#9

1.1K 73 4
                                    

Ada hal menarik yang baru kusadari saat aku bersamamu. Senyummu.

~~~~

ANGIN semilir menerpa bagian wajahnya, sudah kurang lebih 30 meniot dirinya berada di sini sekarang. Tempat yang jauh dari keramaian, bahkan tempat yang dianggapnya paling nyaman u ntuk sekedar tiduran. Kakinya ia biarkan bnerayun ayun di atas rofftop.

Saat matanya tertpejam beberapa saat, bayangan dirinya dengan perempuan di taman kemarin terlinytas jelas di pikirannaya. Ia pun segera menyumpalkan earphonenya di salah satu telinganya dan mengambil sebuah tumpukan kertas di sampingnya. Seketika ia bernapas jengah dengan semua ini, bukan untuk pertama kalinya orang itu melakukan kesalahan, tapi sudah berulang kali.

"Kayanya lo lagi frustasi sekarang." Suara itu perlahan semakin dekat, ia melepaskan earphonenya yang memang ia pasang di salah satu telinganya saja. Dirinya kini bisa melihat siapa yang berbicara kepadanya.

Gadis itu tersenyum ke arahnya, entah kenapa diirnya tertegun melihat senyum itu. Cewek itu duduk di sampingnya sambil menatap ke arah dirinya.

"Lo kenapa?" tanya cewek itu yang diketahui Manda.

Cowok itu menjulurkan tangannya memberikan sesuatu kepada Manda "Nih." Manda menerimanya lalu menatap cover itu dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Gue bingung sama dia kenapa gagal terus buat kaya gitu," lanjutnya. Manda hanya mengangguk angguk paham sembari membuka lembaran demi lembaran.

"Ini salah total. Gimana kalau gak ada sapersen pun yang mau sponsorin event ini? jangankan sponsor dapat ijin dari kepsek aja gak tau bisa gak." celetuk gadis itu dengan spontan. Gavin yang melihat itu hanya bisa bernapas jengah. Memang proposal itu berantakan.

"Yaudah gue benerin aja." Melihat hal itu membuat Gavin melongo. Enteng sekali gadis itu berbicara seakan-akan dia bisa membetulkannya.

"Tau apa lo soal begituan?" sinis Gavin. Manda yang mendapat lontaran itu tertegun, rasanya seperti direndahkan oleh orang di sampingnya ini.

"Gue?" ulang Manda sedikit terbata-bata.

"Gue sebelum masuk ke sekolah ini, gue jadi sekretaris OSIS di sekolah lama gue." Ujarnya dengan penuh percaya diri. Memang itu adalah kenyataannya. Manda dapat melihat jelas bahwa Gavin terkejut mendengar perkataan itu.

"Sorry gue gak tau."

"Its okay no problem."

Manda tersenyum ke arah Gavin.

"Senyum lo najis." Perkataan sarkastis Gavin membuat Manda menjadi cemberut. Lelaki itu tidak punya hati kah? Seenaknya saja kalau berbicara.

"Maaf. Lo kalau cemberut luucu." Gavin mengacak pelan poni Manda. Manda merasakan adanya setruman kecil di tubuhnya saat orang itu menyentihnya.

"Gak lucu Gavin!"

"Iyaa gue tahu kok kalau lucu Amanda," ujar orang itu dengan begitu lembut.

Melihat Manda yang terus menatap dirinya kesal, ia memutuskan untuk menyudahi aksi nya. Walaupun sebenarnya Gavin masih terkekeh dengan perilaku Manda yang terkesan kekanak-kanakan.

"Lo kenapa pindah ke siini?"

Deg! Pertanyaam yang selalu Manda takutkan.

"Gue—Gue pindah karena bokap gue tugas di kota ini. Mau gak mau gue harus ikut."

Gavin mengangguk pelan mendengar penuturan dari Manda. Kemudian cowok itu menatap kertas yang dibawa oleh Manda. "Beneran gue nggak ngerepotin lo?"

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang