4. Gagal

1.2K 45 8
                                    

Chapter ini gak penting banget. Chapter abal ketiga yang gue buat selama gue di watty.

Nanya dong. Next chapter mau POV siapa? Terus mau pic siapa? Aldrid atau Alecia? Kalo misalkan Aldrid,mau Aldrid nya tipe flower boy atau cogan? Berikan pendapat kalian di kotak comment atau di wall profile gue. Makasihh♤

*

Gue melihat ke cermin sekali lagi untuk memastikan kalo penampilan gue udah oke. Rencananya sih gue mau nembak didepan kelasnya sambil main gitar.

"Kak Aldrid lama banget!" teriak Rena dari lantai satu.

Gue mendengus dan mengambil tas gue dan tas satu lagi yang berisi gitar.

"Ngapain bawa gitar, Drid?" tanya mama.

"Mau nembak." jawabku sumringah.

"Nembak? Nembak temen kamu yang kemarin?" celetuk papa.

Gue mengernyit. "Bukan. Kok papa bisa tau kemarin temen Aldrid dateng?"

"Mama cerita kemarin."

"Oh."

"Mau nembak siapa sih, Drid?" mama bertanya sekali lagi dengan nada penasaran.

"Kak Aileen, bener kan?"

Gue mengangguk dan menyeret paksa Rena masuk ke mobil.

*

"Lo ngapain bawa gitar?" Farel menepuk pundakku dan mengambil alih tas gitarku.

Gue merebut kembali tas gitarku. "Nembak someone special."

"Cie Aileen ya?"

"Hmm."

Gue melirik Farel dari ekor mataku yang sedang celingak-celinguk.

"Lo kenapa?"tanya gue.

"Aileen gak masuk hari ini."

Damn!

"Serius lo? Axel juga gak masuk hari ini, kan?"

FYI, Axel itu sahabat gue setelah Farel. Tapi kita jarang bareng dia.

"Iya. Tadi ada anak kelasnya teriak kalo Aileen gak masuk, sakit katanya. Kan kelas Aileen sama kelas kita deketan, jadi kedengeran." jawab Farel panjang lebar.

"Yaudah."

Sebenernya gue udah mencak-mencak dalem hati. Gue udah nyiapin rencana sampe segala bawa gitar gini, taunya anaknya gak masuk?

"Ngapain lo ngikutin gue?" suara Farel membawaku kembali sadar ke alam yang sebenarnya.

"Males duduk sama yang lain." gue menggidikkan bahu acuh.

Farel menoyor kepalaku. Gue mendelik.

"Lupa kalo kita duduk sesuai absen?"

Gue mengerjap. "Oh iya. Lupa."

"Yaudah sono ke tempat lo sendiri." ujar Farel dengan gerakan seperti mengusir kucing.

Gue mengabaikan usirannya. "Eh kemaren Eci aneh. Abis gue bilang kalo mau nembak Aileen, dia jadi pendiem."

Farel menggidikkan bahunya. "Mungkin dia suka sama lo..? Bentar yang lo maksud Eci itu seatmate lo kan?"

"Iyalah. Siapa lagi." jawab gue. "Dan dia gak mungkin suka sama gue."

"Yah terserah sih, kan gue cuma ngomong doang."

Gue bergumam asal dan berjalan ke tempat duduk gue. Eci belom datang. Great. Padahal hari ini ada test biologi dan itu pelajaran pertama.

Believe in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang