07. A night to remember

98 17 2
                                    


"Tunjukan kualitasmu, di hadapan orang yang meremehkanmu."



"Ya, anak-anak ... Selamat melakukan kegiatannya masing-masing! Ingat, jangan ada yang berani-beraninya melakukan hal terlarang, karena CCTV akan mengawasi kalian! Dan untuk para senior, tolong jaga para juniornya. Bimbing dengan benar, dan jam 10 harus sudah tidur semuanya."

Apel pembukaan acara A night to remember atau ANTR ini terpantau tertib. Entah memang biasanya seperti ini, atau karena didominasi oleh para junior yang bisa dibilang masih "anget-angetnya". Tapi yang pasti, Andori sempat bimbang dengan dirinya kini. Apa benar dia akan ikut ekskul cheerleaders? Belum lagi, akan ada seleksi terlebih dahulu yang berupa sebuah test yang belum Andori ketahui apa test-nya. Dan juga, teman satu ekskul-nya tak ada yang mau berbicara dengan dirinya ...

"Silahkan, lakukan kegiaannya masing-masing. Saya pamit!" ucap Pak kepala sekolah yang disambut teriak kegirangan dari semua murid. Dengan cepat, mereka pun bubar dan berjalan menuju ruangan masing-masing. Terlihat Gama sedang sibuk memegang tumpukan handuk sembari membuntuti teman-temannya yang sudah mengenakan stelan basket berwarna merah.

"N-ndor!" sapa Gama saat melihat Andori melintas tak jauh dari hadapannya, tapi Andori seolah tak mendengar itu. Ia terus bejalan dengan hati yang bimbang ...

Hmm ... Tar malem aja, deh, gue datengin dia lagi .... ucap Gama dalam hati, lalu pergi membuntuti teman-temannya lagi.

Akhirnya, sekitar pukul 7 malam lah Andori masuk kembali ke dalam kelas cheers. Ia sudah membulatkan tekadnya untuk melakukan ini semua. Biarlah tak ada yang mau berteman dengannya sekarang. Siapa tau ... Nanti akan banyak yang mau kenal dekat dengan Andori? Hihihi.

"Ok, girls. Ready?"

Baru saja Andori masuk, sudah disambut oleh suara melengking dari sang Kapten yang sudah berdiri paling depan, memimpin murid lainnya dengan berpose ala-ala Gigi Hadid.

"Yes, ready!" jawab semuanya kompak, lalu musik pun mulai terdengar. Langsunglah mereka bergerak-gerak mengikuti ketukan musik mush up remix ala ala mickey/let me love you. Andori sampai dibuat melongo dengan suguhan ini ... Pasalnya, Andori jarang sekali olahraga. Yang dia tahu hanyalah cara membuat masker madu, dan juga makan. Dan ini, kenapa gerakannya sangatlah ekstrim, sulit, dan ... Menantang maut?!

"BERHENTIIIIIII!" DENG DENG DENG DENG. Eh, salah ... JENG JENG JENG JENG. Musik pun seketika berhenti, begitupun semua cewek mendadak diam bagaikan melakukan mannequin challenge. Ada yang sedang dilempar ke angkasa, namun berhenti di udara. Ada yang sedang jungkir balik, tapi kepalanya masih di lantai, sedangkan kakinya ada di atap, enggak. Ada juga yang membuat piramid.

JENG, Cinta menolehkan kepalanya ke sumber suara. Kamera zoom in, close up ala-ala.

JENG, Friska pun sama, menolehkan kepalanya ke sumber suara.

HACIM, Karina bersin, cairan hijau melompat ke salah satu kaki yang sedang ia pegang—kaki si flyer yang sedang membuat piramid. Ya, Karina adalah Base, orang yang mengangkat, melempar dan menahan berat badab Flyer.

"Ewhhh!" BRUK. Keseimbangan piramid pun goyah, dan ... Runtuh, hampir semua yang ada di sana jatuh dan tertimpa pantat kawannya.

"Oppss ... Sorry, hehehe," ucap Karina, memasang wajah innocent-nya.

BRUK BRUK BRUK, hentakan kaki cinta yang diikuti Friska dan Karina pun terdengar bagai dawai kematian.

"HEH! KAMU TEH KUNAON?!" Cinta berdecak pinggang di hadapan Andori. Percikan saliva pun mengenai wajah Andori ... (Kunaon = Kenapa.)

Ada Dori di Hati GamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang