Lembar Kesepuluh

22 2 0
                                    

Mengenang masa lalu bukanlah suatu hal yang mudah, terutama jika masalalumu adalah kenangan pahit yang ingin kau lupakan. Apa dayamu semua ingatan masalalu itu tetap akan terpatri cantik dipikiranmu.

Flashback on

“anak-anak! Cepat turun! Ini hari pertama kalian masuk ke sekolah senior! Jangan sampai terlambat!” teriak Joaquinn.

Tangannya masih sibuk menata makanan. Dibantu beberapa robot Zicco tentunya.

Tak lama kemudian, Chahya turun dengan seragam sekolah yang dilengkapi jubah hitam – pakaian wajib planet tersebut – terlihat cantik dipadukan dengan rambut ekor kudanya.

Disusul Vans yang turun sembari kesulitan mengancingkan kancing lengannya.

Chahya yang mengetahui hal tersebut langsung berhenti dan membenarkan kancing tersebut.

Joaquinn hanya menatap mereka sambil tersenyum dan berdeham kecil. Sontak keduanya langsung turun dengan wajah bersemu malu.

“kenapa ayah kalian belum juga turun?”

Terdengar suara tawa yang hangat dari balik sebuah pintu dekat ruang keluarga.

Sejenak kemudian Zicco dan Kriss keluar dari pintu tersebut. Sontak seluruh pandangan jatuh pada mereka berdua.

Sebuah tawa pecah diantara mereka mengantarkan pada sebuah pagi yang indah.

Menemani mereka kesebuah awal yang baru. Meninggalkan semua kesedihan yang lampau. Akankah cerita baru menanti mereka?

****

“hei! Bukankah kau si anak penghianat itu?” ujar seorang gadis dibelakang Chahya sambil melempar sebuah buku kepunggungnya.

Segera Chahya berhenti dan berbalik. Memungut buku bergambar sebuah lubang hitam besar yang dikelilingi titik-titik cahaya kecil diujung sudutnya tertulis nama ayahnya yang sudah dicoret tinta merah bertuliskan “penghianat”.

“apa aku ada salah padamu?” ujar Chahya sambil mendorong gadis itu jatuh.

“Aawh! Bahkan anaknya juga pandai menyiksa seseorang” rintihnya sembari memegang sikunya yang sedikit lecet.

Semua pandangan mengarah pada Chahya. Mereka semua menatap tajam kearahnya.

Seperti sebuah hujaman pisau, perasaannya jadi tak nyaman.

“dasar anak penghianat” seseorang dari balik kerumunan tiba-tiba muncul dan mendorong jatuh Chahya.

Membuatnya tersungkur kelantai. Mendapati dirinya  diperlakukan demikian Chahya tak terima. Segera ia berdiri dan mendorongnya.

Saling dorong dan adu mulut tak terelakkan. Vans yang sedari tadi entah ada dimana muncul tepat saat anak itu hendak mendaratkan sebuah pukulan keras diwajah Chahya.

Berbekal ilmu bela diri yang diajarkan Zicco dan Kriss ia menyambar kerah jubah anak tersebut.

Dengan berani ia menghajar anak laki-laki itu. Perkelahian terjadi diantara keduanya. Petugas keamanan sekolah datang  meringkus mereka.

Keempatnya dibawa menuju ruang kepala sekolah. Mereka saling menatap tajam tak mau kalah.

Sangat terasa kebencian diantara mereka. Dengan kasar petugas keamanan membawa mereka pergi.

Disaksikan seluruh murid yang ada disana.

****

“hei! Apa yang sedang kau lamunkan? Masa depan kita, ya?” ujar Vans membuyarkan lamunan Chahya.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang