...Author POV...
"kakak nggak pa-pa?? " tanya Rey sambil duduk di kasur tempat tidur Reina atau lebih tepatnya di sebelah Reina yang sejak pulang dari pertemuannya dengan Zean jadi lebih pendiam.
"emang kakak kenapa?? " tanya Reina balik sambil memaksakan bibirnya untuk tersenyum.
"kakak dari tadi nglamun terus" kata Rey.
"ada apa kak?? " tanya Rey saat Reina kembali melampun lagi.
"kamu sekarang lagi jatuh cinta Rey?? " tanya reina membuat Rey melihatnya dengan tatapan bingung.
"kalo kamu lagi jatuh cinta, kakak mau ingetin kamu buat hati-hati" sambung Reina lagi.
"kakak patah hati?? " tanya Rey setelah berhasil menangkap maksud pembicaraan Reina.
"kamu pikir gitu?? " tanya Reina balik.
Sungguh jika Reina dan Rey bukanlah anak yang pandai, mereka pasti tidak pernah berbicara dengan berbelit-belit seperti ini.
Bahkan pembicaraan mereka terkesan seperti teka-teki yang harus dipecahkan agar dapat bertanya atau menjawab perkataan berikutnya.
Sayangnya Rey kurang pintar jika harus bicara seperti ini. Rey akan mengerti, tentu saja dia akan mengerti, dia anak yang pandai, tapi untuk mengerti, Rey butuh waktu lebih lama.
"kalo seandainya kakak patah hati, kakak nggak harus terpuruk kaya gini" kata Rey lagi membuat Reina tersenyum sinis.
"kalo seandainya patah hati nggak bikin orang terpuruk, kita nggak harus hidup kaya gini" kata Reina membalik perkataan Rey.
"itu karna mama terpuruk dan nggak bisa ngendaliin dirinya sendiri, kalo aja mama bisa tetep kuat, saat ini kita pasti nggak hidup kaya gini" jawab Rey menyangkal perkataan kakaknya.
"kamu bela papa?? Kamu bela orang yang bikin kita sengsara?? Asal kamu tahu Rey kalo aja papa nggak punya selingkuhan, mama kita nggak akan patah hati terus sakit dan meninggal!!" kata Reina sedikit berteriak.
"aku nggak pernah pengen belain manusia nggak punya hati kaya papa" kata Rey membela diri.
"syukurlah kalo kamu nggak pengen belain dia" jawab Reina dengan sinis.
"kembali ke topik pembicaraan awal kak" kata Rey membuat Reina tersenyum kecut.
"kakak patah hati" kata Reina singkat dan jelas.
"apa yang kak Zean lakuin? " tanya Rey.
"dari mana kamu tahu kalo kakak patah hati gara-gara dia?? " tanya Reina dengan bingung.
"kakak pulang dari ketemu dia jadi beda" jawab Rey dengan cepat.
"oke.. Kamu udah tahu semuannya sebelum kakak crita" kata Reina sambil tersenyum.
"aku cuma nebak" jawab Rey dengan singkat.
"dan tebakan kamu selalu bener" kata Reina membuat keduanya sama-sama tersenyum.
"udah sana tidur, kamu besok kuliah'kan?? " tanya Reina.
"iya"
"cepet tidur Rey ini udah malem" kata Reina memerintah Rey.
"kakak besok nggak kuliahkan? " tanya Rey.
"dan kakak besok berencana keluar sama pacar kakak itu kan?? " sambung Rey sambil tersenyum.
"bukan pacar cuma calon mangsa" kata Reina mengoreksi.
Dan perkataan reina itu membuat rey menggelengkan kepala, dia tidak bisa membuat Reina berhenti melakukan hal jahat itu.
"ehh kamu kok tahu yaa?? " tanya Reina yang baru sadar akan keganjilan tersebut.
Bagaimana mungkin adiknya tahu, padahal dia tidak memberi tahu siapapun jika dia akan keluar bersama David besok.
"iya lahh Rey gitu lohh" jawab Rey membanggakan dirinya.
"kamu sebenernya dukun atau paranormal sih Rey?? " tanya Reina.
