#6

1.2K 84 22
                                    

Cinta tak perlu diucapkan, cukup dirasakan. Karena bisa saja bibir kita berbohong dengan keadaan yang sebenarnya.
•~••~•


Bel istirahat sudah berdering dari tadi. Lisa dan Tasya menjenguk Manda yang masih berada di UKS. Dibukanya pintu UKS dan mendapati Manda yang menatap tembok dengan tatapan kosong.

"Man? Lo gak kesambet kan?" tanya Tasya.

"Hush, kalau omong dijaga! Nanti kalau beneran kesambet kan kita juga yang rempong!" Manda hanya menoleh pada kedua sahabatnya itu tanpa bersuara.

"Yah lo marah ya? Gara-gara gue tadi gak kesini? Sorry ya, masalahnya tadi tu Bu Tami berubah jadi singa yang lagi bangun tidur. Kayanya Bu Tami lagi dapet tamu deh. Garangnya melebihi singa ngamuk gak dikasih makan deh, merinding gue," ucap Tasya panjang lebar.

"Eh Sa, kalau bu BK denger perkataan lo yang tadi, lo yang kena. Dan kalau hal itu terjadi jangan ngajak kita-kita. Awas lo ya!" ancam Lisa.

"Kok lo ngancem gue sih?! Kan gue cerita ama Manda. Lo lagi PMS kaya Bu Tami deh kayanya!"

"Kalau iya kenapa? Masalah?!" ucap Lisa yang sangat keukeh.

"Kalian kesini mau jenguk gue apa mau cari ribut sih?! Kepala gue udah pusing dan lo berdua nambah kepala gue jadi tambah pusing!" ucap Manda dengan kesal.

Lisa dan Tasya diam mematung enggan untuk melanjutkan debat kecil mereka. Manda mendengus kesal dengan kelakuan kedua sahabatnya itu.

"Maafin kelakuan kita berdua ya Man," ucap Tasya.

"Lo aja kali gue—”

"Gak usah mulai lagi!" dengan cepat Manda memotong pembicaraan Lisa.

***

Perlu diketahui, Manda dan Tasya kini menjadi teman kelas. Entah ini akan menjadi keuntungan bagi Manda atau justru kerugian bagi Manda. Yang jelas kini Manda tidak perlu repot-repot untuk menyesuaikan diiri di kelasnya karena ia sellau bersama dengan Tasya, dan Tasya di kelasnya cukup populer. Dengan Lisa, ia beda kelas dengan Manda dan Tasya tetapi kelas mereka sampingan, hal itu memudahkan mereka jika ingin pulang bersama atau sekedar meluangkan waktu untuk bersama.

Kini Manda harus pulang lebih awal, dia harus mengunjungi sesuatu tempat yang lama tidak ia kunjungi. Ia sudah ijin terlebih dahulu pada Agam untuk pulang agak terlambat dari biuasanya. Tidak lama ia menunggu angkutan umum lewat, ia pun segera naik ke angkutan umum itu dan menyebutkan lokasinya pada sopir angkutan. Tidak sampai 10 menit ia sudah sampai di lokasi tujuan. Ia turun dari angkutan dan membayarnya.

Dengan semangat ia melangkahkan kakinya untuk beranjak ke tempat dimana semua sedang menuntut ilmu. Manda ,melihat anak-anak di sekolah alam itu sedang fokus pada mengambarnya.

“Assalamualaikum,” ujar Manda sesampainya di ambang pintu untuk menyadarkan mereka.

Mereka yang tadinya terfokus pada gambaran, kini menoleh ke arah Manda. Manda tersenyum senang saat mereka mulai menyadari keberadannya.

“Kak Mandaaaa!” mereka berlari saling berebutan untuk bisa memeluk Manda. Manda sedikit mundur ke belakang kaget karena ia tidak tahu akan seperti ini.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang