Allah yang Maha Agung bercerita dalam Kitab Agung al-Quran:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu (yang sempurna imannya) ialah mereka yang apabila disebut nama Allah (dan sifat-sifat-Nya) gementarlah hati mereka; dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menjadikan mereka bertambah iman, dan kepada Tuhan mereka jualah mereka berserah." (Surah al-Anfal 8: ayat 2)
Nabi Nuh ialah seorang Nabi dan Rasul yang Allah berkatinya dengan ajaran menyembah Tuhan Yang Esa, seorang Mukmin atau Islam. Dengan suruhan Allah, baginda mendatangi kaumnya, dan mengajak agar tinggalkan sembahan berhala dan semua perbuatan zalim mereka.
Kaum Nabi Nuh adalah umat manusia yang pertama kali musyrik kepada Allah, dan mengambil sekutu-sekutu untuk Allah. Justeru Nabi Nuh adalah Rasul yang pertama diutus Allah kepada penghuni bumi untuk membetulkan salah faham serta sembahan berhala itu.
"Tidakkah mereka memerhati dan memikirkan berapa banyak umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (umat-umat itu) telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi (dengan kekuasaan dan kemewahan) yang tidak Kami berikan kepada kamu, dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan lebatnya, dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka dengan sebab dosa mereka, dan Kami ciptakan sesudah mereka, umat yang lain?" (Surah al-An'am, ayat 6)
"(Allah berfirman): Kami pun menghantarkan kepada mereka taufan, dan belalang, dan kutu, dan katak, dan darah, sebagai tanda-tanda dan bukti yang jelas nyata, maka mereka juga tetap berlaku sombong takbur dan menjadi kaum yang menderhaka." (Surah al-A'raf 6: ayat 133)
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nabi Nuh kepada kaumnya, maka tinggalah ia dalam kalangan mereka selama sembilan ratus lima puluh tahun; akhirnya mereka dibinasakan oleh taufan sedang mereka berkeadaan zalim (dengan kufur derhaka)." (Surah al-'Ankabut 29: ayat 14)
"Disebabkan dosa-dosa dan kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan (dengan banjir dan taufan), kemudian (pada hari akhirat) dimasukkan ke dalam neraka; maka mereka tidak akan beroleh sebarang penolong yang lain dari Allah (yang dapat memberikan pertolongan)." (Surah Nuh 71: ayat 25)
"Dan (demikian juga) kaum Nabi Nuh, ketika mereka mendustakan Rasul-rasul Kami, Kami tenggelamkan mereka, dan Kami jadikan mereka satu tanda (yang menjadi contoh) bagi umat manusia; dan Kami sediakan bagi sesiapa yang zalim; azab seksa yang tidak terperi sakitnya." (Surah al-Furqan 25: ayat 37)
"Dan kaum Nabi Nuh sebelum itu (telah juga dibinasakan). Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang sangat zalim dan sangat melampaui batas." (Surah an-Najm 53: ayat 52)
"(Mereka semua naik) dan bahtera itupun bergerak laju membawa mereka dalam ombak yang seperti gunung-ganang, dan (sebelum itu) Nabi Nuh memanggil anaknya, yang sedang berada di tempat yang terpisah daripadanya: 'Wahai anakku, naiklah bersama-sama kami, dan janganlah engkau tinggal dengan orang-orang yang kafir.'
"Anaknya menjawab, 'Aku akan pergi berlindung ke sebuah gunung yang dapat menyelamatkan aku daripada ditenggelamkan oleh air.' Nabi Nuh berkata, 'Hari ini tidak ada sesuatupun yang akan dapat melindungi dari azab Allah, kecuali orang yang dikasihani oleh-Nya.' Dan dengan serta-merta ombak itu pun memisahkan antara keduanya, lalu menjadilah ia (anak yang derhaka itu) dari orang-orang yang ditenggelamkan oleh taufan." (Surah Hud 11, ayat 42 - 43)
Al-Quran bercerita, alim ulama mengkaji, manusia Islam dan kafir meneroka. Kebesaran Allah dan ilmu-Nya akan diberikan kepada sesiapa yang dikehendaki.
"Dan berapa banyak kaum-kaum (yang ingkar) yang terdahulu daripada orang-orang musyrik Makkah itu Kami telah binasakan. Kaum-kaum itu lebih kekuatannya (dan kehandalannya) daripada mereka, lalu kaum-kaum itu keluar mencari perlindungan di merata-rata negeri. (Meskipun demikian keadaannya) dapatkah (mereka) menyelamatkan diri?" (Surah Qaf 50: ayat 36)
Sang buana pun berbicara, "Kutip, isih, tulis, baca, telaaah, sebar dan amalkan. Itulah suruhan al-Quran. Sungguh, hikmah itu milik Mukmin yang tercicir."
**********
Sepuluh abad berlalu sejak mangkatnya Nabi Adam. Muncul orang-orang soleh yang membawa ajaran Nabi Adam dan Nabi Idris, alim ulama yang mengajak menyembah Allah semata-mata. Setelah beberapa lama, mereka meninggal dunia.
Iblis dan syaitan memain peranan, mengambil kesempatan yang terluang.
"Wahai para penduduk yang dihormati! Orang-orang alim kalian sudah mati. Kini tiada lagi pembawa petunjuk untuk kalian. Sudah agak lama situasi ini berlanjutan. Maka aku sarankan kepada kalian agar dirikan suatu bentuk binaan bagi mengingati mereka itu," kata syaitan yang menjelma sebagai manusia di kalangan mereka.
Seorang ketua komuniti bertanya, "Di manakah kami mahu bina bangunan itu?"
"Kamu dirikan binaan di lokasi tempat duduk orang-orang alim itu. Namakan sesuai dengan nama-nama mereka yang sudah banyak jasa kepada kalian."
Tidak berapa lama selepas itu, penduduk negeri membuat ujana dan bisikan syaitan. Mereka menghormati mantan orang-orang alim yang mengajar agar terus menyembah Allah, Tuhan Yang Esa.
Masa terus bergulir dalam ruang lingkup takdir Ilahi. Maka setelah sekian lama, orang-orang tukang ukir bangunan dan patung peringatan dari batu itu turut meninggal dunia.
Kumpulan pengikut orang-orang soleh yang ramai itu turut kembali kepada kejadian asal, memasuki tanah kerana meninggal dunia juga. Sinar agama langit semakin pudar. Timbul ajaran-ajaran baharu hasil bisikan syaitan yang tidak jemu-jemu berbisik dan menghasut.
Muncul generasi baharu. Terjadi musibah di sekitar wilayah mereka.
Iblis berbisik, "Kalau kalian bersedia menyembah mereka, nescaya hujan akan turun dengan lebatnya dan akan suburkan tanaman serta ternakan kalian."
Terjadilah sembahan terhadap patung-patung tidak bernyawa. Subur ritual-ritual hitam berupa sembahan makanan dan ternakan kepada patung-patung mantan orang-orang soleh itu.
Sang Iblis dan tenteranya bersorak gegak gempita.
Kumpulan manusia pertama yang paling buruk kelakuannya di hadapan Allah yang pernah menghuni planet Bumi semakin berkembang dari setahun ke setahun.

ANDA SEDANG MEMBACA
NAKHODA AGUNG
Ficción histórica"Sesungguhnya Kami utus Nuh kepada kaumnya (dengan berfirman): 'Berikanlah peringatan kepada kaummu sebelum mereka didatangi azab yang pedih'." (Surah Nuh ayat 1) Muncul ajaran-ajaran baharu hasil bisikan syaitan yang tidak jemu-jemu menghasut...