Big Robot

1.3K 122 3
                                    

Semuanya telah siaga dan sudah mengambil kuda-kuda untuk menyerang.

"Eh? Ini perasaanku saja atau bagaimana.... rasanya banyangannya makin kecil," kata Chloe yang tengah bersiaga.

"Iya kau betul," kata Shafira.

"Iya... aneh," kata Deva.

Saat banyangan itu sudah mulai dekat.

Cit cit cit...

Banyak tikus putih datang dari belakang orang itu.

"Kyaaaaa!" Jerit Chloe dan Shafira barengan.

"Tikus!"

Oke umum kalau cewek takut yang seperti itu... kita lihat Deva. Deva sedang melihat tikus-tikus putih yang berlarian.

"Kau tidak takut Deva?" Tanya Leo.

Deva hanya menggeleng. Sementara itu bunda Deva juga tidak takut dan responnya sama seperti Deva.

"Ini hanyalah permulaan," kata orang itu. Tiba-tiba tikus-tikus melingkari Deva, ada beberapa yang lain melingkari Hayate, beberapa tikus yang lain ada juga yang ngelingkarin Edward dan yang lainnya, Chloe dan Shafira melihat tikus-tikus itu geli.

Setelah serempak melingkari satu per satu orang. Tikus-tikus itu juga serempak bercahaya dan menjadi robot yang siap melawan para 'penyihir putih'. Deva melawan para robot-robot itu dengan jurus-jurus karatenya. Karena para robot itu kurus dan sepertinya mudah retak.

tiba-tiba ada yang mengunci kedua tangan Deva di belakang punggungnya. Membuatnya tak bisa menggerakkan tangannya. Deva mencoba berbagai cara. Akhirnya bisa melepaskan tangannya dari robot itu. Tapi anehnya robot yang mengunci kedua tangan Deva pergi dari Deva. Deva melihatnya bingung tetapi saat Deva melihatnya lebih teliti lagi dia melihat sesusatu yang bercahaya hijau di tangan robot itu. Refleks dia melihat tangannya. Kosong?!

Saat Deva melihat robot yang tadi lagi, ternyata robot itu sudah mendekati robot yang lebih besar lagi. Dan lebih berbahaya-nya robot itu sudah menyala! nggak nggak bercanda. Yang paling berbahaya-nya cincin Devalah yang menjadi sumber tenaganya.

Deva langsung mengambil ancang-ancang lari menuju robot besar itu tetapi Deva merasa ada yang menariknya dari belakang. Deva membiarkan dirinya tertarik sampai ke dalam gua.

"What can we do now?(artinya Apa yang bisa kita lakukan sekarang?)" Tanya Edward dalam bahasa inggris.

" Vous ne savez pas," kata Shafira sambil menggeleng-geleng (artinya aku tidak tahu (google translet :p)).

Deva juga menggeleng-geleng nggak ngerti apa yang dikatakan Shafira.

"Deva can you think some thing? (Deva bisa kau pikirkan sesuatu?)" Tanya Edward.

"I.... don't know.... (Aku.... tidak tau....)," kata Deva sambil memikirkan rencana.

"What?! (Apa?!)"

"Ojitsukute! (tenanglah! mungkin :D)" Kata Hayate menenangkan.

"Can you be quiet please? (Artinya Bisakah kamu diam?)" Tanya Deva.

"WHAT IF I CAN'T?! Now we haven't way out! (Artinya BAGAIMANA JIKA AKU TIDAK BISA?! Kita tidak punya jalan keluar/ tidak bisa kabur)," Kata Edward dengan nada sedikit ditinggikan (kalau terjemahan/ tulisannya salah maafkan saya ya... T.T ).

"URUSAI!" Bentak Deva sambil menghentakkan kakinya.

Seketika itu suasana menjadi hening.

"Ano.... Deva...?"

"Eh!" Deva yang baru sadar apa yang tadi ia bicarakan langsung berbalik dan jongkok sambil memeluk lututnya. "Nih mulut aneh dah... maunya ngomong bahasa Inggris bisa nyasar ke Jepang aneh amat dah nih kepala juga.... hedeh...." gerutu Deva sambil memukul-mukul mulutnya sendiri.

Leo menepuk pundak Deva dan berbicara kepada Deva.

Deva hanya menggelang karena ia sama sekali tak mengerti apa yang Loe katakan, "Tidak mengerti," kata Deva.

Leo berbalik berbicara kepada Edward.

"He say, he can hear what are you talking. And people in magic world can know many language in our world,(artinya Dia bilang, dia tau apa yang engkau bicarakan. Dan semua orang di dunia sihir mengerti banyak bahasa di dunia kita)" jelas Edward.

Leo berbicara dengan Edward lagi. "Oh... sorry... all language in our word, (artinya oh... maaf... semua bahasa di dunia)" ralat Edward.

"Keren.... jadi kalau aku bicara pakai bahasa indonesia bisa tau dong?!" Tanya Deva ke Leo.

Leo hanya mengguk sebagai jawaban.

"Kalo aku ngomong rada jowo ngeti ndak?" Tanya Deva jail dengan logatnya.

Leo hanya melihat Deva tak mengerti.

"Hahahahaha bercanda-bercanda. Kalau begitu, nenek Leo tolong bantu aku," kata Deva semangat.

Leo menatap Deva tajam. Ayah dan bunda deva melongo, Devis hanya tertawa tetapi menutup mulutnya. Sisanya? Cuman ngeliatin bingung. Orang nggak ngerti.

"Hahahaha santai kak Leo... ayo kita mulai rencananya," kata Deva masih semangat.

Adventure In Magic World book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang