10. Kakak Adik

100 32 1
                                    

"Dianter siapa? Kayaknya bukan Daniel," ujar ibuku yang tengah membaca majalah di ruang tamu.

"Hehe, emang bukan," ujarku sedikit tersenyum.

"Hayoo siapa? Pacar baru ya?."

"Ah bisa aja, doakan iyaaa."

"Ya sudah, buruan mandi, ada roti coklat di dapur, jangan lupa dimakan."

"Okey siapppp."

Malam menunjukan pukul setengah tujuh, dan tanganku masih menulis deretan-deretan rumus dan angka yang memusingkan kepalaku. Jemariku meraih ponsel dan membuka sosial media. Saat aku membuka WA dan menonton status orang-orang, aku menyatukan kedua alisku.

"Hah? Kak Rafa nyimpen kontak gua? Kirain bakal dibiarin. Komen statusnya gak ya?"

Aku pun bingung dan takut diabaikan apabila kukirimkan sebuah pesan. Pada akhirnya aku pun memberanikan diri mengirimkan sebuah pesan singkat.

Zalwa 18.35
(Replied story) makannya banyak amat, laper atau doyan kak?

Rafa 18.36
Hahahah, iya nih laper banget.

Zalwa 18.37
Wkwk, gacukup tuh lambung

Rafa 18.37
Cukup, lambung gua kan kaya karet, bisa penuh banyak makanan.

Zalwa 18.38
Apaan sih, mana ada...

Rafa 18.38
Ya ada-lah..... tapi sayangnya

Zalwa 18.39
Sayang kenapa?

Rafa 18.39
Cieee manggil sayang.

Zalwa 18.40
Kak Rafa apaan sih, jayus bet dah

Rafa 18.41
Sayangnya, badan gua ttp ae gini-gini aja

Zalwa 18.42
Wajib bersyukur.

Rafa 18.43
Wajib itu, pastinya.

Aku mengakhiri percakapan itu tanpa membacanya. Aku berdiri dari bangku menuju tempat tidur sembari memeluk boneka beruangku. Kau tau bagaimana rasanya perasaan seorang perempuan ketika hal itu terjadi pada diri sendiri? Sangat amat bahagia.

Keesokan harinya aku membalas pesan tersebut. Jujur, degup jantungku dua kali lipat detaknya.

Zalwa 05.12
Maaf kak, baru bales.

Rafa 05.15
Iya gapapa, sans

Zalwa 05.17
Kak Rafa nanti ke sekolah?

Rafa 05.18
Iya, gua selalu ke sekolah.

Zalwa 05.19
Kok aku gapernah liat?

Rafa 05.20
Bahasanya pake gua lu aja gapapa.
Iyalah jarang liat, aku selalu di ruang videografi soalnya.

Zalwa 05.22
Oalahhh, gitu.

Pesanku berakhir sebatas dibaca. Aku tidak peduli, yang terpenting aku senang dengan beberapa chat itu. Karena sudah pukul setengah 6, aku pun bergegas untuk siap-siap ke sekolah.

Ketika aku di sekolah sewaktu istirahat, aku, Dion, dan Nadia pergi menuju kantin.

"Ada yang seneng banget nih keknya," celetuk Dion.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

☬SELENOPHILE☬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang