04. Ternyata dia Kakak kelas ...

117 21 3
                                    

"Luka lebam di kulit masih bisa hilang tanpa bekas. Tapi, luka lebam di hati ...? Akan terkenang dan berbekas."


Tiga hari sudah ia bertahan di sekolah barunya. Setelah sang Ayah mengantar hingga ke depan gerbang, akhirnya Andori memberanikan diri untuk melangkah dengan rasa percaya diri, 100% ampuh. Hari ini, adalah hari pertama ia mengikuti acara "A night to remember". Setelah membawa satu tas berisi banyak perintilan yang ia butuhkan, ia pun segera menyimpan tas itu di locker-nya. Sungguh malang nasibnya ... Sang Ayah memaksanya untuk membawa magic jar ke sekolah. Karena sang Ayah takut, jika Andori bisa kelaparan malam hari nanti. Kini, ia pun kebingungan, di mana ia akan menyimpan magic jar ini?

"Aha! Titip di Ibu yang siapin makan siang, aja!" dengan segera, ia pun berlari ke cafetaria. Setelah itu, ia langsung berlari menuju kelas pertamanya.

Sebelum menekan bel, ia berbicara sedikit dengan bahasa kalbunya ...

"Oke, sekarang, lo jangan duain gue, ya! Gue uda PD, lo jangan bikin gue ciut!" ucapnya kepada si kalbu.

Huft! Dia menghelak napas dalam. "Oke, aku siap! Aku siap!" dengan girang dan penuh semangat, ia pun menekan bel, mengetuk, dan membuk pintu kelas. Andori melangkah masuk dengan pasti, namun ... Wajah cerinya pun mendadak pudar —Saat dilihat apa yang ada di dalam kelas, semangatnya pun mendadak pecah hingga berkeping-keping!

Ia tak melihat jadwal kelas dengan baik ... Dengan asal, ia langsung memilih satu kelas tanpa melihat pelajaran apa yang berlangsung di balik sana. Dia sudah terlanjur masuk, dia tak bisa keluar lagi. Banyak pasang mata para murid yang langsung memandang ke arahnya. "E-eh ...?" Andori gerogi. Matanya melotot dengan sangat lebar. Tidak, ini kelas gymnastic!

~*~

"Ayo, Andori ... Keluar dari sana," ucap sang guru bernam Betry, yang langsung menyuruh Andori untuk memilih dan mengenakan satu pakaian senam, agar Andori bisa segera mengikuti kelas.

Mati, gue ... Olahraga aja jarang, gimana, nih?! ucap si bahasa kalbu. Andori menarik-narik roknya yang terasa pendek. Ia tak PD mengenakan pakaian ini. Meski sudah memakai terusan legging, tetap saja, rok ini seakan tak berhasil menutupi bagian pahanya. Belum lagi, pakaian ini sangatlah ketat!

"Andori ...?" panggil sang Guru sekali lagi. Dengan perasaan tak sabar, para murid pun menunggu Andori untuk keluar dari ruang ganti. Para murid sangat ingin tau mengenai kabar yang beredar belakangan ini, mengenai Andori ... Ini saat yang tepat untuk mencari tahu! Itu lah pikir para murid.

"TARA!" dengan memegang kedua ujung roknya, Andori pun mencul di depan murid-muridnya. Semua mata pun menatap kagum ... Bukan karena Andori. Tapi, karena ada seseorang yang tiba-tiba saja ikut muncul di belakangnya!

"Wooo, yeahhhh!" suara teriakan pun terdengar gaduh. Andori sudah salah tingkah. Dia belum mengetahui tentang seseorang yang ada di belakangnya.

"Astaga ... Kamu ngapain pake rok?!" tanya Betry penuh rasa terkejut.

"A-an—" baru Andori akan menjawab, ucapannya langsung terhenti saat terdengar suara lainnya dari arah belakang.

"Sa-shay-shay ... A. Ma-ma .. Maw-u ... i-ikh ... I-ik-u-kudh, Mi-miss!" ucap seorang cowok yang langsung membuat Gemini berbalik. DEG, cowok itu ...

Ada Dori di Hati GamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang