PROLOG

4.3K 194 61
                                    

Buku itu masih setia di pangkuannya, tangannya masih setia menari-nari di atas kertas putih dengan bolpoin yang digenggamnya. Rambut gelombang panjangnya yang ia urai berkibar akibat tiupan angin sore yang selalu kencang dan membuat wajah cantiknya terlihat. Senyumnya selalu mengembang, menikmati kebebasan dirinya saat ini.

Hai Semesta
Aku kembali. Kembali lagi di tempat yang selalu aku rindukan saat aku berada di sana. Tempat yang selalu mengingatkanku tentang kenangan itu. Kejadian demi kejadian bersama mereka sahabatku masih terngiang jelas di ingatanku. And hopefully it does not happen again.

Setelah ia menulis semua yang ada dipikirannya, ia merobek kertas itu dan melipat-lipatnya menjadi sebuah bentuk pesawat. Dirinya langsung bergegas mendekat ke pinggiran bukit itu. Dilihatnya pesawat kertas itu, lalu tangannya dengan cepat menerbangkan pesawat itu. Pesawat itu pun terbang tertiup angin.

Saat ia melihat pesawat itu telah jauh, dirinya bergegas untuk kembali lagi ke tempat awalnya. Tubuhnya ia baringkan di hamparan rerumputan luas yang berada di bukit itu.

Terdengar suara pijakan kaki dari belakang, ia terusik dengan keberadaannya. Ia pun berdiri dan mencari arah suara itu berada. Di tatapnya seorang cowok berbadan tegap, putih, dengan wajah datarnya yang bisa dibilang staycool.

Cowok itu tak menggubris dirinya yang terdapat di dekat cowok itu. Cowok itu terus memandangi langit senja. Ia membuang napasnya dengan kasar, lalu ia membuka buku hariannya.

Cowok yang masih ada di situ tadi memandangi dirinya dengan penuh antusias. Dengan tidak sengaja, cowok itu mengambil gambar cewek itu secara diam-diam dengan kamera digital yang selalu ia bawa kemanapun dia pergi.

Setelah puas, melihat indahnya senja di taman, cowok itu kembali, dengan hasil gambarnya yang masih dia genggam. Sepertinya sang cewek tidak mengetahuinya.

Dengan secara tidak sengaja, cowok itu meninggalkan sapu tangan di kursi taman itu. Cewek itu melihat kejadian tersebut, akhirnya berusaha memanggil cowok itu.

"Hey!! Sapu tangan lo ketinggalan!"

"Hey lo yang lagi jalan!!"

Namun nihil, cowok itu tidak ada niatan sedikitpun untuk menoleh atau berbalik. Diambilnya sapu tangan itu, terlihat ada tulisan yang berbentuk huruf 'R'. Ia langsung membuangnya asal, entah sejak kapan ada sebuah kertas yang dilipat di dalam sapu tangan tersebut. Dengan penuh penasaran dirinya membuka surat tersebut.

Cinta tak perlu banyak alasan, cukup 2 hati saling suka. Itu lebih dari cukup.

🌟🌟🌟

Hai readerss!!! Ini cerita keduaku, ini murni hasil pemikiranku sendiri. Atau bisa jadi pengalaman pribadiku sendiri.
Don't copy my story👌

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang