"Skakmat"
Gadis itu melongo. Tidak percaya dengan papan catur di depannya.
"Ta-tapi tadi..."
"Sekarang kamu harus menepati janjimu, (y/n)"
Sakuma Ritsu dengan santainya menaruh kepalanya di atas papan catur yang baru saja dipakai. Iris merahnya menatap iris (e/c) dengan tatapan lelah.
"Ulangi"
"Permintaan ditolak"
"Ta-tapi-"
"Ini sudah ketiga kalinya kamu minta ulang"
(Y/n) menatap lelaki bersurai hitam di depannya dengan sebal. Ia mendengus dan akhirnya mengaku kalah.
"Baiklah, aku kalah"
"Kamu akan menetapi janjimu, kan?"
Mata (e/c) itu mengalihkan pandangnya.
"Ya" katanya setengah berbisik
"Baiklah kalau begitu"
Ia berdiri dari kursinya dan berjalan ke sofa yang tengah diduduki (y/n). Dengan sigap ia menjatuhkan diri ke sofa dan meletakkan kepalanya di pangkuan (y/n).
Iris merah itu terbuka. Melihat lurus ke arah (y/n). (Y/n) yang menyadari hal ini berusaha dengan keras untuk tidak melihat ke bawah.
"Kenapa kamu tidak tidur?"
"Susah"
Perempuan itu menaikkan alis
"Biasanya kamu langsung tidur saat tiduran"
"Jadi kamu memperhatikanku?"
Perempuan bersurai (h/c) itu terdiam. Wajahnya memerah. Matanya menatap sebal ke ujung ruangan.
Lama mereka terdiam. Tidak tahu harus mengatakan apa. Akhirnya, keheningan itu dipecahkan.
"(Y/n)"
Tanpa mengalihkan pandangannya ia menjawab
"Hm?"
"Lihat kesini"
Iris (e/c)nya menurut dan melihat ke lelaki di pangkuannya.
Matanya setengah terbuka. Terlihat mengantuk tapi tidak mau tidur.
"Apa?"
"Dekatkan kepalamu"
Perempuan itu bingung. Tetapi otaknya mengikuti perintah itu. Ia menurunkan kepalanya sedikit.
"Lebih dekat"
Ia menurutinya lagi. Sampai wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Ritsu.
"Memangnya ada ap-"
Cup
Ritsu menaikkan kepalanya. Memajukan bibirnya hingga menyentuh bibir (y/n).
(Y/n) terkejut. Dengan cepat ia menaikkan kepalanya. Wajahnya memerah hingga ke telinga. Tangannya menutupi mulutnya.
"Ri-ritsu!"
Si pelaku hanya tertawa kecil. Iris merahnya menutup dan akhirnya ia pergi ke alam mimpi.
Perempuan bersurai (h/c) itu dengan kesal menatap lelaki yang tengah tertidur pulas di pangkuannya.
'Maksudnya apa, menciumku lalu langsung tidur?!'
Ia memindahkan tangan dari wajahnya yang masih merah dan meletakkannya di rambut hitam Ritsu. Dengan pelan ia mengelusnya dan memainkan beberapa helai dari rambutnya.
"Dasar vampir sialan" gumannya.
Tangannya bergerak dari surai hitam ke wajah sang vampir jadi jadian. Ia meletakkan tangannya di pipinya.
Perlahan ia menurunkan kepalanya dan berbisik.
"Daisuki yo"
"Eeh? Rupanya kamu licik juga, ya?"
Matanya membelalak. Dengan cepat ia menarik kembali kepalanya. Iris merah itu melihat kearahnya dengan senyuman khasnya yang menyebalkan.
"Se-sejak kapan..."
"Kamu pikir aku bisa tidur?"
"..."
Perempuan itu terdiam. Wajahnya merah seperti tomat matang.
"Vampir sialan..."
"Tapi kamu mencintai vampir sialan ini, kan?"
Wajahnya bertambah merah. Dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke ujung ruangan.
"Diam kamu. Tidur saja sana"
"Kalau aku tidak mau, bagaimana?"
"Aku janji kamu boleh tidur di pangkuanku. Kalau kamu tidak tidur aku akan pergi. Lagipula, kalau kamu mau tidur kenapa tidak di peti Rei saja?"
"Orang bangsat itu pasti sedang tidur sekarang. Aku tidak mau berbagi tempat tidur dengannya. Lagipula..." iris merahnya menatap wajah merah (y/n) "dengan ini aku bisa melihat wajahmu"
Warna merah di pipinya bertambah
"Harusnya aku tidak bertanya" gumannya "sudah, tidur sana"
Ritsu tertawa kecil. Matanya mendelik manja ke arah (y/n)
"Yasudah. (Y/n), oyasumi"
Iris matanya menutup. (Y/n) melihat ke wajah Ritsu yang sedang tertidur. Ingin dia melanjutkan mengusap rambut hitamnya. Tapi ia takut insiden tadi terjadi lagi.
Yah, rupanya firasatnya benar.
"(Y/n)"
"Bukannya kamu harusya tidur?"
Ia tidak menjawab pertanyaanya
"Usap kepalaku lagi"
Wajah (y/n) memerah. Ia mengikuti apa yang disuruh olehnya.
Tidak lama Ritsu mengeluarkan suara seperti dengkuran kucing. (Y/n) tertawa kecil mendengarnya.
"Kamu seperti kucing, kau tahu itu?"
Tak ada jawaban. Tangan (y/n) menelusuri rambut hitam lebat Ritsu.
'Akhirnya tidur juga anak ini'
Ia menurunkan kepalanya dan mengecup dahi Ritsu dengan lembut.
"Dasar vampir sialan"
---
Gaje banget lol :vIde yang tiba-tiba nomplok di kepala pas lgi sekolah :v
Udh
Gitu aja
DADAHN.b. keren kan pic nya :v//digampar
KAMU SEDANG MEMBACA
Ensemble Stars-One Shots
FanfictionWarning:ooc, gaje:v, style nulis tdk tetap Request open tpi jangan terlalu berharap ya :v //digampar