4. Keputusan

261 144 95
                                    

Sally dan Nina akhirnya memutuskan untuk bersepeda menikmati waktu luang Sally. Dia memang tergolong sibuk, sehingga ia sangat jarang dapat menikamati waktu seperti saat sekarang ini.

"Kita istirahat dulu," kata Nina menghentikan kayuhan sepedanya.

"Istirahat? Kita baru saja istirahat lima menit yang lalu," gerutu Sally.

Nina hanya tersenyum malu, sedangkan Sally hanya dapat menggelengkan kepalanya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di sebuah kursi taman yang tidak jauh dari mereka.

"Kau tunggu di sini, aku ingin membeli es krim dulu," ujar Nina, namun seketika ia datang kembali.

"Ah, aku lupa, kau ingin rasa apa?"

Sally berpikir sejenak. "Vanilla."

Nina mengangguk mengerti lalu pergi, baru saja Nina pergi tiba-tiba segerombolan remaja putri datang mendekati Sally.

"Ah! Aku benar kan? Dia Sally!" kata salah seorang di antara mereka, gayanya terlihat mencolok dibandingkan yang lain.

Sally hanya bertingkah cuek melihat gelagat mereka yang tidak bersahabat. "Ada urusan apa kalian mendatangi ku?"

"Kau masih bertanya? Cih ... Bukanya seharusnya kami yang bertanya kenapa kau menganggu kehidupan Cris kami?" jawab yang lainnya.

'Cris kami?' batin Naya mencoba mencerna maksud pembicaraan.

"Ah! Jadi kalian fans si Cris muka dua itu?" kata Sally seenaknya tanpa memikirkan dampak ucapannya.

Spontan saja ucapannya membuat para remaja itu mengepalkan tangannya. Amarah mereka sudah terasa di puncak ubun-ubun. Nafasnya pun menjadi lebih cepat dari seharusnya.

"Apa tadi yang kau ...."

"Permisi, ada apa di sini?" potong Nina sambil membawa dua buah es krim ditangannya.

Bukan jawaban yang didapat Nina tapi salah seorang remaja itu langsung merebut es krim tersebut dari tangannya. Tidak ada yang menyangka jika gadis itu akan melemparkan es krim tersebut ke wajah Sally.

"Rasakan itu!" kata gadis itu puas, lalu pergi bersama teman-temannya yang lain.

"Sebaiknya kau menjaga ucapanmu itu, Nona Sally yang terhormat!" cemooh salah seorang di antara mereka.

Sally mulai naik pitam dibuatnya, ritme nafasnya beribu kali lebih cepat dari seharusnya. Ia tetap harus menahan amarahnya yang akan meledak itu, mengingat dia juga adalah seorang artis.

"Sally, maafkan aku. Aku benar-benar tidak tahu mereka akan melakukan ini padamu," ujar Nina sambil membersihkan wajah dan baju Sally menggunakan tissue.

Sally tersenyum menatap Nina. "Ini bukan salahmu Nina, ini sudah menjadi konsekuensiku menjadi seorang artis," tukas Sally sambil ikut membersihkan wajahnya.

"Tapi, aku memang harus meminta maaf," pinta Nina sambil mengenggam tangan Sally.

"Kau ini seperti baru pertama kalinya mengahadapi kondisi seperti ini, sudahlah. Hmm ... Bagaimana jika kita pulang saja?

Nina mengangguk cepat.

*=*=*

"Oh tidak wajahku!" pekik Sally saat turun dari mobilnya.

Sally langsung menghentikan tiba-tiba langkahnya yang hampir membuat Nina menabraknya dari belakang.

"Kau mengejutkanku, Sally,"

Not Famous?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang