#13

1.1K 55 5
                                    

Setiap hubungan pasti memiliki rintangan. Tapi gue percaya kita pasti bisa melewati semuanya.
•~••~•
Tasya Agnesia

Setelah beberapa hari dirinya memasuki sekolah barunya, tak terasa sudah akan mendekati ulangan akhir semester genap. Manda merasakan tubuhnya saat ini tidak bersemangat. Setelah kemarin bermain hujan bersama Gavin dirinya langsung tertidur di kamarnya dan terbangun dengan keadaan baju yang sudah kering karena udara AC.

Sehabis subuh tadi Manda habiskan waktunya untuk belajar Kimia karena dirinya baru teringat bahwa akan diadakan ulangan harian. Saat dirinya sedang membacxa materi yang akan diujikan, dirinya menoleh ke sampingnya yang ternyata sudah ada Tasya di sana.

Sahabatnya itu tersenyum ketika menoleh padanya, tapi senyum itu langsung memudar.

"Man, Are you okay? Muka lo pucet banget," ujar Tasya sedikit panik.

Manda yang mendengar ucapan tersebut menaikkan sebelah alisnya, "Hah? Gue kelihatan pucet?"

Tasya langsung mengangguk cepat "Lo sakit?"

"Gak lah kalau gue sakit, gue gak masuk."

Karena tak langsung percaya dnegan perkataan Manda, Tasya meletakkan punggung tangannya pada kening sahabatnya itu. "Astaga Manda! Lo bilang gak sakit gimana? Badan lo panas banget gini."

Manda mengembangkan senyumnya mendengar celotehan Tasya. "Gue gak papa. Lo khawatir banget sih," ujar Manda dengan suara yang diimut-imutkan sambil memainkan pipi sahabatnya itu.

"Ih lo gimana sih." Tasya menepis tangan Manda. "Ya gimana gue gak khawatir sama lo, lo kemarin kemana aja ha? Udah berani bolos lo."

Raut Manda berubah menjadi pias dengan perkatraan Tasya. Dirinya jadi teringat Gibran yang datang menemui dirinya kembali. Haruskah dirinya bercerita pada Tasya? Bagaimana reaksi sahabatnya ini jika mengetahui bahwa dirinya bertemu lagi dengan Gibran?

"Man," panggil Tasya.

Manda menoleh kepada Tasya. "Ap—"

Mendadak cairan darah segar keluar dari lubang hidung Mnada. Tasya panik karena cairan itu terus menetes hingga mengenai rok yang dikenakan Manda. Tasya segera mengambil tissue yang berada dalam tasnya dan memberikannya pada Manda.

"Man kita ke UKS oke?"

Manda menggeleng pelan "Udah mau masuk Sa, gue mau ikut ulangan kimia."

"Manda muka lo pucet banget gue gak mau lo kenapa napa. Badan lo juga panas. Ayo ke UKS."

Tasya langsung memapah Manda menuju ruang UKS. Manda mengerjapkan matanya berulang kali karena lantai koridor terlihat menjadi dua. Dirinya segera menggelengkan kepalanya berharap rasa pusingnya sedikit berkurang.

"Hai, Sa."

"Hai, Kak Gilang," jawab Tasya.

Manda yang tadinya menunduk kini menatap ke arah lawan bicara Tasya. Manda mengembangkan senyumnya saat tatapannya bertabrakan dengan orang itu.

"Lo yang murid baru itu kan?" tanya orang itu memastikan bahwa dirinya tidak salah orang.

"Iya kak dia murid baru. Yaudah ya kka aku ke UKS dulu."

Gilang mengerutkan dahi, dirinya memandang ke arah Manda. Terlihat sangat pucat raut wajah gadis itu. Matanya terlihat sayu walaupun dirinya terus memaksakan tersenyum.

"Manda? Gue anterin ya." Gilang menatap Manda dan mencoba menarik lengan gadis itu. Pandangan Manda semakin mengabur bahkan wajah gilang terlihat sangat tidak jelas, tanpa sadar dirinya terjatuh dalam pelukan Gilang.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang