Part 8

398 12 1
                                    

Say welcome to new mulmed member: Randy! Sebenarnya masih kurang sreg. Jadi kalian coba usul-usulin aja cast apa yang cocok buat karakter Randy.
Happy reading gaes💕💕

***

Hellen POV

"Hellen! Congratz ya!" Aku menerima uluran tangan dari Randy dan tersenyum.

"Makasih ya!" aku melepaskan jabat tangannya.

"Woi Hellen buru! Aku laper nih" Shelyn mengamit tanganku lalu menarikku.

"Duluan ya," aku berpamitan kepada Randy. Randy hanya tersenyum sebagai jawaban.

Shelyn menarikku menuju kantin lalu kami memesan bakso dan jus.

"Bayarin ya, kan situ udah kepilih jadi wakil ketua," Shelyn meminum orange jus nya.

"Lah kan kalau jadi ketua, aku kan jadi wakil" aku menatapnya bingung.

"Ya nggak papa, intinya kan OSIS" Shelyn memakan baksonya dengan lahap.

"Ih bisa begitu," aku melihat saku baju ku, ada 50.000 sih. Cukup lah ya. Bakso doang kok.

"Ini aja ya, nggak pake nambah-nambah. Nggak ada duit lagi," aku menyeruput jus mangga ku, lalu Teddy datang dan duduk di bangku sebelah.

"Hai" sapanya sambil tersenyum.

"Ngapain kesini?" Aku menatapnya sinis.

"Mau gabung aja. Emang nggak boleh?" Dia menancapkan garpu ke baksoku dan memakannya.

"Ih, nggak sopan banget si" aku memukul lengannya kencang.

"Santai dong santai," Teddy mengusap-usap lengannya yang habis kupukul. "Aku cuma mau kasih tau nanti pulang sekolah keruang OSIS ya, kita mau pilih anggota" dia bangkit dari duduknya lalu pergi setelah melakukan kiss bye kearah ku.

"Ih sarap!" Aku menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkahnya. Kulihat Shelyn yang masih tetap asyik melahap baksonya tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya. Dasar rakus.

***

Teddy POV

"Oi bro! Balik duluan ya" Dylan menepuk pundakku lalu melambaikan tangannya.

"Yo, hati-hati" aku membalas lambaian tangannya.

"Teddy!" Aku menoleh ke sumber suara dan kudapati Gaby sedang mendekatiku dengan raut muka dingin.

"Kenapa?" Aku merangkulnya mesra. Dia menepis tanganku dari pundaknya.

"Aku nggak suka kamu pegang-pegang cewek itu!" Dia berteriak histeris.

"Hei, slow down beb" ku lihat kami sudah menjadi tontonan gratis, aku menariknya menuju tempat yang lebih sepi.

"Aku mau putus!" Dia masih berteriak-teriak.

"Why?" Aku menatapnya bingung.

"Aku nggak suka kamu jadi ketua OSIS. Pasti nanti kamu banyak yang suka, terus banyak yang deketin" dia mulai terisak.

"Nggak jadi ketua OSIS juga udah banyak yang deketin kok," ucapku ringan.

"Aku juga nggak suka kamu deket-deket sama dia!" Dia menunjuk ke sembarang arah, aku melihat arah yang ditunjuknya. Tong sampah. Lah siapa juga yang mau deket-deket sama tong sampah?

"Dia siapa sih?" Aku mulai naik pitam. Apa-apaan dia bentak-bentak aku kayak gini.

"Si wakil!" Ucapnya lalu menangis lebih kencang. "Pokoknya aku mau putus!"

"Yaudah kalau kamu maunya begitu, kita putus sekarang" aku menatapnya dingin lalu berjalan meninggalkannya.

"Ih kok kamu main pergi aja si. Kok kamu nggak nahan-nahan aku supaya nggak putusin kamu?" Dia menarik lenganku dan menangis dipundakku.

LET ME LOVE YOU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang