Tik-tok-tik-tok

147 15 9
                                    

Happy reading!😉

-
-
-
-

Sampai sekarang aku masih menatap galak pada teman-temanku. Dan mereka hanya menatapku malas terkadang terkekeh geli. Ini sama sekali tidak lucu!

Oke, aku akui kalau aku juga bersalah disini, salah ku yang tak ikut campur saat memilih tema, jalan cerita, maupun ikut dalam penulisan naskah drama selama 2 hari ini. Tapi kan mereka juga tahu kan alasannya? Ya...selain moodku yang cukup buruk saat mengetahui Kafka juga ikut dalam kelompokku, aku juga harus menghadiri acara keluargaku.

Ya...kakak sepupuku menikah dan aku juga harus turut dalam acara itu. Sebelumnya aku juga telah mengundang mereka dan mereka tak berlama-lama dalam acara itu,hanya ikut acara salam-salaman dan apalagi selain makan?

"Ami, gue bukannya milih-milih peran dalam drama ini tapi lo..." ucapku tertahan melirik Kafka yang membaca naskahnya sekarang.

"Ngertilah sama gue.." cicitku berharap lelaki dipojok sana tak mendengarkan ucapanku tadi.

"Trus lo maunya gue yang gantiin elo? ya gue mah ogah." ucap Ami membuatku merenggut.

"Terima ajalah, kan dari awal lo juga sepakat ga bakal komentarin hasil cerita drama. Ya udah nurut aja sih, ribet amat!" terang Devi, ia merampas sebungkus keripik kentang merobeknya lalui menikmatinya dengan mata terfokus pada isi naskah.

Aku mengangkat tangan kananku yang juga  memegang naskah yang sama dengan temanku yang lainnya. Menatap horror bagianku yang distabillo warna pink.

Demi kerang ajaibnya spongebob aku ingin sekali melempar naskah ini ke kolam renang disebelah kananku.!!

"Tega banget kalian sama gue," rengekku, aku melirik Redzi yang sedang duduk ditepi kolam dengan Andrita berbincang bincang sesekali Andri memukul lengan Redzi dengan wajah merona. PDKT-kah?

Dengan malas aku mengambil 3 bungkus snack dan sekaleng softdrink lalu membawanya menjauh dari teman-temanku pergi ke ayunan yang bersebelahan dengan kamar Andrita dekat pohon mangga yang buahnya masih setengah matang.

Aku duduk di salah satu ayunan dan meletakkan makananku diayunan satunya lagi meratapi nasibku untuk dua minggu kedepan karna peranku dinaskah sialan ini.

Garda, lo dimana?? Gue lagi badmood banget ini...!

"Ulfa!"

Merasa dipanggil akupun menoleh mendapati Andrita yang melambaikan tangannya padaku, memintaku turut bergabung dengannya dan Redzi.

Aku menggeleng padanya, mana mungkin aku sukarela menjadi nyamuk diantara mereka.

"Nggak...gue mau ngehafal naskah" seruku lalu mengibaskan naskah drama menutupi wajahku.
Membaca naskah yang tiba-tiba membuatku pusing. Aku rasa aku akan mengacaukan drama kali ini. Drama yang digunakan teman-temanku memang bukan tentang cinta-cintaan atau sahabat sahabatan. Mereka memilih genre action. Cukup menarik sih, alurnya juga bagus, tapi..

Aku benar benar tak menerima peranku seperti ini. Aku lebih memilih menjadi peran pembantu saja. Ya meskipun di drama ini aku bukanlah tokoh utama, tapi lawan mainku itu yang dipermasalahkan.

"Suntuk amat, Fa" ucap Devi mengambil tempat disampingku, dengan kurang ajarnya ia memindahkan makananku ke atas tanah berserakan.

Aku mendengus memungut makananku lalu meletakkannya dipangkuanku. "emang kampret lo! ini makanan, kenapa lo buang buang?" delikku tak suka. Devi terkekeh geli sambil melipat naskah dramanya.

"Emang ini drama ide siapa sih? siapa yang berani beraninya jadiin gue diperan ini?" cetusku  pada Devi. Devi tersenyum aneh lalu menepuk bahuku.

"Idenya kelompok kita lah...minus lo. Lagian kan dari awal lo udah deal bakal nerima peran lo apapun itu,"

SeravianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang