jessica 'rima' sianida

6 2 0
                                    

Rumah cewek aneh itu sangatlah luas. Kalau saja Nada tidak punya rasa malu, dia akan menganga lebar melihat halaman yang terhampar di depannya setelah mobil yang mereka naiki melewati pagar rumah setinggi lima meter.

Kedua laki-laki yang sebelumnya berdiri di depan rumah menyambut mereka dengan membukakan pintu mobil dan mengantar mereka masuk ke rumah. Empat orang perempuan berdiri di samping pintu dan tanpa disuruh menerima ukulele, harmonika dan kedua tas mereka untuk diantar ke kamar.

"Terima kasih," ujar Nada lirih karena masih didera rasa terkejut.

Cewek aneh itu menepuk tangannya sekali sebelum seorang cowok berpakaian khas koki menghampiri mereka. "Tolong siapkan waffle dan cappucino float untukku dan kakak yang ada di sampingku ini ya."

"Baik, Nona," ujarnya dengan sopan kemudian berjalan menjauh.

"Itu kokimu?"

Cewek itu menggeleng dengan muka nan polos. "Bukan, itu asisten koki. Koki ditugaskan untuk memasak, bukan menerima pesanan."

Entah kenapa, Nada merasa ingin berkata kasar sekarang.

"Kita makan dulu ya, gak apa-apa kan, Kak?" tanya cewek itu sembari berjalan melewati ruang tamu, ruang pajangan, hingga tiba di ruang makan dengan meja panjang di tengahnya. "Aku tidak bisa bermain kalau lapar."

"Tidak masalah," jawab cewek itu mengangkat bahu. "Aku juga lapar."

"Baguslah." Dia tersenyum lebar mendengar balasan Nada.

Mereka berdua duduk berseberangan, dihadapan mereka sudah tersedia piring yang disisinya tersedia sendok, garpu, dan pisau makan. Sebuah serbet terlipat di atas piring dan gelas yang berada di sisi lainnya sudah terisi dengan air hingga Nada menghabiskannya.

"Aku belum tahu siapa namamu," ucap Nada tiba-tiba.

Cewek aneh itu menelengkan kepalanya. "Aku juga belum tahu nama kakak."

Cewek itu langsung mengulurkan tangannya. "Nada Prameswari."

"Aku Jessica Rima," balas cewek itu menerima uluran tangan Nada dengan senang sambil tersenyum lebar.

"Jessica di kasus kopi sianida?" tanya Nada ambigu.

Cewek aneh itu menggeleng. "Aku lebih suka dipanggil Rima."

December Writing Challenge || Sendiri Bersama Nada ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang