6. Cemburu

1.1K 52 5
                                    

Wajib baca A/N dibawah '-'

*

Alecia's POV

Gue keluar dari mobil dengan sangat malas. Merutuki otak gue yang bisa-bisanya ngasih usul ke Aldrid kemarin. Gue emang gak ikut party kemarin, tapi gue yakin kalo Aldrid udah nembak Aileen.

Dan bener aja, pemandangan di depan gue ini bikin gue ngebuang wajah.

Aldrid dan Aileen jalan bergandengan tangan.

Gue ketawa miris dalam hati.

Mungkin memang semua yang aku miliki dan aku impikan diambil. 

"Hai, Alecia."

Gue noleh dan kaget saat ngeliat Farel. Apa bener dia yang nyapa gue?

"Hey?" Sebuah tangan naik turun didepan muka gue.

Gue mengerjap. "Oh, hai."

"Lo Alecia, kan?"

Gue ngangguk.

"Oh, gue Farel." Farel mengulurkan tangannya dan kusambut dengan cepat. Gue gak mau bikin kontroversi karena salaman sama dia.

"Iya gue tau kok. Kan sekelas." kata gue.

Dia menggaruk kepala nya yang aku yakin tidak gatal itu.

"Mau bareng ke kelas?"

"Gak deh." tolakku sehalus mungkin.

"Kenapa?"

Gue ngelirik sekitar. "Gak mau kena amuk fans lo."

Farel menampikkan senyumnya.

"Biasa aja kali." Dia menarik tangan gue dan sekarang gue kayak orang yang diseret-seret.

"Heh, guㅡ"

"Ngikut aja."

Dan akhirnya gue diseret kayak anak ayam dengan pandangan masih ke Aldrid-Aileen.

Diam-diam, gue bersyukur Farel narik gue.

*

Mata gue menyipit saat ngeliat Aldrid dan Aileen lagi berpegangan tangan dan saling memandang.

Gue cuma bisa diem. Gak tau musti ngapain. Pandangan mata gue gak bisa lepas dari mereka.

Gue berusaha untuk gak bisa peduli. Tapi nyatanya gak bisa. Ada perasaan anehㅡdan itu gak ngenakkin banget.

Rasanya ada yang ganjel. Kayak ada yang maksa gue buat berjalan kearah mereka dan melepaskan kaitan tangan mereka.

Dan tanpa sadar gue berdiri, kaki gue berjalan kearah mereka. Aldrid dan Aileen udah gak saling berpandangan lagi, Aldrid melempar tatapan -lo-kenapa?- dan seketika gue sadar. Cepat-cepat gue berbelok ke kiri, pura-pura gak ngeliat mereka. Hampir aja.

Hampir aja gue mempermalukan diri gue sendiri di depan dia.

*

"Ci, kita gak ada tugas sebangku kan?" Aldrid yang barusan duduk disebelah gue langsung membuka mulutnya.

Gue menggeleng dengan alis tertaut, "Gak ada. Kenapa?"

Dia tersenyum, "Gak papa. Baguslah kalo gak ada. Karena mulai sekarang, gue bakal nganterin Aileen pulang."

Nyut.

Ngilu banget.

Gue memaksakan senyum, "Oh lo udah jadian sama dia?"

Believe in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang