Jangan Usik Milik-ku (I)

6.2K 427 80
                                    

Chapter sebelumnya adalah point of view dari pihak 'pelaku'... chapter ini kembali ke pihak 'korban'

oOo ~Happy Reading~ oOo

Sasuke mencari ruang check up dan yang dilihatnya adalah pria berambut hitam dengan mata hitam. Ia bukan Uchiha. Ia Shimura dulunya dan sekarang seorang Yamanaka.

"Sai" tegurnya.

"Sasuke." Balas Sai datar.

Sai sedang melakukan jurus ninjanya. Tulisan dari tinta hitam itu melayang.  Tulisan yang dibaca sebagai sebuah peringatan.

Berani melirik perut istri ku- Ku pastikan mata kalian tetutupi tinta hitam hingga akhir hayat.

Pria itu sudah banyak belajar untuk mengekspresikan perasaannya. Terkadang memang salah menempatkan diri disituasi tertentu. Tapi cukup akurat untuk beberapa kasus.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sasuke. Seakan bertanya 'Apa kau tidak punya kerjaan lain?'

"Menjaga milik ku." Jawab Sai dengan senyum.

"Kalau kau tidak ingin dilihat orang. Sebaiknya kau saran kan istri mu untuk mengganti bajunya." Ucap Sasuke lumayan panjang.

"Huh~ itu sudah style Ino. Aku tidak bisa memaksanya. Lagi pula tadi aku sudah memaksanya untuk menggunakan jas dokter miliknya. Tapi ia malah menolak dan berkata susah bergerak jika mengenakannya." Jelas Sai.

'Lagi pula sebelum menyarankan orang lain, sebaiknya kau check dulu diri mu. Sebentar lagi kau akan menjilat ludah mu sendiri Uchiha Sasuke.' Lanjut Sai dalam hati sambil menyeringai.

Sai dan Sasuke dua manusia yang hampir memiliki paras yang sama. Sifat mereka agak berbeda. Namun keduanya mengakui secara tidak langsung jika mereka nyaman berkomunikasi satu sama lain.

"Hn." Balas Sasuke.

"Oh ya Sasuke. Bagaimana dengan Sakura? Kau tidak pernah khawatir dengan pakaian yang dikenakannya?" Pancing Sai. Melirik jauh, melihat ninja medis yang telah menjadi ketua ninja medis di Rumah Sakit Pusat Konoha.

Sai melihat respon Sasuke.

Sungguh pria yang sulit di tebak.

Tanpa ekspresi dan memilih menjawab dengan jawaban diplomatis "Sakura menggunakan jas dokternya."

Jawaban yang cukup bagi Sai untuk memantik api.

"Hm.. kau benar. Sakura menggunakannya.... "

"... walaupun ia tidak mengancing bagian depannya.. aku masih bisa melihat kulit putih mulus dan pusar di perutnya yang ramping..."

1...

"... tapi tidak masalah, paling tidak ia menutupi lambang klan nya.." ucap Sai dengan senyum masa bodoh.

2...

Tidak butuh hitungan ke tiga. Boom! Emosi meledak seperti yang di harapkan.

"Diam. Atau ku bakar mulut mu dengan Ameterasu!" Sasuke melangkah meninggalkan Sai dan mendekat ke segerombolan Shinobi yang antri untuk medical check up tapi terlihat dimata Sasuke sebagai serigala yang mengamati istrinya yang bagai kelinci pink.

"Uchiha yang cemburu mengerikan ne~" Ucap Sai tersenyum. Para shinobi yang berada disekitarnya hanya bisa menghembuskan nafas berat, entah mengapa senyum itu bukan senyum tanda perdamaian tapi senyum pengundang badai.

"Sai-kun.. apa ini saatnya?" Tanya Ino.

"Tunggu sebentar lagi...  Sasuke sangat pintar menyembunyikan sifat pedulinya. Butuh sedikit penyulut lagi agar bom ini benar-benar meledak." Ucap Sai pada Sang Istri.

Be My Ideal "Tou-chan" Please...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang