"Gue suka sama lo ...
Gue sayang juga.
Cinta? Bukan, gue Gama, bukan Cinta"— Gama, 17 tahun, Perancis (Parapatan Ciamis)"Cin, kok kameranya mati?!" Friska panik melihat layar laptop yang menampilkan warna hitam saja. Cinta dan Karina yang tersadar, juga ikut panik sekarang.
"E-eh ...? Gue nggak tau! Jangan-jangan, si Dor—" Belum selesai berbicara, Karina sudah memotong seperti biasa.
"Si Dori pura-pura mati! Dia nyerah, guys. Ah!" Wajah kecewa, nampak jelas Karina berikan. Entahlah, semenjak melihat kemampuan Andori tadi, Karina pun menyimpan rasa kagum tersendiri dan dia sangat ingin Andori ada di kelompoknya.
"Bego! Gue takut dia ada apa-apa, ih!" Cinta langsung menutup laptopnya secara paksa, dan bangkit dari posisi duduknya. Keadaan ruangan sedikit gaduh, karena anggota lainnya pun saling bertanya dengan kemungkinan apa yang sedang terjadi.
"Ayo, kita cek. Lo tunggu di sini, Rin! Jagain yang lain, jangan sampe ada yang keluar ruangan. Gawat, kalo ada apa-apa, kita bisa kena marah guru ..." ucap Cinta, seraya menarik tangan Friska untuk keluar dari ruang kelas.
"I-ih ... Gue ditinggal?" dengan wajah lugunya, Karina bertanya—namun sia-sia, Cinta dan Friska sudah menghilang.
Tanpa berpikir banyak lagi, Cinta dan Friska memberanikan diri untuk ke lantai 3. Mereka benar-benar takut bila terjadi sesuatu dengan Andori, yang akan menyebabkan ekskul tercintanya dalam ancaman kelak.
"Pelan-pelan, Cin ... Capek, gue!" keluh Friska saat Cinta terus menarik lengannya.
"Bawel lu!"
Di tempat lain, tepatnya di lantai 3—gudang kotor yang angker, Andori sangat terkejut karena Gama, ada di dalam gudang juga! "Lo ngapain di sini, Irwansyah?! Gue lagi uji nyali, tau!" tanya Andori dengan emosi yang membara.
"Gu-gu-gu ..."
"GUDEG?! GUGUK?! GURAME?! APA?!" potong Andori tak sabar.
"GU-GUE! Gue ... Kha-khawati-tir ... Sa-sa sam ... Sama el-el-elu, N-ndorrrrr," ucap Gama bersusah payah.
DEG. Dalam kegelapan, wajah Andori memerah. Ia segera menyembunyikan wajahnya dengan berbalik memunggungi Gama, tak ingin Gama melihat wajahnya kini. "A-ahahahah. Alesan lu! Pasti, mau perkosa gue, ya?! Awas aja kalo lo berani pegang-pegang!" ucap Andori sembari pura-pura menyibukan diri mencari sesuatu.—padahal dia malu.
Gama bingung harus mulai darimana. Ia sebenarnya tak begitu paham dengan apa yang ia lakukan sekarang. Hanya saja, mendengar Andori akan melakukan uji nyali di gudang kosong ini, ia khawatari dan merasa takut. Ya, takut kehilangan ... Jadi, Gama pun memutuskan untuk mengendap dan bersembunyi di dalam gudang dengan membawa sesuatu, untuk diberikan ke Andori sekaligus memastikan bahwa Andori baik-baik saja.
"Uda, ah ... Gue mau selesein tantangan ini. Mana lagi si pom-pom sialannya!" Baru Andori membalikan tubuhnya, BOAM. Gama melempar pom-pom yang Andori cari tepat ke wajahnya!
"Sialan lo, Gam! Mau gue bogem, huh?!" Andori kesal, ia maju dan mendorong tubuh Gama. Lalu ...
"Bu-bu buat, lu ..." Gama memegang boneka Monyet berbulu coklat, yang sukses membuat Andori menganga hebat.
"A-e-u-o ... A-ah ...?" Andori speechless, benar-benar terkejut dengan apa yang Gama lakukan.
"Gu-gu-gu gue ... Say-sayang ... S-ss-ss ... Sa-sam sama lo, Ndor."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Dori di Hati Gama
Humor"LDR itu, susah. Apalagi beda negara kaya Indonesia-Jepang. Gimana, sih, cara biar hubungan bisa awet terus?! Gimana caranya biar bisa ngobatin rasa kangen, walau ga bisa ketemu setiap saat?! Lo tuh ngeselin, tapi kenapa bikin kangen, Gam?!" #######...