8. Aneh

1K 43 4
                                    

Aldrid's POV

Beberapa hari ini Aileen jadi aneh. Dan juga beberapa hari ini Eci jadi ngejauhin gue.

Wait, kenapa gue jadi ngomongin Eci lagi?

"Aldrid! Apaan sih, tiap aku ngomong gak pernah didengerin! Kamu mikirin siapa sih?!"

Gue hanya bisa memejamkan mata. Beberapa hari ini, Aileen jadi lebih mudah marah.

"Maaf ya, sayang. Aku dengerin kok kamu ngomong apa. Gimana kalo sekarang kita ke kantin?"

"Gak mau! Sayang-sayangan, tapi kamu nya gak pernah mikirin aku! Udah, ah, aku bete! Aku mau ke kelas aja."

Aileen menghentakkan tangannya, sehingga genggaman tangan kami terlepas. Dia pergi dengan menghentak-hentakkan kakinya. Gue menatap bingung pada punggungnya yang semakin menjauh.

Gila. Yang duluan manggil sayang juga siapa? Yang maksa gue manggil dia gitu juga siapa?

Hhh, gue juga gak mau kali manggil sayang gitu.

Dengan langkah malas, gue terus berjalan ke kelas.

"Hey, Drid! Udah lama nih kita gak ngobrol."

Sebuah tepukan dibahu gue dan sebuah suara masuk ke pendengaran gue. Gue tau dia siapa, Axel.

Gue membalikkan badan, lalu menatapnya datar.

"Muka lo suram banget, Drid. Gimana kalau kita ngobrol bentar?"

Gue mengangguk mengiyakan.

"Jadi kenapa nih muka lo suram gitu?" tanya Axel begitu gue sama dia udah duduk dibangku panjang didepan kelas.

Gue mengedikkan bahu. "Cewek gue sensian amat beberapa hari ini."

"Aileen?"

"Iyalah, siapa lagi."

"Selow, Drid. Jadi ketularan sensinya Aileen nih lo."

Gue mendengus kasar. Bener apa kata Axel, gue juga jadi cepet marah. Cuma didepan Aileen gue berusaha untuk gak meledak.

"Kalo istirahat sekarang lo suka kemana sih? Jarang ngumpul bareng gue dan Farel sekarang." kata gue.

Tiba-tiba, Axel diam. Gue mengerutkan dahi bingung.

"Ohh itu. Gue dikelas aja kok. Biasa, nyalin pr haha."

Gue menganggukan kepala, tapi ada rasa ragu yang menghampiri gue. Aneh.

"Sombong lu ye sekarang, jarang ngumpul lagi bareng kita."

Gue mendecak begitu tau siapa yang menginterupsi percakapan gue dan Axel. Siapa lagi kalau bukan Farel?

"Ngapa lu ngedecak-decak gitu?" tanya Farel, dia udah duduk disebelah gue.

"Ketularan sensinya Aileen dia, Rel," jawab Axel lalu ketawa.

"Emangnya Aileen kenapa? Dia marah sama lo?"

"Gak tau tuh Aileen. Beberapa hari ini jadi lebih mudah marah," jawab gue.

"PMS kali," celetuk Farel, membuat gue menggetok kepalanya.

Dan pada akhirnya, kita bertiga ketawa bareng.

Tapi ketika gue ngeliat Axel, dia kayak ketawa paksa gitu. Dan gue bisa liat, ekor matanya melihat kearah lain.

Dan gue tau itu kearah mana.

*

"Ale," panggil gue begitu ngeliat Ale ngelintas didepan gue.

Dia menoleh dengan wajah kaget.

Believe in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang