Penjara Timur

1.6K 143 5
                                    

"Baik... kami pergi dulu," kata Deva lalu bercipika-cipiki dengan tante Gina.

"Terimakasih sudah dibolehkan menginap," kata Hayate sopan sambil menunduk kecil.

"Kau tak perlu sesopan itu," kata pak Agus sambil menepuk-nepuk punggung Hayate pelan.

"Hati-hati ya. Tidak ada yang ketinggalankan?" tanya tante Gina kawatir.

"Tidak kok sudah saya cek sebelumnya," kata Shafia sopan sambil menunjukan senyum manisnya.

"Ia, aku juga sudah mengeceknya," kata Chloe gembira.

"Aku juga," kata Hayate.

"Sama," kata Edward.

"Aku juga sudah," kata Katryson.

"Aku sudah dong... tante kayak ibu saja," kata Deva jail.

"Tentu saja. Biar tidak kesusahan nantinya," kata tante Gina.

"Baiklah, kami permisi dulu," kata Leo.

"Dadah..." kata Roy sambil melambaikan tangan.

Deva, Hayate, Edward, Shafira, Chloe, Katryson dan Leo juga ikut melambai lalu berbalik melanjutkan perjalanan.

"Sekarang ke penjara timur ya?" Tanya Deva memastikan yang dibalas Leo dengan mengangguk.

"Berapa lama perjalanannya?" Tanya Chloe.

"Hmm... mungkin 2 hari satu malam?" Kata Leo mengira-ngira.

"Hah?! Itu terlalu lama!" Teriak Chloe lemas.

"Tenanglah nanti kalau tidak dipikirkan tidak akan lama kok," hibur Katryson.

"Tul tuh tul!" Kata Deva girang tampa peduli tatapan bingung yang mengarah kepadanya.
.
.
Sesampainya didekat penjara, mereka bersembunyi di bukit dekat penjara tersebut.

"Nah itu dia," kata Leo sambil menunjuk bangunan dengan cat abu-abu.

"(Mungkin tuh bangunan cuman di kasih semen aja ya....)" pikir Deva.

"Wah... bagaimana cara masuk tampa ketahuan kalau semuanya harus masuk dan hanya ada 1 pintu?" Tanya Shafira bingung.

Semuanya sedang berpikir sedangkan Deva tersenyum sinis sambil melihat bangunan serba abu-abu itu.

"Wah... senyum sinis Deva muncul tuh," kata Edward sambil melirik Deva.

"Eh? kenapa tersenyum sinis? Sudah mendapat ide belum?" Tanya Chloe bingung.

"Sudah dong!" Kata Deva dengan mantap.

"Jangan yang aneh-aneh ya..." kata Leo yang menatap Deva curiga.

"Berisik kau nenek Leo! kalian mau tahu atau tidak?!" Tanya Deva yang dibalas anggukab beberapa kali oleh teman-temannya karena penasaran.

"Nah... jadi....."
.
.
Pintu terbuka pelan. Terlihat kepala Deva melihat situasi kiri-kanannya. Lalu ia masuk pelan-pelan. Deva menutup jaketnya sampai atas dan memakai penutup kepalanya.

Deva terus berjalan melewati penjara dan melihat orang-orang atau di dunia itu sebut 'penyihir-penyihir' itu sedang melihatnya bingung. Deva berhenti berjalan dan melihat satu-satunya anak seumurannya yang ada di situ dan mereka berdua saling menatap.

"(seperti pernah melihatnya sebelumnnya..)" pikir mereka bersamaan.

"Oi! Siapa kau?" Tanya seorang penjaga yang tau-tau sudah di belakangnya.

"Eh... saya orang, eh bukan! Nanti dikira orang utan lagi... Saya manusia pak!" kata Deva kaget dan seakan-akan ia adalah murid yang kepergok telat masuk sekolah.

Adventure In Magic World book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang