06. Ekskul baru, niat yang baru ...

62 17 3
                                    


"Mencoba hal baru itu sah-sah saja. Tapi ingat, motivasi apa yang membuatmu ingin mencobanya? Jangan sampai, motivasimu itu yang akan membuatmu kesulitan kelak ..."




"Hantu bangku kosong nggak akan tinggal diem, loh!"

"Sekali lu duduk di sana, lu bakalan kena sial terus."

"Lu bakalan nggak betah, karna tiap hari bakal dingangguin hantu itu, hihhh!"

"Dia beneran serem ... Di mana pun lo berada, dia bakalan datengin lu!"
.

.

.

Sedari tadi Andori menyusuri koridor kelas, seniornya yang benama Billye ini terus saja memberikan info seram yang semakin membuat Andori resah. Seniornya ini sangat menyebalkan! Baru saja kenal, sudah banyak cakap. Memang, dia ada di kelas di mana Andori pertama kali tiba di sekolah terkutuk ini. Dia juga lah orang yang sudah membiarkan Andori duduk di bangku kosong itu. Andai saja hatinya sedang tak kelabu ... Bisa dipastikan, seniornya itu akan menelan tas ransel saat ini juga.

PLAK. Gama menempelkan secarik kertas di jodat Billye yang langsung Billye baca isinya. "Uda, dong ... Kasian Ndor. Nggak usah dibikin parno gitu!" Dengan wajah masam, Billye pun menggerutu dalam hati.

"Kamu kenal sama cowok tadi?" tanya Gama sembari menghentikan langkahnya.

"Duh, Gam ... Kamu tuh buang-buang kertas tau nggak! Kamu nggak mikirin nasip pepohonan apa?! Makin banyak kertas yang kamu buang, makin banyak nyawa pohon yang hilang! Nggak. Aku nggak tau dia siapa!" Andori menatap Gama dengan tatapan kesal, namun Gama hanya tersenyum geli.

"Ngapa lo senyum-senyum?!" Gama menahan tawa saat ditanya seperti ini. Pipinya mengembang kiri dan kanan, membentuk dua bakso besar yang seakan ia masukan ke mulutnya. "Ihh ... Malah ketawa sekarang. Jawab, lo kenapa?!" TSAHH, Andori menarik beberapa helai bulu dada Gama.

"AWWWW! Sakittttt!" teriak Gama yang langsung membuat Andori dan Billye terkejut.

"Tuh, kan! Lo bisa ngomong! Lo pura-pura gagap kan, selama ini?!" tanya Billye sedikit emosi. Gama langsung menutup mulutnya dengan kedua lengan berkuku lentiknya.

"Jawab! Ngeselin lo, Gam!" Andori melotot ke arah Gama, seakan ingin menelan Gama dalam satu tegukan saja.

"Gue bukan pura-pura gagap ... Tapi, memang gini adanya, broh!" secarik kertas Gama berikan kepada Billye. Belum puas Billye membacanya, Gama yang malas menulis ulang pun merebut kertas itu lagi dan memberikannya kepada Andori dengan puppy face-nya.

"Serah lo, Gam!" ucap Andori lelah, lalu melangkah pergi menuju kamar mandi.

Saat di dalam kamar mandi, ia sedang fokus dengan perutnya yang entah kenapa tiba-tiba terasa sakit! Ia pun masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi. Tanpa berpikir banyak lagi, ia langsung duduk dan membuka segala hal yang menghalangi. Sembari berkonsentrasi penuh, ia menekan perutnya dengan tenaga bulan agar cepat keluar! PLUK, bom atom pun terjatuh dan siap meledak! Enggak. Itu hanya bola-bola coklat karamel yang sudah berhasil Andori keluarkan. "Ahhh ... Akhirnya ..."

Sedang asyik menikmati kepuasan batin, suara pintu terbuka dengan kasar pun terdengar, disusul suara beberapa orang yang sangat mengganggu indera pendengaran!

"Lo masih mau cari gara-gara sama kita, huh?!"

"Iya ... Lo nggak ada kapok-kapoknya, ya!"

"Lo pikir lo oke?!"

Ada Dori di Hati GamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang