10. Hari pertama

26 6 1
                                    

"Sally!! Apa kau masih belum selesai? Cepatlah! Jika tidak kau akan terlambat!" Nina bersorak dari dapur, ia sedang sibuk menyiapkan sarapan.

Sally bergegas. Ia memasukkan beberapa perlengkapan make up nya ke dalam tas kecil nya. Meskipun ia tidak lagi model, tapi menjaga kecantikan dan keindahan adalah nomor satu untuknya.

Sally lalu menghampiri Nina. Ada satu pertanyaan yang sangat menganggunya sejak semalam.

"Nina?"

"Hmm. Ada apa?" Nina masih sibuk menata piring di atas meja makan.

Sally menggeser sedikit kursinya ke tempat Nina berdiri. "Apa sungguh tidak masalah mengenalkan namaku Sally?"

Nina mengangguk. Namun Sally langsung mengerutkan keningnya. Nyaris saja kedua alisnya bertemu

"Kau bilang harus menyamarkan identitasku."

"Hmm. Iya."

"Tapi kan tetap sa--"

Nina meletakkan jari telunjuknya di bibir Sally. "Dengarkan aku nona manis. Karena pemilik nama Sally bukan hanya kau saja di dunia ini. Jadi itu tidak akan masalah selagi kau tidak megenalkan nama lengkap dan menceritakan tentang siapa keluargamu." Nina kemudian menatap wajah Sally seolah meneliti setiap inchi nya. "Lagi pula kau sudah merubah penampilanmu."

Sally mengangguk mengerti. Jika dipikir lagi apa yang dikatakan Nina ada benarnya. Lagi pula sejauh ini, sepertinya orang di kota ini tidak ada yang mengenal jika dia adalah Sally anak pemilik Clarynton grup.

"Cepat habiskan sarapan. Aku akan berganti baju dulu untuk mengantarmu." Nina kemudian berjalan menuju kamarnya.

Tiba-tiba saja Sally teringat satu hal.

"Apa kita akan naik motor lagi?"

"Tidak."

"Sungguh?"

"Iya."

"Lalu kita naik apa?"

"Lihat saja nanti." Nina langsung menutup pintu kamarnya. "Cepat saja habiskan sarapanmu!" sorak Nina dari kamarnya.

Sally hanya mengangguk. Ia berjalan menuju meja makan. Di meja itu telah terhidang nasi goreng yang telah dicampur sosis dan telur. Makanan kesukaan Sally.

Aku harus belajar memasak dalam waktu dekat ini, batin Sally saat mengingat Nina yang tidak lama lagi pergi dari apartemennya.

Apa itu artinya aku harus belajar naik motor juga?

-0o0-

"Benarkah?"

"Hmm. Iya, Sally." Nina mengangguk meyakinkan Sally yang masih mematung tidak percaya saat mendengar kabar darinya.

Sally langsung memeluk Nina. "Aku sungguh cemas tadi. Aku tidak berhenti memikirkan apa aku harus belajar naik motor juga."

"Tetap saja kau harus belajar menggunakanya nantinya." Nina menoleh ke arah sedan hitam di sampingnya. "Kau tau 'kan menggunakan mobil itu sedikit boros?"

Sally mengangguk mengiyakan. "Aku akan mempelajari nya nanti."

"Oh ya ini juga ada sesuatu lagi untukmu." Nina menyodorkan sebuah handphone dan kartu rekening.

Sally langsung menatap tidak percaya. Ini benar benar membuatnya terkejut. Pertama saat Nina mengatakan jika papa nya memberi mobil untuk Sally selama di sini, dan sekarang ia menerima handphone dan kartu rekening.

"Jangan menghubungiku terlalu sering. Oh ya, handphone ini telah di setting agar kau hanya bisa menghubungi Drian dua kali dalam seminggu. Untuk kartu rekening, di sana telah ada sedikit uang untukmu. Jadi jika ingin menambahnya kau sendiri yang melakukannya. Mengerti?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Famous?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang