Extra Part - II

15.9K 896 22
                                    

Naruto mengetuk dagunya dengan jari telunjuk, matanya menatap fokus pada Sasuke yang sudah bersetelan tuxedo biru gelap dengan dasi hitam di hadapannya. "Hmmm, tampan juga kau Teme."

Yang disebut "Teme" pun hanya melirik sadis dan tidak membalas ucapan pria kuning itu. Dia terlalu sibuk mengontrol denyut jantungnya yang berdetak arogan. Dihadapan cermin besar dia menatap sosok dirinya dari ujung kaki yang berbalut pantofel hitam mengkilat sampai pada ujung rambutnya yang terkesan berantakan tapi malah membuat si pemilik rambut makin bertambah tampan. Tidak henti sejak tadi dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, perutnya sampai mulas sangking gugupnya.

"Tenangkan dirimu Teme ku sayang." Pria kuning yang menyadari kegugupan Sasuke itu memijat singkat kedua bahu sahabatnya berusaha menyalurkan ketenangan pada Sasuke.

"Apa dulu kau juga gugup begini?"

Naruto menaik turunkan alis matanya sebagai jawaban. "Tapi tidak terlalu gugup juga sih. Kurasa Hinata-chan yang lebih gugup."

Yang benar saja!? Protes Sasuke dalam hati saat menyadari kebodohan sahabat kuningnya. Jelas saja Hinata gugup pada saat upacara pernikahannya dengan Naruto, jangankan pernikahan didekati Naruto saja wajah Hinata langsung memerah padam.

"Sial, kenapa aku gugup sekali!?"

"Karena ini hari terpenting dalam hidupmu, Teme. Kuharap kau tidak menangis seperti saat Itachi-niisan dan Izumi-nesan menikah dulu ya Teme, ingat yang menikah ini kau, tidak lucu jadinya kalau kau menangis. Itu akan sangat memalukan." Oceh Naruto.

Ingatan Sasuke kembali melayang pada saat Itachi dan Izumi menikah bertahun-tahun silam. Saat itu Sasuke memang menangis karena terharu beruntung Sakura tidak menghadiri pernikahan Itachi dan Izumi kala itu, seandainya gadis pink yang saat itu berstatus sebagai kekasihnya datang pasti dia akan menertawakan kekonyolan Sasuke karena menangisi pernikahan kakaknya.

Sasuke menggelengkan kepalanya untuk membuang kenangan memalukan yang berkeliaran di kepalanya. Hari ini adalah hari yang sangat penting dalam sejarah hidupnya, ia sudah berjanji secara pribadi pada Tuhan bahwa hari ini akan menjadi moment satu kali seumur hidup bagi seorang Sasuke Uchiha. Hari pernikahannya, ini adalah pernikahan pertama dan terakhir dalam sejarah hidupnya dan Sasuke harap mempelai wanitanya juga akan menjadikan hari ini sebagai moment sekali dalam seluruh umur hidupnya.

Senyum Sasuke tercetak saat membayangkan seperti apa mempelainya yang akan ia jumpai dalam kurun waktu kurang dari satu jam.

"Kalian lama sekali, ayo cepat!" Mikoto Uchiha yang saat ini tampil menawan dengan gaun satin biru gelap masuk secara tiba-tiba ke dalam kamar rias yang hanya berisi Sasuke dan Naruto saja.

"Teme sedang menyiapkan mental Bibi, sudah kupastikan dia tidak akan menangis seperti saat pernikahan Itachi-niisan dulu." Naruto menyahuti panggilan Mikoto dengan nada penuh gurauan.

Mau tak mau Mikoto tergelak dengan ucapan Naruto dan tawa sang Ibu malah membuat Sasuke makin panas.

"Sudahlah ayo!" Ucapan Sasuke memotong suara tawa Mikoto dan Naruto.

Dengan langkah penuh keyakinan Sasuke siap berangkat menuju gedung gereja yang akan ia pakai untuk upacara pernikahannya hari ini.

***

Jantung Sasuke yang tadi sudah tenang kini kembali bergemuruh hebat saat dari dalam gedung gereja dia bisa melihat rombongan iring-iringan mempelai wanita tiba. Kedua telapak tangannya berubah dingin saat matanya menangkap sosok Fugaku berjalan menghampiri mobil pengantin yang – Sasuke yakin – membawa mempelai wanitanya disana.

My Ex BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang