Deva terbangun di suatu ruangan. "(ini di mana?)" Deva sambil melihat sekeliling dan melihat kertas yang tertempel di salah satu pintu dan mendekatinya.
Jika kau membaca ini berarti kau sudah bangun bukan?-
"(belom lagi tidur berjalan! Pertanyaan aneh banget! Siapa sih yang buat nih pertanyaan? Emangnya orang yang lagi tidur bisa baca ini? Aneh...)"
-di balik pintu ini adalah kamar mandi. Setelah itu keluarlah dan bergabunglah di meja makan.
itu kata-kata yang ada di kertas yang di tempel di pintu itu.
.
.
"Ah... kau sudah bangun? Pagi juga." Kata Leo saat Deva sudah di ruang makan."Nggak lagi mati suri." kata Deva dingin.
"Heh? Mati suri?" Tanya Leo kaget
"Eh nggak! Amit-amit!" kata Deva sambil memukul-mukul meja dan dahinya berganti-gantian dengan kepalan tangannya.
"Selamat pagi." Kata Hayate sambil menguap.
"Pagi." Jawab Deva singkat.
"Selat pagi Hayate, bagaimana tidurmu?" Tanya Leo sambil tersenyum.
"Nyenyak. Deva, apakah kau sudah tidak apa-apa?" Tanya Hayate sambil berjalan ke arah Deva kawatir.
"Kenapa kau peduli?" Tanya Deva datar.
"Eh! Itu...."
"Deva!"
"Hahahahaha! maaf maaf, aku hanya bercanda. Aku sudah lebih baik atau bisa dibilang sangat baik dari pada kemarin terimakasih." kata Deva sambil tersenyum lebar.
"Hah, kukira kau sungguhan." Kata Leo.
"Tenang-tenang. Sebenarnya aku bukan orang yang begitu kok, hahahaha."
"Lalu kenapa kau bersikap dingin dan cuek beberapa hari?" Tanya Hayate bingung.
"Hmm, ada sesuatu yang aku rahasiakan. Dan pastinya kau akan tahu cepat atau lambat." kata Deva penuh teka-teki yang membuat Hayate diam berpikir apa arti perkataan Deva.
"Selamat pagi!" Seru Chloe tiba-tiba.
"Ini bukan pagi lagi, menjelang siang" kata Deva dingin.
"Tapi suasananya seperti pagi. Dingin." kata Edward sambil mengusap-usap lengannya yang sebenarnya menuju ke Deva.
"Kok kalian bersamaan?" Tanya Hayate bingung.
"Tidak tau. Kami bertiga keluarnya bersamaan." kata Shafira yang juga bingung.
"Kalau begitu ayo kita lanjutkan perjalanannya." kata Leo.
Mereka berenam melanjutkan perjalanan dan semua pertarungan bisa mereka atasi. Beberapa hari setelah itu, pada sore harinya.
"Huah! aku capek sekali." Kata Edward sambil meregangkan tangannya ke atas.
"Semangatlah!" Kata Hayate sambil terkekeh pelan.
"Khu khu khu, apa kata-kata itu berasal dari hatimu?" Sebuah suara berasal dari belakang, spontan saja semuanya berbalik dan dilihatlah sebuah burung hantu berwarna biru gelap di ranting pohon.
"Apakah yang berbicara tadi itu kamu?" Tanya Chloe.
"Khu khu khu, benar sekali gadis muda." Kata burung hantu sambil menutupi paruhnya dengan sayapnya.
"Apa maksudmu kata-kataku tidak berasal dari hatiku?" Tanya Hayate kembali ke topik awal bingung.
"Maksudku, apa kau benar-benar menyemangatinya? Bukankah kau membencinya?" Tanya burung hantu sok tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In Magic World book 1
Adventuresebelumnya sudah pernah ku bikin sekitar tahun 2015. tetapi entah mengapa aku memutuskan untuk membuat yang baru agar para pembaca bisa menikmati cerita tanpa di privat. . . beberapa anak terlah terpilih sesuai dengan ramalan yang sudah di be...