"aku Rey adiknya kak Reina" jawab Rey dengan polos sehingga membuat Reina dengan sepontan memeluk tubuh adiknya tersebut.
"kamu adik kakak dan selamanya akan begitu" kata Reina masih dengan memeluk rey yang saat ini sudah jauh lebih besar dari pada dirinya.
***
"kok diem aja sih Rein?? " tanya David membuat Reina tersadar dari lamunanya.
Saat ini mereka berdua sedang dalam perjalanan pergi berkencan karna Reina sudah berjanji untuk menemani David.
Dan pergi berdua itu biasanya disebut kencan kan?
"nggak pa-pa kok" kata Reina sambil tersenyum.
"kamu jadi lebih pendiem Rein" kata David.
"semua juga bilang gitu " kata Reina dengan sedikit lirih tapi masih bisa didengar oleh David.
"sapa aja yang bilang kamu jadi pendiem?? " tanya David membuat Reina sedikit terkejut.
"adek aku sama si Cila" jawab Reina kemudian.
"kamu ada masalah?? " tanya David.
"nggak ada.. Emm ngomong ngomong sekarang kita mau kemana yaa?? " tanya Reina mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
"aku juga bingung.. Kamu maunya kemana?? " tanya David balik.
"terserah.. Aku suka kemana aja.. " kata Reina.
Sebenarnya Reina ingin mengatakan jika dia ingin pergi ke mall tapi karna dia ingat jika ini masih dalam tahap PDKT akhirnya Reina mengurungkan niatnya.
"ke mall aja yaa?? " tanya David.
"bagus" kata Reina dalam hati.
"yaa deh nggak pa-pa.. Aku suka kok di mall" kata Reina.
"kamu tinggal di rumah cuma sama adik aja??" tanya David pada Reina.
Tadi memang David sempat menjemput Reina di rumahnya dan David juga sempat bertemu dengan adiknya Reina.
"iya... " jawab Reina dengan singkat.
Bukan. Bukan Reina tidak mau merayu David, tapi Reina ingin menjalankan misinya dengan waktu yang lama agar nanti David benar-benar mencintainya dan mau melakukan apapun yang Reina inginkan.
Jadi intinya Reina ingin agar david dapat benar benar jatuh cinta padanya.
"nggak ada saudara lain gitu??" tanya david lagi.
"enggak.. Aku cuma 2 bersaudara" jawab Reina dengan lirih.
"aku selalu inget mama kalo lagi mikirin Rey" sambung Reina dengan suara lembutnya. Suara yang menyampaikan betapa sedihnya dirinya ketika mengingat kenangan tentang mamanya.
Sampai kapanpun Reina akan tetap sedih saat mengingat mamanya.
Apalagi saat dia mengingat jika mamanya meninggal karena kejahatan papanya.
"maaf Reina kalo aku bikin kamu keinget lagi.. " kata David yang merasa bersalah.
"nggak masalah.. " jawab Reina dengan singkat.
"masa kamu nggak ada keluarga lain sih Rein?? Bahaya kalo kamu tinggal cuma berdua sama adek kamu.. Kalo ada apa-apa kalian...."
"udah David, nggak usah bahas tentang keluarga lagi yaa?? Cukup bahas tentang Rey aja.." potong Reina.
David mengangguk. Dia merasa bersalah karena membahas topik sensitif bagi Reina. Bukankah dulu dia sudah pernah bilang jika dia tidak akan mengungkit masalah keluarga lagi?? Itu membuat Reina tidak nyaman.
Jadi dari pada membuat Reina lebih tidak nyaman, David lebih memilih untuk diam dan menyimpan semua pertanyaannya.
***
TBC
I Hope You Like This Story
Haii semua.. Jangan lupa vote dan coment yaaaa
Patrisia Arselita
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Love You
RomanceSaat semua kebencian sudah membunuh hatinya. Dia hanya mencari uang untuk hidupnya dan hidup adiknya. Semua yang dia lakukan hanya demi uang, begitupun saat dia berpacaran dengan dosen kampusnya, dia tahu bahwa dosen itu sangat kaya jadi dia berfik...