Aku masih di sini, disudut ruangan cafe. Sedangkan kamu duduk di tengah cafe, bersama dengan orang yang kamu tunggu tadi.
Kamu tidak menatapnya. Sementara dia menatapmu dengan pandangan memohon.
Beberapa saat kemudian, kamu memandangnya lekat, bibirmu melengkung keatas. Tanganmu menjangkau rambutnya, mulai mengacaknya pelan. Kamu dan dia mulai tertawa bersama.
Kamu memanggil pelayan cafe, mengucapkan pesananmu dan dia.
Setelah kepergian pelayan cafe, kamu dan dia mulai berbincang-bincang, tertawa bersama(lagi).
Melihat tawamu, aku sadar. Tawa itu jarang hadir diakhir hubungan kita dulu.
Aku iri dengannya yang bisa tertawa bersamamu, apalagi melihat tawanya hanya untuknya.
Kamu dan dia. Sulit untukku mengatakan kalian.
Sepertinya, aku akan mulai terbiasa dengan kata itu. Untuk menyebut kamu dan dia.
Mungkin juga tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
Short Story¡. Baca saat kamu merasa sulit untuk melupakan segala kenangan dengannya, juga dengan dirinya. Bahkan ketika aku melihatmu bersama perempuan lain, aku masih dan tetap mencintaimu.