#11

973 58 3
                                    

Lo cuma masa lalu gue dan gue gak mau Lo menghancurkan masa depan yang udah gue rancang dengan kehadiran Lo tiba-tiba ini
Amanda Relin

"Buat tanda kalau lo udah menjadi salah satu orang yang penting buat gue."

"Hah? Maksud lo penting gimana?" tanya Manda yang masih bingung.

"Karena mulai sekarang lo gue jadiin sebagai sahabat gue."

Manda diam diam tertawa sinis dalam hati. 'Sahabat? Bolehkah aku meminta lebih?'

"Gue beli itu sebelum insiden tadi terjadi. Gue suka ama bentuknya ya jadi gue beli buat lo." lanjtnbya

"Gue suka. Makasih Gavin," ujar Manda dengan tulus sambil menatap inci setiap sisi gelang dengan kunci yang menggantung di sisi gelang tersebut.

"Boleh gue pakein di tangan lo?" tuturnya sambil mengambil tangan Manda tanpa persetujuan Manda. Manda diam tidak melakukan penolakan. Gavin memasangkan gelang hitam yang berbandul kunci itu pada Manda.Gelang itu bertengger manis di kulit putih Manda.

"Cantik."

"Iya emang gue cantik. Baru nyadar lo?" ujar Manda dengan penuh percaya diri.

Gavin menoyor kepala Manda pelan, "Bukan lo tapi gelangnya. Lo ternyata over percaya diri ya."

"Seriusan gue gak cantik? Selena gomez aja lewat."

"Gak. Siapa bilang kalau lo cantik? Lo itu pendek, kecil, bantet kaya roti gak jadi."

Manda berdecih pelan. "You are so beautiful." Manda menirukan cara Gavin berbicara tadi padanya.

"Itu tadi gue khilaf," sahut Gavin tak mau kalah.

"Ah bodo ayo pulang." Manda berdiri mengajak Gavin pulang. Gavin juga ikut berdiri lalu berjalan ke arah dimana motor cowok tadi terparkir.

"Vin, gue ke sana bentar ya." Manda segera beranjak pergi dari sana, setelah arah pandangnya melihat sesuatu yang menarik di sana.

"Mau kemana?" teriak Gavin pada Manda yang mulai menjauh darinya. Manda hanya mengacungkan jempolnya pada Gavin. Gavin menggelengkan kepalanya merasa jawaban Manda sama sekali tidak nyambung terhadap pertanyaannya.

Manda berjalan terus seraya melihat gelang yang sudah melingkar di pergelangan tangannya tanpa mempedulikan Gavin yang masih meneriaki namanya. Perasaan yang ia rasakan saat ini adalah senang dan bahagia. Ia mengedarkan pandangannya ke stand stand yang berjualan berbagai macam pernak-pernik lucu. Ia mendekati salah satu penjual kalung, setelah mendekat tatapannya langsung menuju ke arah kalung yang berbandul biola. Manda tersenyum melihat kalung itu. Dia suka musik walaupun yang saat ini bisa ia mainkan hanya gitar dan piano.

'Bagus.'

"Bu, ini harganya berapa?" tanya Manda sembari memegang kalung itu.

"Itu harganya murah kok neng 150 rebu aja." Manda mengangguk mendengar ucapan ibu pedagang tersebut.

"Saya ambil ya, Bu." Pedagang itu segera membungkuskan kalung yang Manda beli ke dalam plastik. Manda membuka tas selempangnya mencari dompet. Tangannya sudah ia masukkan ke dalam tas selempangnya tetapi ia tidak merasakan adanya dompet yang berada di dalam sana.

"Biar saya aja Bu yang bayar." Manda yang sedang sibuk mencari keberadaan dompetnya menoleh kepada orang yang ingin membayar kalungnya itu.

Tubuhnya menegang seketika saat matanya bertabrakan dengan sosok orang yang berada di hadapannya saat ini. Sosok yang paling ia benci seumur hidupnya, saat ini sedang berdiri di hadapannya. Tubuhnya mulai berkeringat padahal suasana malam saat ini sangatlah dingin, degupan jantungnya kini juga berpacu dengan cepat.

Just For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang