Clan

5.9K 436 86
                                    

Duduk di kursi kebesaran non stop untuk menyelesaikan tugas yang berurusan dengan kertas dan tinta pena. Mengukir tanda tangan dikertas yang butuh persetujuannya. Tidak hanya asal membubuhi, ia harus jeli melihat isinya. Ia harus teliti dan juga cepat.

Naruto tidak sebodoh yang dikira banyak orang. Tidak. Dia cukup cerdik untuk menjadi seorang pemimpin. Dia cukup bijaksana mengambil keputusan. Jikalau ia butuh masukan, ia punya penasehat jenius yang akan siap memberikan pendapat. Ia memiliki shinobi-shinobi yang dapat dipercaya.

Dipercaya?

Yah.. shinobi-shinobi yang juga percaya pada Rokudaime-sama. Kakashi si pemegang kekuasaan sebelumnya cukup dekat dengan para shinobi dari berbagai tingkat dan pangkat. Bahkan ketika menjadi Hokage, Kakashi memilih tetap menggunakan seragam jonin kebanggaan. Menunjukan betapa merakyatnya pemimpin pada bawahannya. Pemimpin yang tidak lupa dari mana ia berasal.

Jangan lupakan guru bermasker yang tau cara menggunakan gelarnya dengan baik itu. Ingat ketika pernikahan Naruto dan Hinata? Ia bahkan mendeklarasikan undangan pernikahan menjadi sebuah misi. Jadi tidak ada alasan untuk tidak datang ke acara tersebut.

Ia benar-benar tau cara menggunakan gelar yang disandangnya.

Tapi jangan khawatir. Kakashi tidak akan mengkhianati Naruto. Begitupun dengan para shinobi lain, mereka tidak akan mengkhianati Hokage dan Konoha.

Ini hanya... sebuah permainan kecil oleh Rokudaime.

...

Hari semakin larut. Tumpukan sudah mulai berkurang. Yah paling tidak untuk hari ini tumpukan kertas kewajiban sudah diselesaikan. Jangan pikirkan dulu Shikamaru yang akan mengantar tumpukan kertas baru diesok hari. Kepalanya sudah penuh, penat. Ia ingin segera pulang kerumah.

"Tadaima!" Ucap Naruto.

"Okaeri.." balasan sapa datar.

"Eh?" Naruto bingung. Kenapa bukan Hinata yang menyambutnya. Malah muka Sasuke yang datar.

Masuk ke rumahnya. Dia tidak lupa jika Sasuke dan Sakura sedang tinggal dirumahnya. Hanya saja bukan Hinata yang menyambut.. terasa.. berbeda.

"Dimana Hinata?" Tanya Naruto. Heran melanda lagi. Kenapa bukan Hinata yang menggunakan apron dan menyiapkan makan malam? Sakura yang berada di area kekuasaan Hinata.

"Oh.. Hinata memberi ku memo. Katanya aku boleh menggunakan dapur kalian." Ucap Sakura masih sibuk dengan masak-memasak.

Naruto tidak mau memperpanjang pertanyaannya. Lebih baik ia masuk ke kamar utama.

'Ceklek' pintu terbuka.

"Hinata.." panggil Naruto pelan. "Hm?" Seingat Naruto, Hinata tidak ada bilang akan pergi kemana pun.

Memutuskan mandi dan membersihkan diri. "Hina..." panggil Naruto terputus, dari dalam kamar mandi Naruto terbiasa akan meminta tolong Hinata untuk mengambilkannya handuk. Ia sering lupa membawa kain itu. Atau biasanya Hinata sudah menyiapkan segala keperluannya di dalam kamar mandi.

...

"Makan malamnya sudah siap!" Panggil Sakura pada Suami dan Naruto yang ada di dalam kamar.

Makan malam berlangsung dengan tenang. Naruto dan Sasuke beberapa kali berbincang tentang misi atau mereka akan membahas tentang kenangan masa lalu ketika tim 7 dan segala kekonyolan mereka. Termasuk mencari wajah dibalik masker guru kakashi.

Naruto tersenyum diluar tapi rasanya berbeda di dalam hati. Ia senang ada Sasuke dan Sakura disini. Tapi berbeda rasanya ketika makan malam bersama Hinata, Boruto dan Himawari. Naruto memperhatikan kursi yang biasanya diduduki anggota keluarganya.. kosong.

Be My Ideal "Tou-chan" Please...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang