9. Rahasia

1K 48 4
                                    

Author's POV

Mata Aldrid membelalak. Jangan-jangan dugaannya selama ini benar.

Aldridge Gavriel : we need to talk. besok.

Alecia Adelina : okay. lo jan nanya"in Aileen dulu.

Aldridge Gavriel : knp?

Alecia Adelina : you know, lo bisa ngerencanain sesuatu yang bisa nguak semua rahasia Aileen.

Aldridge Gavriel : hmm, bagus jg ide lo. oke, besok jan lupa ye.

Alecia Adelina : *emot jempol keatas*

Aldrid melempar hape ke meja kecil samping ranjangnya. Dia tak habis pikir dengan yang dikasih tau Ale.

Pokonya, dia hanya perlu fokus untuk ngagetin Aileen dan cowok satu itu.

*

"Jadi gimana, Le?" tanya Aldrid begitu nyampe dikelas.

Ale menarik tangannya menuju luar, yang entah kenapa rasanya pas.

"Jadi gini. Lo mau ngagetin mereka kapan? Pulang sekolah ini?" tanya Ale.

Aldrid mengedikkan bahu. "Gak tau."

"Jadi gimana?"

"Menurut lo kapan bagusnya?"

"Pulang sekolah aja deh. Karena lo juga gak mau kan malu-maluin?"

Aldrid ngangguk.

"Oke, jadi gini..."

*

Aldrid dan Ale membututi Aileen yang tadi katanya dijemput sama supir. Tapi sebelah alis Aldrid naik saat melihat Aileen masuk ke mobilnya sendiri.

Dengan cepat, Aldrid masuk ke mobilnya sendiri dan segera tancap gas untuk mengikuti Aileen. Ale sendiri hanya duduk diam, tidak memberikan tanggapan tentang ngebutnya mobil yang dikendarai Aldrid.

"Al, kayaknya gue tau deh, ini ke arah mana," kata Ale setelah hening yang cukup lama.

"Dimaㅡ"

Perkataan Aldrid terputus. Karena saat ini didepannya ada dua insan yang sedang bergandengan tangan.

"Aldrid...," gumam Ale. Dia menggenggam kepalan tangan Aldrid, membuat Aldrid melemaskan kepalan tangannya.

"Lo yakin mau sekarang?" tanya Ale pelan. Ketika melihat Aldrid yang benar-benar emosi, dia takut kalau Aldrid tidak bisa mengendalikan dirinya nanti. Juga, Ale belum tau siapa cowok yang menggenggam tangan Aileen. Tapi dia jelas tahu kalau Aldrid mengenal cowok itu.

Aldrid menggertakkan giginya. "Kalau gak sekarang, kapan lagi?"

Ale diam. Perkataan Aldrid ada benarnya.

Dalam hening, mereka keluar dari mobil dan mengikuti kedua insan tersebut.

"Ail, aku gak mau tau ya! Kamu yang memulai, kamu juga yang harus mengakhiri!" bentak sebuah suara lelaki.

"Iya! Emang aku duluan yang mulai, dan aku tau kalau aku juga yang harus mengakhiri!" jawab Aileen. Kini, matanya mulai memerah menahan tangis.

"Kalau kamu udah tau, kenapa kamu gak mutusin Aldrid? Kamu lupa sama rencana kita?"

Deg.

Aldrid mengepalkan tangannya. Jadi dia hanya dipermainkan? Jadi Aileen menerimanya hanya untuk mempermulus rencananya sendiri?

Banyak pertanyaan dikepala Aldrid. Mulai dari kenapa, apa rencananya, sampai apa benar itu Aileen.

"Tiap aku mau bilang putus, selalu aja terhalang. Setiap aku mendapat perlakukan manis dari Aldrid, entah kenapa itu bikin aku gak tega. Aku bisa liat ketulusan."

Believe in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang