Episode 6

389 12 0
                                    

Seung Nyang ditraktir makan enak oleh Byung Soo. Byung Soo bertanya di mana mayat Ta Hwan, bagaimana jika para tentara yang menemukannya duluan? Seung Nyang berkata ia sudah menyembunyikannya dengan baik. Seung Nyang pura-pura belum tahu kalau Byung Soo adalah pengkhianat dan Byung Soo berpura-pura ia bukan seorang pengkhianat.
Byung Soo pura-pura menangis dan berkata ia berhasil menyelamatkan diri dalam serangan di Pulau Daechong dan sekarang ia datang ke kota untuk menyelamatkan Komandan Ki. Seung Nyang berkata sungguh melegakan mereka bisa bertemu.
Byung Soo keluar sebentar. Ia pergi menemui si keriting. Si keriting tidak sabar ingin meringkus SeungNyang. Tapi Byung Soo berkeras ia ingin memeriksa mayat Ta Hwan dulu dan memastikannya.
Ia mengingatkan sebentar lagi ia akan jadi jenderal jadi sebaiknya si keriting menurut. Si keriting terpaksa mengikuti perintah Byung Soo. Seung Nyang melihat mereka dari jendela.

Seung Nyang membawa Byung Soo ke rumah tempat persembunyiannya. Di luar, si keriting sudah mengepung dengan pasukan Wang Go. Byung Soo membuka peti dan mencium bau busuk.
Ia melihat Ta Hwan terkubur dalam garam dan percaya Ta Hwan sudah mati.Kemudian ia berteriak memanggil si keriting. Seung Nyang ditangkap. Seung Nyang pura-pura baru mengetahui kalau Byung Soo adalah pengkhianat.

Wang Yoo disuruh turun tahta karena Goryeo akan menjadi bagian dari Yuan. Jadi tidak ada Goryeo lagi.
Dan itu semua sudah menjadi kesepakatan parapejabat karena kesalahan Wang Yoo hingga Ta Hwan terbunuh di Goryeo. Para pejabat menunduk tidak berani menatap Wang Yoo. El Temur berkata Wang Yooakan dibawa ke Daidu untuk diadili.Secara mengejutkan, Wang Yoo mengaku ia membunuh Ta Hwan dengan kedua tangannya karena Ta Hwan telah menghina Goryeo. Dengan begitu tidak perlu menyuruhnya turun tahta.

"Bunuh saja aku sekarang. Bunuh aku dan lepaskan rakyatku."

Bahkan El Temur pun terkesan dengan sikap Wang Yoo. Tapi ia berkata kematian Wang Yoo tidaklah cukup. Ia akan membawa Wang Yoo ke Yuan. Lalu memerintahkan Dang Ki Se dan Wang Go untuk mengurus Goryeo.

Tiba-tiba Byung Soo masuk. Ia memberi hormat pada El Temur dan melaporkan kalau ia membawa mayat Ta Hwan.Semua terkejut, terutama Wang Yoo. Aku yakin dalam hatinya ia langsung memikirkan Seung Nyang.Dang Ki Se, Tap Ja Hae, Bayan, dan Tal Tal keluar dari aula istana untuk memeriksa peti.

Di sebelahnya Seung Nyang berlutut dengan tangan terikat. Dang KiSe berkata seharusnya mayat Ta Hwan mengapung di sungai. Byung Soo berkata tubuh Ta Hwan terkubur garam tapi masih bisa dikenali. Seung Nyang diam-diam tersenyum.Dang Ki Se menyuruh Tap Ja Hae memeriksa isi peti. Tapi Tap Jae Hae tidak tahan dengan bau busuknya hingga menyuruh Bayan yang memeriksa. Bayan dan Tal Tal memeriksa isi peti. Mereka kecewa saat melihat itu benar-benar Ta Hwan.

"Beristirahatlah dengan tenang, Yang Mulia,"

bisik Bayan sambil menutupi kembali wajah Ta Hwan dengan garam. Ta Hwan sedikit bersin karena ada garam masuk ke hidungnya.Dang Ki Se mendengar bunyi bersin dan mendatangi dengan curiga. Bayan cepat-sepat bersin dan berkata ia tidak tahan dengan bau busuknya.
Ia menutup peti sambil tersenyum diam-diam.

"Kau masih hidup, Yang Mulia..."ujarnya dalam hati.

Peti dibawa masuk ke dalam aula. Begitu juga Seung Nyang. Wang Yoo tak bisa menutupi kelegaannya saat melihat Seung Nyang masih hidup.Peti dibuka sedikit. El Temur berteriak memanggil Ta Han sambil pura-pura menangis.
Dang Ki Se dan yanglain berlutut memberi penghormatan. Hanya Bangsawan Zhang yang benar-benar sedih.Tiba-tiba Seung Nyang berdiri dan melapor pada Wang Yoo kalau Ta Hwan masih hidup. El Temur tertegun.

"Diam! Mayatnya ada di sini!" seru Dang Ki Se sambil mendorong tutup peti dengan keras.

Maka bangkitlah Ta Hwan dari petinya. Semua berteriak terkejut. Ta Hwan melompat turun dari peti sambil batuk-batuk karena terlalu lama menahan nafas.

 Empress Ki Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang