Lima - Love.. Love

547 37 7
                                    


After a long time a go.. maaf baru bisa lanjut sekarang, karena Aku lagi dalam masa masa menyiapkan kelulusan tahun depan jadi maaf ya kalo buat nunggu atau gimana. Gak maksud PHP in kalian kok. And anyway.. Aku ini penulis amatir dan cerita ini bener bener cerita pertama yang Aku terbitkan di wattpad. Jadi kalau ada saran, kritik atau apapun just write it in a comment box. I'm very appreciated it! So lets chek this one out..

Dont you dare to copy-paste

Original by insomdreamers.

***

"Gue pernah bilang, Gue ga bisa melengkapi seseorang. Karena bagi Gue, love is not about completed someone, Love is about strenght it someone.Semua bukan sekedar hanya mencari yang bisa melengkapi, tapi mencari seseorang yang bisa saling menguatkan. Gue gak bisa jadi seseorang yang bisa membuat kekurangan Lo jadi hilang gitu aja, tapi gue bisa jadi seseorang yang menguatkan lo disaat lo gabisa hadapin segala sesuatunya sendirian. Gue janji gue gaakan nyakitin lo nis.. will you be mine?" ungakapan perasaan Rizky membuat dunia Anisa terpaku seketika, semuanya terasa hening. Dan hatinya pun menghangat, tapi... bukan hanya hatinya saja yang menghangat. Tapi wajahnya juga terasa menghangat merasakan hembusan nafas Rizky dan juga bibirnya pun menghangat merasakan bibir Rizky berada diatas bibirnya.

Setelah beberapa detik terpaku, Anisa kembali ke dunia nyatanya dan menyadari apa yang sedang terjadi saat ini. Anisa mulai merasakan perlahan bibir Rizky mulai bergerak, jantungnya pun kali ini ikut bergerak dan berdetak lebih cepat. Tangan kanannya meremas kuat Jas bagian depan yang Rizky kenakan dan tangan kirinya berusaha meraih ujung meja kerja Rizky untuk menopang tubuhnya yang terasa akan luruh. Anisa benar benar melewati setiap detiknya dengan terkejut dan sampai pada akhirnya keterkejutan lainnya terjadi

"Bro! I'm just get a bored now lets go out to buy some a co— oh my god.." mendengar seseorang masuk tanpa sopannya ke dalam ruangan Rizky, dengan segala tenaga yang Ia punya, Anisa mendorong dada Rizky hingga mereka berjauhan sekarang. Rizky hanya memutar bola matanya jengah dan sudah bisa menebak siapa yang selalu datang tanpa mengetuk pintu dulu.

"Lo gak usah sok kaget gitu, bisa gak sih ketuk pintu dulu?" dengan jengah Rizky berbicara pada sahabatnya itu, John. Sementara John tidak sama sekali menghiraukan kata kata Rizky, Ia terpaku menatap wanita yang beberapa kali mengusap wajahnya dengan wajah shock.

"ky, seinget gue, gue ga minum pagi ini... itu, dia.... Anisa, Anisa Rahma kan? Dia yang mau lo jad—pffttt"sebelum menyelesaikan kata-katanya. Dengan cekatan Rizky berjalan cepat dan menutup mulut sahabatnya itu dengan tangannya.

"mendingan lo keluar dari ruangan gue, diem.. gue masih ada urusan yang gak bisa diganggu atau ditunda sama siapapun. Mendingan lo pergi sama supir lo. Sana!" BRAK! Tepat saat Rizky menyelesaikan kata-katanya, pintu ruangannya sudah tertutup rapat. Rizky kembali membalikkan badannya dan menatap Anisa yang sedang duduk sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. "gimana?"

Pertanyaan Rizky membuat Anisa menoleh perlahan kearah Rizky, detik berikutnya Ia berdiri. "Maaf, gue gak bisa...emmm.. bukan, bukan maksudnya gue mau nolak lo. Tapi...."

"Tapi?"

"Tapi, yaa.... semua terlalu cepet, terlalu tiba tiba. Kasih gue waktu buat mikir"

"okey... but, lets make a deal?" Rizky menjulurkan tangannya kedepan Anisa, dan menaikkan sebelah Alisnya.

Anisa mengkerutkan keningnya terlihat kebingungan. "Apa?"

This Is What You Came For [c. AR] (REALLY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang