"Sally?"
"Papa?"
Sally terdiam, kakinya seolah tidak dapat lagi untuk melangkah maju maupun mundur ke belakang.
Pria paruh bayu di depannya itu langsung bergegas mendekati Sally dan menarik tubuh Sally ke dalam pelukannya.
Spontan saja Sally langsung terdiam. Awak media pun langsung mengabadikan momen ini, namun langsung ditutupi dan dihalangi oleh para penjaga.
"Terima kasih Sally, terima kasih karena telah datang untuk menemui papa."
Sally langsung mendorong papanya menjauh darinya.
"Saya ke sini bukan karena anda, jadi tolong beri saya jalan. Sebentar lagi rapat akan di mulai," kata Sally dingin lalu berlalu meninggalkan papanya.
Sally memejamkan matanya erat. Mengingat apa yang baru saja ia alami tadi.
'Papa me-melukku? Apa tadi itu sungguh nyata?' batin Sally tidak yakin.
"Nona, di sini ruangan anda. Masih ada waktu dua puluh menit lagi sebelum rapat. Ruangan rapat di aula timur."
"Baiklah."
"Apa sebaiknya saya nanti kembali lagi untuk mengantar nona ke ruangan rapat?" tanya pria itu.
Sally menggeleng. "Tidak perlu, saya akan pergi sendiri."
"Baiklah kalau begitu, Nona, saya permisi dulu. Masih ada tugas yang harus saya selesaikan"
Sally hanya mengangguk. Ia melangkah memasuki ruangan serba putih itu.
Dulunya ruangan itu adalah ruangan kerja mamanya. Tata ruang dan Design di ruangan ini adalah pilihan mamanya. Setiap sepulang sekolah dulu Sally selalu mengujungi mamanya ke sini walaupun hanya sekedar menyapa lalu pulang.
Sejak dulu Sally sangat jarang memasuki ruangan kerja papanya karena papanya selalu berkata sibuk dan tidak bisa di ganggu."Untuk apa ada ruanganku? Aku bahkan tidak pernah menggunakannya," gumam Sally sambil berjalan menuju meja kerjanya.
Mata Sally tertuju pada sebuah foto dia dan keluarganya saat masih kecil dulu. Figura foto itu berdiri kokoh di atas meja.
Terlihat senyum bahagia Sally sambil mengenggam tali sebuah balon, dan raut cemberut Drian karena tidak diizinkan membeli balon serupa dengan Sally, sebenaranya saat itu Sally membeli balon bergambar barbie dan Drian juga mengingkannya. Spontan saja langsung mendapat penolakan dari papanya.
Sally tersenyum kecil mengingat kepingan memori itu, namun tiba-tiba saja ia kembali sedih mengingat kehangatan keluarganya dulu.
"Huh, untuk apa ada foto ini? Membuatku sakit hati saja," kata Sally yang langsung menyimpan foto tersebut di dalam laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Famous?
ChickLitHidup seperti kebanyakan orang adalah keinginannya. Rosally Rachel Clarynton. Nama Indah dengan wajah rupawan. Hidup sempurna. Membuat semua orang iri padanya, namun hal ini membuat Sally benci dengan kondisinya itu, ia seperti tidak dapat ber...