Mata Sally perlahan terbuka. Ia menyipitkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke kedua bola mata cokelatnya.
Sally meneggakkan tubuhnya perlahan. Dimana ini? Sally mulai melangkah berjalan ke luar kamar meskipun dengan langkah yang sedikit diseret.
"Permisi! Siapa di sini?" tanya Sally dengan sedikit keras.
Setelah melihat sekitarnya, Sally menyadari jika dia sedang berada di sebuah apartemen. Kakinya berjalan lambat menuju sebuah pintu di dekatnya.
Krek!
Pintu itu di bukanya perlahan. Besar harapannya jika pintu ini dapat membawanya ke luar dari tempat asing ini, tapi yang ia dapatkan hanya rasa kecewa karena pintu ini ternyata menghubungkan ke balkon.
Sally melangkah keluar dan spontan saja menutup mulutnya dengan cepat saat melihat ke bawah.
"Ini lantai berapa? Menakutkan sekali! Tempat ini begitu tinggi." Sally berjalan mundur dan kembali masuk ke dalam.
Kini pandanganya menyapu ruangan tersebut. Ia benar-benar tidak dapat menebak dimana ia sekarang ini. Semua terasa asing baginya.
Mungkinkah aku diculik? Untuk disandera? Atau untuk dijual? Agh! Ini benar-benar menakutkan, batin Sally mulai menebak-nebak keberadaanya di sini.
Perasaannya kini benar-benar campur aduk. Ingin rasanya ia berteriak dan menangis disaat yang bersamaan, tapi dia seolah kehilangan segala kemampuannya, tubuhnya seolah kehilangan tenaga hingga ia begitu lemas dan tak berdaya.
Siapa yang dapat bersikap tenang saat tiba-tiba terbangun dan tiba di tempat yang ntah dimana? Itu benar-benar mustahil.
Siapapun tolong aku, batin Sally sambil terduduk lesu.
Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh dari arah depan. Sekilas ia mendengar samar beberapa percakapan, ia juga mendengar suara laki-laki.
Siapa itu? Apakah itu orang yang menculikku tadi? Apa aku sedang diperjualbelikan? Bagaimana jika itu benar? Batin Sally cemas sambil menggigit jari kelingkingnya.
Fyi, Sally memang mempunyai kebiasaan yang bisa dibilang sedikit 'aneh'. Saat dia merasa cemas dan ketakutan maka spontan saja ia menggigit jari kelingkingnya. Tidak peduli itu di tempat umum atau bukan.
Setelah percakapan itu selesai Sally langsung mengambil benda di dekatnya yang bisa ia jadikan alat perlindungan diri, Sekaligus untuk melawan orang yang dia sendiri tidak tahu siapa itu.
Sally mencari posisi pas untuk melakukan perlawanannya.
"1 ... 2 ... 3!!"
Sally langsung melayangkan pukulannya berkali-kali pada orang tersebut yang sontak membuat orang itu jatuh pingsan.
"Rasakan itu!"
Tunggu dulu, wajahnya terlihat tidak asing. Sally langsung terdiam saat menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan orang yang baru saja dipukulinya itu.
Sepersekian detik kemudain Sally langsung menyadari siapa yang baru ia pukul itu.
"Nina?!!" teriak Sally dan langsung mendekati Nina ia terbaring pingsan.
"Bagaimana bisa tiba-tiba kau yang ada di sana, aku sangat yakin mendengar suara laki-laki tadi," sesal Sally dan langsung membopong Nina ke sofa.
"Apa yang harus kulakukan?" Sally mondar-mandir sambil terus menggigit jarinya.
Dia mencoba berpikir sejenak. "Aha! Benar! Batu es!" kata Sally sambil menjetikkan jarinya.
Dia berjalan menuju dapur. "Wah! Dapur ini cukup bagus untuk tempat seperti ini, sebenarnya di mana ini?" pikir Sally. "Ya ampun Sally! Kau harus mengambil batu es nya." Sally hampir lupa tujuannya ke dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Famous?
ChickLitHidup seperti kebanyakan orang adalah keinginannya. Rosally Rachel Clarynton. Nama Indah dengan wajah rupawan. Hidup sempurna. Membuat semua orang iri padanya, namun hal ini membuat Sally benci dengan kondisinya itu, ia seperti tidak dapat ber...