayo keluar kalian bertiga," ucap kak Cindy, kakak kelasku yang juga anggota OSIS. Aku melihat Andrew dan Hellen mulai berjalan memasuki panggung. Aku mengikuti langkah mereka. Seketika ruangan ini menjadi sangat gaduh penuh teriakan-teriakan saat kami memasuki panggung.

"WAAAA TEDDY! AKU PASTI PILIH KAMU!!!" Teriak seorang cewek dari deretan bangku sebelah kanan. Gila juga tuh cewek. Aku hanya tersenyum tipis.

"Oke oke, kita diam sebentar ya, kita mau dengerin presentasinya mereka dulu," kak Cindy melihat kami sambil menjauhkan mic yang ditangannya. "Andrew urutan pertama, Hellen kedua, Teddy ketiga. Oke?" Kami serempak mengangguk. Aku dan Hellen berjalan ke backstage.

"Tegang banget kayaknya," aku menggodanya yang terlihat tegang.

"Nggak, cuma grogi sedikit," dia menyelipkan poni panjangnya dibelakang telinga.

***

Lanjut nanti lagi ya!
Kritik dan saran dipersilahkan.
Sory kalau ada yang nggak jelas ato kata-katanya kurang bagus.
Laflaf💕💕

LET ME LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang