Segera aku masukkan benda persegi panjang itu kembali kedalam saku rok.
Karena bel sudah berbunyi ditambah lagi dengan teman sekelasku yang pontang-panting masuk ke dalam kelas.
Aku yakin, guru sejarah yang killer bukan main sudah berjalan ke arah sini.
Tak sampai semenit, ruang kelas sudah hening. Semua sudah duduk di tempatnya masing-masing dengan sangat rapi.
Detik berikutnya, tampak seorang wanita yang sudah berumur. Dengan sasak yang rapi, ditambah pula alis cetarnya itu. Aku jadi teringat kamu.
Kamu pernah cerita kalo guru sejarah yang super duper killer ini pernah masuk kedalam kelas kamu dengan tidak memakai make up.
Jadilah tampak alisnya yang tipis, malah bisa dibilang tidak ada.
Dengan mendengarkan kamu bercerita saja, aku sudah bisa membayangkannya.
Kita berakhir dengan tertawa cekikikan sampai tidak bisa berhenti.
Kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck
Short Story¡. Baca saat kamu merasa sulit untuk melupakan segala kenangan dengannya, juga dengan dirinya. Bahkan ketika aku melihatmu bersama perempuan lain, aku masih dan tetap mencintaimu.