Serangan Balik Dimulai

6K 428 160
                                    

"Lalu.. ada cerita tentang interaksi antara ayah dan Bibi Hinata?" Tanya Sarada.

Pakun dan Katsuyu saling pandang. "Kami tidak tau."

"Kenapa tidak tau?" Tanya balik Boruto.

Bukannya sudah jelas kenapa, itu karena Katsuyu dan Pakun tidak pernah melihat Hinata dan Sasuke berinteraksi.

"Hoi! Disini rupanya kalian." Konohamaru mendekat.

"Sensei! Ada apa?" Tanya Sarada.

"Ada misi. Ayo bergegas ke kantor Hokage." Ajak Konohamaru.

"Terima kasih katsuyu-sama, pakun-sama." Mitsuki membungkuk hormat.

Boruto mengikuti gerak Mitsuki "terima kasih"

Sarada pun melakukan hal yang sama.

...

Selama pemimpin tertinggi desa Konoha memberi misi untuk tim didepannya, Boruto tidak berminat untuk bertingkah konyol dan mengganggu pekerjaan pria tua itu.

Hanya diam.

"Aku memberi waktu tiga hari untuk mengantarkan gulungan ini." Kalimat penutup.

"Siap Nanadaime-sama." Jawab tim Konohamaru minus Boruto.

Semua berbalik dan meninggalkan ruang Hokage, kecuali "Boruto? Kau tidak ikut bersama mereka?" Tanya Naruto yang heran dengan tingkah putranya.

"Ayah!"

"Um..salah.. maksud ku Nanadaime-sama!" Ucap Boruto tegas.

Mata biru bertemu dengan mata biru pemberi gen.

"Aku tidak tau kau menganggap keberadaan ibu ku sebagai apa.. kau mungkin hanya mengganggapnya sebagai pembantu rumah tangga yang siap membersihkan rumah mu, menyiapkan makan mu. Atau hanya sebagai pengasuh yang mengurus anak-anak mu." Ucap Boruto miris.

"Boruto!!" Naruto bagai tersambar halilintar. Tidak pernah sekali pun ia menganggap Hinata sebagai pembantu dan pengasuh.

"Aku tidak peduli jika kau hanya menganggap ibu sebagai pelarian cinta mu yang tidak tergapai pada Sakura-obasan!" Ucap Boruto tidak mau berhenti.

"Boruto!!!" Naruto murka. Bahkan menggebrak meja dihadapannya. Menyebabkan bingkai foto jatuh dan terlihatlah foto siapa disana.

Pelarian?

Kata yang bahkan tidak pernah terlintas sedikit pun dalam benak Naruto. Naruto sesungguhnya yang hampir gila karena akan ditinggal lari oleh Hinata bersama pria dari bulan-Toneri.

"Aku tidak peduli! Tapi jangan pernah sakiti hati ibu ku! Jangan pernah membuatnya menangis!!" Boruto semakin meninggikan suaranya.

"Lanjutkan perannya mu yang seolah-olah mencintai ibu! Aku tidak peduli jika itu hanya kebohongan!" Ucap Boruto lagi tidak ingin dibantah.

"Karena kebahagian ibu adalah bersama dengan mu dan mencintai diri mu." Gumam Boruto sedikit memelan tapi masih terdengar Naruto.

Boruto melihat foto yang berada diatas meja ayahnya. "Dan mulai lah dengan mengganti foto itu dengan foto ibu." Ucap Boruto sendu. Bukti apa lagi? Foto tim7 lah yang terpasang di hadapan Nanadaime-sama yang sibuk itu.

'Apa ia tidak merindukan kami? Bahkan foto kami sekeluarga tidaklah sepenting foto tim7.. dimana ada bibi Sakura disana.' Ucap Boruto dalam hati.

Boruto pergi meninggalkan Naruto.

"Kau tidak tau apa-apa" ucap Naruto sendu.

Naruto membuka laci mejanya. Disana berpuluh bahkan ratusan foto keluarga tercintanya tercetak. Bahkan ada tulisan-tulisan bermakna dibalik setiap foto. Moment-moment yang selalu dijaga Naruto agar ia tidak pernah lupa.

Be My Ideal "Tou-chan" Please...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang