Suasana di dalam bus yang hirup pikuk menemani orang-orang yang didalamnya setiap hari.
Shinjiro hanya bisa duduk terdiam, berdoa supaya tidak ada orang yang menatapnya karena cara duduknya yang sangat kaku. "Aku sudah mengundurkan diri. Iya, aku tidak apa-apa. Tenang saja, maaf ya aku tidak sempat mengucapkan selamat tinggal pada kalian semua. Aku tidak tahu kapan aku kembali." Ucap orang yang duduk di sebelah Shinjiro.
Ia hanya bisa mendengarkan orang di sebelahnya berbicara; mau tidak mau. Lagipula orang di sebelahnya berbicara cukup keras sehingga bisa terdengar olehnya. Namun ia tidak berani melihat siapa yang duduk di sebelahnya; khawatir orang itu akan menatapnya dan ia akan mendengar suara-suara menakutkan di kepalanya seperti yang terjadi saat di halte.
"Iya begitulah, aku sudah berbicara pada bos, katakan salam dan maafku pada teman-teman yang lain... Apa? Pelanggan tidak akan datang? Haha.. Kau pasti bercanda.... Aku tidak tahu sampai kapan, tapi.. yang pasti aku harus menemukan dia." kata orang itu lagi. Dari suaranya, Shinjiro bisa menebak bahwa orang yang di sebelahnya itu adalah seorang wanita dewasa.
Rasa penasaran menghampiri dirinya. Pikirannya bergejolak dalam dirinya. Oh, ayolah Shinjiro. Kau ini sudah 30 tahun. Masa kau merasa penasaran dengan seorang wanita asing?
Dia akhirnya mengintip dari sudut matanya. Rasa penasaran ternyata bisa mengalahkan ketakutan dalam dirinya. Dan ternyata benar, wanita yang duduk di sebelahnya berusia sekitar dua puluhan. Memakai blus merah lengan pendek dan celana hitam ketat. Matanya berwarna hitam seperti orang Jepang pada umumnya. Bulu matanya lentik, rambutnya pendek sebahu. Dan ada tanda lahir di bawah mata kanannya.
Cantik dan manis. Ujarnya dalam hati. Boleh juga.
Tunggu, apa yang baru saja kupikirkan?
"Aku tidak peduli jika ia tidak mengizinkanku. Kau itu teman baikku dan aku ingin kau mengerti! Ya, aku minta maaf karena tidak pernah mengatakan hal ini padamu sebelumnya, tapi aku harus melakukannya. Aku tidak ingin membicarakan ini lagi. Akan kutelpon lagi ketika aku sudah sampai ke apartemen. Dah!" Wanita itu menekan tombol 'tutup' di telepon genggamnya.
"Huh! Menyebalkan sekali! Dia pikir bisa seenaknya terhadapku." gerutunya. Wanita itu melirik ke sampingnya, Shinjiro cepat-cepat mengalihkan pandangan. Semoga saja ia tidak menyadari aku memperhatikannya dari tadi. Nanti bisa-bisa aku dikira om-om penggoda. Tapi aku kan masih muda! Pikirannya bergejolak lagi.
"Maaf, kalau saya mengganggu anda. Apa saya berbicara terlalu keras tadi?"
Tunggu! Apa wanita ini berbicara denganku? Apa aku harus membalasnya? Ya ampun, Shinjiro! Dia hanya bertanya!
"Oh, tidak masalah. Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa." Jawab Shinjiro tanpa sedikit pun menatap wanita itu. Sudah terbiasa? Memangnya berapa banyak orang yang berbicara kepadamu selama ini?
"Maaf, saya tidak terbiasa berbicara dengan orang asing." Semoga saja aku tidak terdengar kasar karena berbicara begini. Wanita yang di sebelahnya malah tertawa geli. Mengapa wanita ini malah tertawa? Apa perkataanku itu lucu?
"Oh maaf... maaf, saya tidak bermaksud menertawakan anda. Maaf juga atas ketidaksopanan saya. Perkenalkan, nama saya Shinohara Sayaka. Senang berkenalan dengan anda, Pak....."
Sebelum, Shinjiro membalas. Bus yang ia tumpangi mereka berdua berhenti di tempat tujuan. "Maaf, saya harus turun di sini." Shinjiro berjalan cepat tanpa menoleh ke arah wanita itu.
Sebelum bus melaju kembali. Shinjiro sempat melihat wanita itu melambaikan tangan. Tanpa sadar ia ikut melambaitkan tangan juga, kemudian tersadar sesuatu. Memangnya kau masih SD?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere in November
RomanceKehilangan merupakan bagian dari cerita hidup manusia. Namun ketika ada kesempatan kedua yang datang, akankah kita mengambilnya? Bertemu dengan kematian secara berulang-ulang membuatnya skeptis dengan kehidupan. Suatu ketika hidup Shinjiro Kushieda...