Suara itu yang dahulunya temani hariku
Suara itu yang dahulunya slalu menyapakuSuara yang ku rindu
Suara yang ku nanti
Dan suara yang kini tak seindah dahuluHei..
Dengarlah !
Sayup-sayup ku mendengarSudah kau dengar ?
Apa ?
Tak terdengarkah ?
Mungkinkah hanya aku yang bisa mendengarnya ?
Ya mungkin sajaSuara ini bukan dari petikan gitar
Suara ini bukan gesekan biola bukan pula dari alat musik manapun
Dan suara ini bukan dari penyanyi terkenal sekalipunSuara ini miliknya
Dia yang dahulunya tak bosan menghubungiku
Dia yang slalu temani hariku
Dia yang mampu membuatku betah didalam kamar kecilku
Dan dia yang ada disanaSuara itu hidup dimasa lalu
Berawal parau
Lantas sayup dan hilang
Namun kini masih saja terngiang dalam ingatanku
Dan entah sampai kapan# ketika perubahan itu muncul, disanalah pula aku rindu akan kata KITA

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
PoetryDisini tempatku bercerita, akan rasa yang tak kunjung usai. Sebuah rasa yang masih saja mekar. Ini bukan juga ceritaku dan dia. Cerita ini bisa juga dari orang-orang disekitar. "Kata-kataku memang tak seindah penulis lainnya. Sudahku katakan bahwa...