Epilog

1.1K 29 3
                                    

It's just another night

And i'm staring at the moon

I saw a shooting star

And thought of you

Ale cemberut saat alunan lagu All of The Stars milik Ed Sheeran menggema di seantero kamar apartemennya. Sambil menjejalkan beberapa potong cemilan ke mulutnya, dia menyentuh-nyentuh layar iPad nya lalu menunggu hingga wajah familiar seseorang tampil di layar gadget-nya.

"Hei," sapa yang di seberang sana sambil menunjukkan senyum kecilnya yang justru lebih cakep dari senyum lebar.

"Hmm," Ale bergumam menanggapi. "Lagi dimana, Al?"

"Di asrama nih, lagi ngerjain tugas."

Aldrid menunjukkan setumpuk kertas penuh coretan. Ale mengangguk-angguk. "Belom kelar? Tumben banget."

"Tadi aku jalan sama Clarissa," jawab Aldrid, "dia minta ditemenin survey tempat buat tugasnya."

Ale mengerutkan keningnya selama beberapa detik lalu mengangguk acuh. "Oh."

"Oh doang, nih? Yah, nggak seru dong kalo kamu nya nggak cemburu."

Ale terkekeh pelan dan melahap makanan lainnya. "Apa sih, Al. Udah ah, garing omongan kamu tuh. Lagi nggak mood nih, maag kambuh."

"Kambuh?" Aldrid mengerutkan keningnya. "Kambuh kok malah ngemil? Harusnya kamu tuh istirahat kek, minum air hangat kek, bukannya makan eskrim."

Ale memutar bola matanya. "Ya, ya, Al. Tinggal sakit dikit doang, kok. Tadi kelaperan."

"Sukurin," Aldrid tertawa puas.

"Gitu, ish." Ale mengerucutkan bibirnya. "Aduh, sakit lagi nih."

"Eh eh, celemongan tuh." Aldrid mengacuhkan ringisan Ale, membuat cewek itu mencibir pelan. "Bersihin sana."

"Bersihin, dong?" Ale terkikik.

"Ngapain bersihin mulut lu," Aldrid bergumam pelan seraya mencorat-coret kertasnya. "Kalo aja aku disana, pasti aku olesin minyak ayam biar lebih mantep."

Dan Ale tertawa seraya mengambil tisu. Dia sudah biasa dengan obrolan mereka yang seperti ini. Entahlah, sejak Ale menerima Aldrid kemarin, mereka berdua menjadi lebih rileks, lebih santai, tidak membawa segala sesuatunya terlalu serius. Makanya, Ale sudah terbiasa dengan omongan nggak nyambungnya Aldrid.

I sang a lullaby

By the waterside and knew

If you were here

I'd sing to you

Ale mencebikkan bibirnya lagi ketika sadar lirik All of The Stars terulang kembali. Dia baru ingat, kalau dia me-repeat lagu ini. Ingin meng-non-aktifkannya sih, tapi Ale malas sekali untuk melakukannya.

"Eh? Lagi dengerin All of The Stars?" tanya Aldrid, raut wajahnya serius untuk pertama, lalu berubah menjadi jahil. "Kangen ya, sama aku?"

Lagi-lagi, Ale cemberut. "Nggak tuh."

"Oh ya? Padahal aku kangen loh."

"Yaudah sana, emang aku peduli?" Ale menjulurkan lidahnya.

Aldrid tertawa lagi. Matanya berkilat senang. "Coba deh, ke balkon atau buka jendela gitu."

Ale bingung, namun tetap menuruti perkataan Aldrid. Cewek itu mulai beranjak dan menuju jendela. Setelah mendapat posisi yang pas, ia menyingkap gorden lalu bergumam, "Terus? Kenapa?"

Believe in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang