Kotak itu

22 2 2
                                    

"ini kau kan?"

Pria itu menunjuk hologram dihadapannya.

Chahya mendekat.

Ia mengerjap beberapa kali.

"ini benar aku waktu kecil" jawabnya.

"Louis punya putri yang sangat cantik. Pasti sudah sangat lama bukan?"

Chahya mengangguk. Matanya masih menatap hologram dirinya saat kecil.

"tapi, bagaimana bisa?" ujarnya ketika tersadar akan sesuatu.

Pria tadi menoleh kearah Chahya ia terkekeh pelan.

"ehm.. Ngomong-ngomong, aku belum memperkenalkan diriku dengan benar" ujarnya canggung. Pria itu menjulurkan tangannya pada Chahya.

"panggil aku Sam, tapi ketika diatas nanti, jangan lupa tambahkan kata 'kakek' didepan namaku ya!"

Chahya tersenyum, ia menyambut tangan Sam.

"Sam, jadi bagaimana kau...." Chahya menggantungkan kalimatnya.

Sam mengerti, lalu mengangguk paham.

"dulu saat aku masih seusiamu, aku senang menatap langit. Setiap malam kuhabiskan untuk melihat bintang. Kenapa aku tidak tidur? Karena tak ada yang menyuruhku tidur, orang tuaku sudah lama meninggal. Hingga suatu malam aku melihat bintang jatuh.

Kata orang jika kau bisa menangkap bintang jatuh, kau bisa dapat 3 permintaan. Jadi aku putuskan untuk mengejarnya.

Bintang itu terus berjalan kearah selatan, dekat tebing. Orang orang bilang bintang itu kecil, tapi yang kulihat bintang itu seukuran mobil.

Aku terus mengejar bintang itu hingga ujung tebing, tanpa pikir panjang aku melompat kearah bintang jatuh itu dan byuuurr! Air dimana mana, aku kesulitan bernafas.

Tiba tiba saja saat aku terbangun, aku sudah berada dibawah pohon kelapa. Aku melihat seseorang sedang membakar ikan, kau tau lah siapa orang itu.

Aku bangun dan mendekat. Orang itu tersenyum kearahku, ia melambai memintaku duduk didekatnya. Saat itu aku tidak mengerti setiap ucapannya tapi entah kenapa aku paham.

Aku yang lapar langsung menyambar ikan hasil bakarannya. Rasanya sangaaaat lezat.

Sejak saat itu aku terus mengikutinya. Ia tak pernah risih dengan kehadiranku.

Ia orang yang baik. Hingga akhirnya dia memanggilku Sam, yups, namaku sebenarnya bukan Sam, kata orang namaku Ken tapi aku senanh dipanggil Sam. Sejak saat itu saat orang bertanya nama, aku akan menjawab 'namaku adalah Sam'

Kami hidup berdua, ia bahkan menyekolahkanku, entah darimana ia dapat semua uang itu, awalnya kupikir ia adalah orang kaya.

Hingga suatu hari, ia menyuruhku memanggilnya Louis. Yah, aku tau aku memang aneh, selama bertahun tahun aku tak tahu nama orang yang sangat berjasa padaku.

Saat aku duduk dibangku kuliah, saat itulah aku sadar, ia tak berubah sejak saat kita bertemu. Masih Louis yang sama, tak menua, berkeriput dan lain lain. Ia masih seperti seseorang berumur 30 tahunan.

Saat kami jalan bersama, orang orang mengira kami adalah saudara. Aku tak pernah  bagaimana itu bisa terjadi padanya.

Hingga suatu malam, saat aku terjaga karena tugas kuliah yang menumpuk, aku mencari Louis dikamarnya, namun tidak ada, aku mendengar suara benda benda dari arah gudang. Jadi aku kesana.

Saat aku membuka pintunya mataku benar benar membola!

Semua yang ada disana melayang, bahkan ada yang bergerak sedang memperbaiki sesuatu. Louis terkejut, tapi sedetik kemudian ia kembali santai.

ImaginationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang