Third Eye

665 38 1
                                    

Creepy Story: Third Eye
Real Story: Nicholas Sampurna

***
Ini pengalaman ku sendiri, 100% bukan rekaan, tidak ada penambahan cerita, semua original berdasar apa yang aku lihat dan rasakan.

Aku memiliki karunia untuk memakai "Third Eye" atau biasa disebut "mata Chakra" (Buat yang belum tau, bisa googling atau buka Wikipedia)

Di sekitaran tahun 2013 lalu, aku kangen dengan seorang gebetan yang sedang dekat dengan ku, namanya Cita. Saat itu dia bekerja di Jakarta, sementara aku bekerja di Semarang.
Hingga malam itu, aku memutuskan untuk bermeditasi, "memanfaatkan" kemampuan Mata Chakra yang kumiliki untuk menengok si Cita. (Kurang kerjaan banget ya?)

Setelah proses Mata Chakra, aku tidak tahu berada dimana tapi kurasa sedang berada di dalam kamar kosnya (Aku saat itu belum pernah mengunjunginya di Jakarta sejak berpisah), Cita tampak tertidur lelap dengan baju piyama, sprei bergambar batman dan sebuah buku tebal (tentang ilmu hukum perdata) di samping nya.

Dengan perlahan aku menyentuh lengan nya, dan ia langsung "terbangun". (Terbangun secara Roh dan fisiknya masih tidur)

Entah apa yang kupikirkan saat itu, aku hanya ingin mengajak nya melihat masa depan kita. Yang kami bayangkan, adalah masa depan indah kita hidup bersama.

Namun...
Suasana malam hari, kami berjalan menyusuri suatu daerah (Saat itu aku tidak tahu berada dimana), gang - gang perkampungan dengan rumah - rumah yang tertutup rapat. Aku bercengkrama dengan nya, penasaran kami berada dimana.

Sampai berada disebuah pertigaan antara belok kanan atau lurus, dan kami mulai melihat pemandangan yang tidak sedap.

Ada puluhan mayat tergeletak rapi di belokan kanan, semua tertutup kain putih yang telah bernoda kecoklatan (darah kering), maka kami memutuskan jalan lurus.

Sampai akhirnya kami berada disebuah jalan protokol yang cukup luas, dengan sungai yang berada ditengah jalan, memisahkan lajur kanan dan kiri.

Gedung - gedung perkantoran, toko, ataupun Mall nampak normal dengan lampu menyala, mobil dan motor terparkir rapi, selayaknya kehidupan normal. Tetapi jalanan sangat sepi, bahkan tidak ada satupun yang melintasinya.

Hingga kami kembali menemukan tumpukan mayat tertutup kain putih bernoda coklat berada di sebuah halaman perkantoran.

Tangan Cita terasa hangat menggenggam tangan ku erat. Langkah kaki dipercepat.

Mayat - mayat tersebut mulai menjadi pemandangan disekitar kami. Bahkan dibeberapa titik penumpukan mayat, terdapat orang - orang yang masih hidup menangis histeris, mungkin menangisi keluarga mereka yang sudah mati. Kami tidak berani bertanya. Semua tampak shock, sedih, tatapan kosong, tangisan, jeritan.

Kami dengan jelas bisa mencium bau bangkai, lengkap dengan suara lalat mendengung.
"Kol, gue takut..." ucap Cita lirih.
Aku hanya bisa menggandeng tangan nya, dan meneruskan langkah kaki.

Tiba - tiba sayup - sayup kami mendengar sebuah lagu yang di putar dengan speaker. Aku melihat pucuk lancip atap bangunan dengan lampu tanda salib menyala. (Karena kami Nasrani) Maka kami memutuskan untuk mendatangi lokasi tersebut.

Suara lagu semakin terdengar jelas, sebuah lagu ber nada minor menyayat hati yang mendengar.
Didepan gereja tersebut tampak beberapa kendaraan militer TNI (Jenis Panser Saladin / Saracen) terparkir rapi diantara mayat yang telah ditutup kain putih.

Ada orang - orang yang berkerumun, namun juga ada yang nampak shock, menangis dll.

Beberapa petugas militer dan polisi nampak sibuk menandu orang entah kemana. Sementara ada juga yang "mempacking" mayat dengan kain putih.
Aku memutuskan untuk masuk gereja tersebut, Cita terus menggenggam erat lengan ku.

Didalam bangunan itu, kursi - kursi kayu telah di singkirkan, dan menjadi ruang bangsal darurat. Puluhan kasur darurat memenuhi tiap sudut bangunan. Diatasnya orang - orang berteriak kesakitan, ada yang anggota tubuhnya bahkan sudah tidak lengkap lagi (Tangan putus, kaki hilang, tubuh tinggal separuh keatas dll), genangan darah berada diseluruh lantai, dan petugas medis tampak bingung mengurus pasien.
Aroma darah, bercampur keringat dan pengap tercium sangat anyir, menyebalkan.

Suara didalam bangunan tua itu bercampur antara kepanikan, tangisan keluarga yang masih hidup, teriakan kesakitan, dan lagu minor yang ternyata diputar dibangunan tersebut.
"Please Kol, gue ga tahan... Balik yuk."

Aku paham, dan aku tersadar dari mata chakra ku. Air mataku bercucuran deras, kepalaku sangat pusing (Vertigo parah) dengan jantung berdebar kencang.
Pagi nya, aku menelpon Cita. Menanyakan Sprei kasurnya, buku tentang Hukum Perdata, dan semuanya benar.

3 Tahun berselang (Bulan September lalu) aku ke Jakarta (JakPus) untuk menjemput pacarku yang sekarang. (NOTE : Aku sudah tidak dengan Cita lagi)
Gang yang sama kutemui. Jakarta Pusat, jalan disekitar Alaydrus - Petojo.

Jalan besar adalah jalan Gajahmada dan Gereja yang aku lihat adalah Katedral.

Semua persis dengan apa yang menjadi penglihatanku 3 tahun yang lalu.

Lagu yang dimainkan di katedral : Hatikva (Israel Anthem song (By Google , dengan suara vokal wanita,tanpa latar belakang alat musik) --> Ngga paham juga kenapa lagu itu yang main. Padahal lokasi di Indonesia.

Sebuah keputusan terburuk yang pernah kulakukan sepanjang hidupku. Seorang Biksu pernah berpesan, jangan sekalipun menggunakan kemampuan ku untuk kepentingan nafsu, ataupun melihat apa yang seharusnya (wajarnya) belum boleh diketahui manusia. Dan aku melanggarnya.

Apakah ini adalah masa depan Jakarta? Atau Indonesia?
Apa yang terjadi? Wabah penyakit? Perang / Kerusuhan? Bencana alam?

Sekali lagi, ini bukan kisah fiktif, rekaan, mimpi, atau fiksi lain nya, tetapi pengalaman pribadi dengan apa yang saya miliki.

(Note : Saya tidak bermaksud menyinggung Agama atau kepercayaan tertentu, karena kepercayaan yang saya anut, Biksu, Mata Cakra atau bahkan lagu Israel. So please no negative comment about it)
***

Sc: creepypasta blogger
Habis baca like ya, biar mimin semakin mantep updatenya ♨

MIDNIGHT
LIKE AND SHARE

http://line.me/ti/p/%40nlz7967q

#creepypasta #creepystory #story #creepy #horror #scary #urbanlegend #nightmare #deepdarkfeels #hantu #case #detective #riddle #ceritaseram #midnight #killer #riddlestory #deepweb #jakarta #psycho

Short Story (Horror)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang