Lembar Keenam

60 7 0
                                    

Cinta sia-sia ini sangat menyakiti hatiku. Dari siang sampai malam hanya ada kau dipikiranku. Menjadi sangat menyedihkan dan bodoh. Apa yang harus kulakukan?

Pagi sekali sebelum matahari terbit, Dion sudah bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ia sengaja memesan makanan kemarin sore untuk dibuatnya sarapan. setelah semuanya siap, ia turun dan menunggu Chahya keluar. Tak disangka seseorang juga tengah menunggu seseorang di dekat pagar. Seorang gadis.

“Chahya cepat turun, bantu ibu” teriak Ani. Chahya yang dari tadi duduk dikursi bambu disamping kamarnya, segera turun. Ia selalu menunggu Ani memanggilnya untuk turun. Dengan segera ia berlari menuruni tangga. Tak butuh waktu lama baginya untuk segera sampai didapur.

“nak tolong buka tudung saji itu” pinta Ani. Chahya segera melaksanakan perintahnya. Membuka tudung saji. Agak aneh rasanya, menemukan bukan makanan yang ditemukan dibawah tudung saji, melainkan sebuah kotak berukuran sedang berwarna putih.

“bukalah kotak itu ,nak”
Chahya segera membuka kotak tersebut. Sebuah Smartphone berwarna putih dengan Chasing berwarna emas terbungkus rapi didalam sana. Chahya sedikit kebingungan melihatnya.

“itu untukmu, nak. Tenggorokan ibu sakit jika harus terus menerus memanggilmu untuk turun setiap harinya. Bayangkan sehari dua kali, dikalikan tigapuluh hari dikali dua belas bulan, berapa kali ibu harus terus berteriak? Jadi ibu putuskan untuk beliin hp, biar kalo mau manggil kamu tinggal sms ato telpon. Jadi gak perlu teriak-teriak kaya biasanya” jelas Ani. Chahya tampak masih ragu mengambil smartphone tersebut.

“tenang, itu gratis, kok. Asal gak bilang-bilang aja” pinta Ani, terbesit perasaan lega dihati  Chahya. Sembari memasukkan kotak putih tersebut, iapun berterima kasih. Ia lantas membuatkan susu untuk Yuvron dan membantu menyiapkan sarapan seperti biasa.

“o, iya, nak! Tolong bangunin Yuvron lagi yah! Kayanya kalo kamu yang bangunin dia bakal bangun pagi deh” pinta Ani. Chahya mengangguk lalu pergi.

Tangan Chahya baru akan menyentuh daun pintu, Yuvron sudah keluar kamar dengan rapi. Melihat hal tersebut Chahya lantas membalikkan badannya.

“tunggu!” pinta Yuvron. Chahyapun membalikkan badannya.

“jalannya barengan dong~” pintanya manja. Chahya menarik nafas dalam lalu mengangguk. Sekilas tergambar seulas senyum diwajah Yuvron. Merekapun berjalan beriringan.

Nugroho yang baru keluar kamar melihat kejadian aneh yang terjadi pada anaknya itu merasa tak percaya. Ia berulang kali mengerjapkan matanya, demi melihat kenyataan yang seolah khayalan ini. Begitu pula Ani. Beliau yang tengah mengelap beberapa piringpun sampai takjub melihat perubahan anaknya itu.

“ayo, nak sarapan bareng, baru jam segini juga, kan?” ujar Ani mempersilahkan. Semua duduk dimeja makan.

“kamu udah dapet smartphone dari Mama, kan?” tanya Yuvron membuka obrolan yang terasa canggung. Chahya mengangguk kecil sambil menggigit selembar roti.

“bawa sini, coba liat!” pinta Yuvron. Chahya-pun mengeluarkan kotak putih tersebut. Yuvron langsung menyambar kotak terebut dan membukanya. Seluruh pandangan memperhatikan Yuvron yang tengah sibuk dengan smartphone baru Chahya. Ia juga mengeluarkan smartphone-nya. Setelah beberapa saat mengotak-atik milik Chahya. ia beralih memainkan smartphone-nya.
“Chahya, lihat kemari” pinta Yuvron. Sesaat setelah Chahya menengokkan wajahnya, suara kamera berbunyi membuyarkan acara sarapan yang tenang. Sambil senyum-senyum kecil Yuvron kembali mengotak-atik kedua smartphone baru itu.

“nih, gantungannya sama, kan? Lihat, yah~ kalo gantungan in berdekatan maka keduanya bakalan nyala. Tuh, nyala, kan?” jelas Yuvron senang.

Kedua orang tua Yuvron saling bicara lewat pandangan. Chahya yang mengerti pembicaraan itu sedikit merasa canggung.

“buruan sarapannya, keburu telat loh” ajak Yuvron setelah menyeruput segelas susu.

“Ma, siapa yang buatin susu Yuvron, rasanya pas kaya kesukaan Yuvron” tambahnya.

“yang buatin tiap hari sama, kok” jawab Ani.

“tuh, orangnya disamping kamu” lanjut Ani. Yuvron yang mendengar hal tersebut berubah menjadi canggung.

Setelah sarapan berakhir, mereka lantas berpamitan dan meninggalkan meja makan.

“tuh, kan, Pa. Apa Mama bilang, mereka itu cocok. Setelah Mama nyuruh Chahya bangunin Yuvron kemaren kelakuannya sedikit berubah. Kenapa gak dari dulu aja, yah?” Ani tampak sedikit senang. Nugroho hanya geleng kepala melihat tingkah istrinya itu.

Sementara itu, tepat saat Yuvron dan Chahya keluar, Dion yang sedari pagi sudah menunggu merasa sedikit terkejut melihat keduanya keluar secara bersamaan. Tak seorangpun mengeluarkan kata-kata, suasana saat itu tiba-tiba berubah canggung. Sampai Mona keluar dan langsung menghampiri Dion.

“Dion, udah lama yah nunggunya?“ ujarnya genit membuyarkan kecanggungan yang terjadi.

“berangkat bareng, yuk?” tambahnya.

“oh, ok, yuk” jawab Dion. Entah mengapa melihat Chahya bersama Yuvron dadanya tiba-tiba sesak.

Mereka memang baru dekat beberapa hari. Tapi Dion merasa sesuatu tengah membakar hatinya. Ia sadar mungkin perasaan yang dimilikinya hanya sekedar kagum belaka. Namun, entah mengapa perasaannya jadi berkecamuk seperti sekarang. Dilangkahkannya kakinya keluar pagar.

“ayo! Gue gak bakalan ngebut kaya kemaren, kok nih” ujar Yuvron sambil menyodorkan helm merah. Chahya menerimanya.

Dalam pikirannya ia tak perlu merasa canggung seperti tadi untuk yang kedua kalinya. Kini perasaannya mulai tertata kembali. Sekilas bayangan Vans muncul dibalik celah bangunan dan menghilang. Ia sadar sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang menegangkan.

Tak lama, ia dan Yuvron-pun melaju meninggalkan pagar kos pagar putih.

“dalam smartphone itu baru ada nomorku sama nomornya Mama. Elo boleh kok nambahin kontaknya. Pokoknya gak boleh ganti wallpapernya, ok?”

“ok” keduanya mulai tenggelam dalam pembicaraan panjang.

Lebih tepatnya bila Yuvron-lah yang panjang lebar bercerita sedangkan Chahya hanya menimpal seperlunya. Baginya 2 atau 3 kata cukup untuk menjawab pertanyaan Yuvron.

****
H

ay guys, terimakasih sudah membaca sampai eps ini...
Cerita kali ini Yuvron agak baper ya hehe
Jan lupa vote ya,

Jangan lupa bahagia
Thx 😁

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang