Seperti dikejar hantu Ino dan Hinata berlari secepat yang mereka mampu demi menjauh dari area kampus.
"Kalian lama sekali." Gerutu Sai yang sudah menunggu kekasihnya di halaman parkir.
Ino berteriak girang dan langsung memeluk leher Sai tanpa aba-aba.
Naruto mengerutkan kening melihat reaksi Ino yang begitu aneh. "Dia kenapa Hime?"
Wajah Hinata bersemu merah. "Ng, t-tidak ada N-naruto-kun."
Mata Naruto memincing tajam kearah Hinata. Naruto tahu benar mana Hinata yang jujur dan mana Hinata yang tidak jujur. "Jangan bohong padaku, Hime."
Hinata makin gelagapan saat dipandangi dengan tajam oleh Naruto. "I-i-itu.."
"Aku berhasil mengurung Sasuke dan Sakura di kelas!!" Pekik Ino sebagai jawaban atas rasa penasaran Naruto dan juga Sai.
Baik Sai maupun Naruto terbelalak tak percaya dengan keterangan Ino.
"Kau mengurung mereka?"
Ino mengangguk semangat, merogoh kantong kecil yang ada di dalam tasnya lalu mengangkat benda kecil – kunci – ke udara. "Tadaa! Kunci kelas dan tas Sakura ada padaku. Besok pagi-pagi buta kita menyelinap ke dalam ya Sai-kun, kasihan mereka sudah harus segera dilepas." Ino terkikik diakhir kalimat.
"Kau gila? Bagaimana kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Sasuke dan Sakura?" Naruto berkata dengan sedikit meninggi.
Dengan santainya Ino mengendikkan bahu. "Aku pikir hanya dengan cara itu bisa membuat mereka akur. Mereka perlu waktu berdua untuk bicara, Naruto. Ayolah tidak akan terjadi apa-apa dengan mereka."
Aksi konyol Ino ini memang ada benarnya, kedua manusia itu perlu interaksi tapi tetap saja mengurung mereka di dalam kelas termasuk aksi gila! Bagaimana kalau hubungan keduanya tidak jadi membaik tapi malah semakin buruk?
"Naruto-kun." Hinata mencicit sambil mendekap lengan kanan Naruto. "Maaf." Lirih Hinata lagi.
Naruto menghembuskan nafas beratnya kala melihat orang tercintanya menunduk penuh penyesalan. Semarah apapun Naruto selalu saja akan kalah dengan ekspresi melas Hinata. Rasanya Naruto berdosa sekali jika sampai membuat wajah ayu Hinata berubah murung.
"Ya sudahlah. Ini ide kalian, jika terjadi hal-hal tidak diinginkan kalian yang bertanggung jawab." Tegas Naruto seraya mengusap pipi gembul Hinata, berusaha membuat Hinata tenang dan tidak merasa bersalah lagi.
"Wohoo! Ayo kita pulang Sai-kun." Sai yang sejak tadi diam memperhatikan kelakukan aneh pacarnya hanya bisa mendengus saja. Ia juga tak habis pikir dengan Hinata, kenapa perempuan lembut seperti Hinata mau-mau saja diajak berbuat kriminal oleh Ino?
Entahlah Sai tak mau peduli.
***
Hening. Hanya suara deru nafas teratur yang terdengar di seluruh sudut ruang kelas tersebut. Sudah hampir tengah malam, itu artinya sudah hampir dua jam Sasuke dan Sakura terjebak dalam ruang kelas yang sudah sepenuhnya gelap.
"Sakura?" Sakura menggeliat kecil dalam dekapan Sasuke sebagai tanda bahwa dia masih terjaga.
Setelah mati-matian Sasuke berusaha membuat Sakura tenang, akhirnya gadis itu mau berhenti mengeluarkan air mata.
Sasuke bisa memaklumi ketakutan Sakura yang berlebihan pada gelap, trauma yang dialami Sakura beberapa tahun lalu membuat Sakura takut jika harus berada di dalam ruangan gelap minim cahaya. Sakura tidak pernah bisa tidur jika lampu kamarnya tidak dinyalakan, seluruh sudut ruang yang ada disekitarnya harus terang agar Sakura bisa tenang dan tidak paranoid.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Boyfriend
Fanfiction"Nyatanya hidupku tak pernah berjalan jauh-jauh dari hidupmu. Selalu saja berujung pada sosok yang sama, yaitu dirimu mantanku." Sasuke x Sakura --oOo-- Naruto © Masashi Kishimoto AvalerieAva 2016 present : "My Ex Boyfriend"