#15

1K 55 3
                                    

Walaupun gue Lo anggap jadi masa lalu lo, tapi gue yakin kalau gue sama Lo itu bakalan bisa berubah menjadi 'kita' lagi.
•~••~•
Athafariz Gibran Raka

“Man, duduk di sana aja yuk!” ajak Melody pada temannya itu.

Manda hanya mengangguk sembari melangkah ke arah yang ditunjuk oleh temannya ini. Namanya Melody, Manda mengenal perempuan itu karena OSIS. Siapa yang tak kenal Melody? Gadis cerdas, telaten, dan ramah ke semua orang membuat gadis itu memiliki banyak teman. Bahkan dirinya tak gengsi untuk mengajak berkenalan terlebih dulu dengan orang baru.

Diam-diam Manda mengagumi sosok Melody ini, dia merasa sifat Melody dengan dirinya sama tetapi tentang tingkat kedewasaan Manda rasa Melody masih di atasnya.

“Nih!” Melody menyodorkan pesanan  milik Manda ke arah gadis itu. Lalu dirinya langsung mengambil tempat duduk di depan Manda.

Melody menatap Manda sekilas lalu tersenyum. “Lo kenapa diem aja dah?”

“Gue iri sama lo,” jawab Manda dengan jujur.

Melody terkekeh sekilas sambil mengaduk makanannya, “Seriously? Bagian dari mana lo bisa iri sama gue?”

“Semuanya. Lo cantik, pinter, cerdas pula.”

“Semua itu ada di diri lo juga, kalau lo lebih memperhatikan diri lo sendiri. Gue heran, lo orang yang kesekian bilang gue kaya gitu. Life is simple, grateful for what you have. Each person has been given the excess allowance and lack of each.”

Manda tersenyum mendengar jawaban Melody, dirinya yang baru saja kenal dengan gadis ini merasa nyaman di dekatnya. Tak heran jika setiap orang yang lewat pada menyapa Melody yang dibalas senyuman oleh gadis itu.

“Oh ya lo ikut OSIS karena apa?” tanya Manda sambil menyeruput minumannya.

“Gue pengen cari hal baru aja. Btw lo dulu sekolah dimana?”

“Gue sekolah di Adi Bakti dulu.”

“Dimana itu?” tanya Melody heran karena merasa asing.

“Di Sukabumi. Gue ikut nenek gue,” jelas Manda.

“Oh ikut nenek lo. Terus lo pindah ke sekolah ini gegara apa?”

Uhuk Uhuk

Tiba-tiba saja siomay yang belum terkunyah sempurna langsung meluncur begitu saja karena pertanyaan Melody. Langsung saja Melody menyodorkan air mineral kepada Manda.

Manda menerimanya dan menegak minuman itu. Dari awal dirinya masuk hanya pertanyaan macam ini yang dia takutkan. Walaupun Manda sudah mempunyai tekad untuk melupakan kejadian masa lalu, tetap saja hal itu merasa sulit untuknya.

"Sorry, gue rasa itu privasi lo. Lo lupain aja. Santai."

Saat dirasa dirinya mulai membaik, sekelebat kepingan masa lalu terlintas di pikirannya. Dimana saat itu kilatan cahaya, suara, kegelapan melebur menjadi satu. Seperti reka ulang adegan yang terjadi begitu saja tanpa diminta untuk diingat.

"Gak lo harus lupain," gumam Manda pelan.

Melody merasa Manda tiba-tiba menjadi aneh. Dipikarannya muncul berbagai pertanyaan yang tak mungkin ia utarakan saat ini. Dilihatnya tatapan gadis itu kosong, tangan yang bergetar, serta keringat bercucuran di pelipisnya.

"Man? Lo kenapa?" tanya Melody yang langsung menyentuh tangan gadis itu.

"Don't touch me Gibran!" teriak Manda refleks yang langsung menyembunyikan tangannya. Hal itu membuat banyak pasang mata mengarah pada mereka.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang