...Author POV...
Flashback
Suara merdu sebuah piano memenuhi kamar Reina kecil.
Suara piano yang mampu membuat semua orang menangis tak terkecuali gadis kecil itu sendiri.
Kenyataan hidup yang sulit untuk dipahami gadis kecil sepertinya.
Di usianya yang terbilang masih belia, dia sudah menemukan banyak hal yang membuatnya merasa frustasi.
Suara piano itu terus berbunyi dengan sangat merdu.
Walaupun air matanya terus mengalir, bibirnya terus terisak, dan matanya tertutup jarinya tidak pernah berhenti menekan tuts piano sehingga menimbulkan nada-nada yang indah namun menyayat hatinya.
Harinya akan berubah mulai saat ini.
Semua yang dia miliki akan pergi dengan perlahan.
Keluarganya sudah hancur, dan jika dia tidak segera pergi dialah yang akan dihancurkan.
Pilihan yang sulit untuk seorang gadis kecil.Pilihan yang akan mengubah hidupnya dan juga hidup adiknya.
Flashback off
"kakak lamunin apa??" tanya Rey sambil duduk di pinggir tempat tidur Reina atau lebih tepatnya di samping Reina.
"nggak ada" jawab Reina sambil mencoba menghapus air matanya yang tadi menetes saat mengingat masa lalunya.
"kakak bohong! " kata Rey dengan jengkel.
"kakak cuma kangen mama" kata Reina kemudian.
"tadi aku ketemu papa" kata Rey membuat Reina menengok ke arahnya.
"terus?? " tanya Reina yang terlihat tertarik dengan topik pembicaraan ini.
"kakak kangen dia?? " tanya Rey membuat Reina tersenyun getir.
"nggak ada alesan buat kakak kangen sama dia" kata Reina dengan sinis.
"dia bilang anaknya yang pertama ada di Indonesia " kata Rey lagi.
"nggak peduli" jawab Reina dengan singkat.
"dia juga minta kita dateng ke rumah barunya kak" kata Rey yang lagi lagi membuat Reina tersenyum getir.
"kakak nggak sudi lihat dia sama istrinya" jelas Reina.
Dan kali ini Rey lah yang tersenyum dengan getir, kakaknya terlalu membenci sang papa.
Yaa dia juga marah pada papanya, dia juga menganggap papanya sebagai penjahat tapi dia tidak membenci papanya seperti sang kakak.
"aku juga nggak sudi kak" kata Rey.
"kamu ketemu dimana?? " tanya Reina pada sang adik.
"tadi ngak sengaja ketemu pas aku jalan kaki mau pulang ke sini" jelas Rey.
"kan kakak udah bilang kalo kamu harusnya naik angkot, rumah jauh dari kampus, kamu nggak capek jalan sejauh itu??" omel Reina panjang lebar.
"nggak pa-pa, biar hemat" jawab Rey sambil tersenyum.
"kamu hemat mulu!! Kakak kerja buat kamu! Terus kalo kamu nggak pake uang dari kakak, buat apa kakak kerja?!!" omel Reina lagi.
"udah deh kak, jangan ngomel mulu, aku capek dengernya" jawab Rey dengan enteng.
"ehhh tadi kami bilang kalo kamu ketemu papa pas jalan pulang, terus kamu ngapain aja?? " tanya Reina yang tampaknya sangat ingin tahu.
"yaa dia tawarin tumpangan, tapi aku nggak mau, terus dia bilang pengen bicara, karna aku bukan anak durhaka jadi aku iyain aja ajakan dia" jelas Rey membuat Reina menganggukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
When I Love You
RomanceSaat semua kebencian sudah membunuh hatinya. Dia hanya mencari uang untuk hidupnya dan hidup adiknya. Semua yang dia lakukan hanya demi uang, begitupun saat dia berpacaran dengan dosen kampusnya, dia tahu bahwa dosen itu sangat kaya jadi dia berfik...